Alasan Olahraga di Rumah itu Kurang Greget

Raden Muhammad Wisnu Permana
Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93
Konten dari Pengguna
1 Maret 2022 15:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Deskripsi Olahraga di Rumah (Sumber foto : Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Deskripsi Olahraga di Rumah (Sumber foto : Freepik)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah lebih dari dua tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Seluruh bidang kehidupan umat manusia terpengaruh oleh pandemi ini, tidak terkecuali dunia olahraga sekalipun. Banyak sarana olahraga seperti jogging track, gym, sasana tinju, hingga studio yoga yang terpaksa tutup karena mengikuti kebijakan protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Memang, ada beberapa sarana olahraga yang masih buka dengan menerapkan protokol kesehatan tertentu. Tapi saya pikir, hal tersebut gak efektif sama sekali. Malah bikin rugi pemilik bisnis olahraga maupun personal trainer yang menggantungkan hidupnya dari dunia olahraga.
Selama lebih dari dua tahun, saya pun banyak berolahraga di rumah karena banyak sarana olahraga yang tutup di Kota BAndung. Akhirnya saya hanya latihan di rumah seadanya. Dan saya pikir, sekeras apapun saya olahraga di rumah, tidak akan segreget ketika olahraga di gym atau sarana olahraga lainnya, dan inilah alasannya.
#Fasilitas olahraga yang seadanya
Kebanyakan orang saat ini terpaksa olahraga di rumah hanya melakukan olahraga seadanya dengan beban tubuh sendiri seperti push up, plank, maupun squat. Ada juga melakukan jenis olahraga lainnya seperti yoga atau olahraga angkat beban dengan menggunakan dumbell yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Saya jamin, apapun jenis olahraga yang kita lakukan di rumah, sensasinya betul-betul berbeda. Kualitas dan kuantitas olahraga yang kita lakukan pun tidak sebaik olahraga yang kita lakukan di sarana olahraga sebagaiaman yang kerap kali kita lakukan sebelum pandemi. Untuk mendekati kualitas dan kuantitas olahraga di sarana olahraga ya mau gak mau harus ngemodal punya alat sendiri di rumah, dan hal tersebut gak murah sama sekali.
#Banyak Distraksi ketika Olahraga di Rumah
Oklah, anggap saja kamu cukup mampu untuk membeli treadmill atau punya peralatan gym yang lengkap di rumah kayak Deddy Corbuzier, saya yakin, banyak banget distraksi untuk olahraga di rumah. Di tengah-tengah olahraga pasti ada banyak hambatan seperti dimintai tolong oleh orang tua, atau untuk yang sudah punya anak, tiba-tiba anaknya nangis, ada kurir paket yang mengetuk rumah, jemuran yang harus diangkat, sampai ujug-ujug ada tamu yang mau bertamu.
ADVERTISEMENT
Ini beda banget dengan olahraga di sarana olahraga seperti jogging track atau di gym. Ketika kita olahraga di sarana olahraga, kita sudah menyiapkan waktu khusus untuk olahraga sampai selesai dengan khusyuk karena sudah membayar tiket masuk atau membership bulanannya. Kita juga sudah menyelesaikan segala urusan pekerjaan kita atau menundanya untuk olahraga terlebih dahulu. Kita bisa fokus olahraga karena tidak ada distraksi sama sekali.
#Pengalaman yang Tidak bisa Didapatkan jika Olahraga di Rumah
Anggaplah kita orang kaya yang mampu untuk membeli segala macam peralatan olahraga yang kita butuhkan seperti treadmill atau bahkan punya lapangan basket pribadi di dalam rumah seperti para selebriti , sensasinya tetap aja berbeda dengan sensasi ketika kita lari di Gasibu ataupun ketika kita main basket di Senayan. Kita punya partner yang bisa bikin kita ajak bicara. Kita punya rival yang bisa kita bikin semangat buat olahraga. Olahraga di rumah mau ngobrol sama siapa? Olahraga di rumah mau berkompetisi dengan siapa? Cuma sama diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Seringkali ketika saya olahraga di luar rumah, baik lari di jogging track ataupun angkat beban di gym, orang-orang di sarana olahraga tersebutlah yang bikin saya semangat. Saya semangat untuk lari lebih kencang ketika ada pelari lainnya yang lari lebih kencang. Saya jadi semangat untuk angkat beban lebih berat ketika ada orang yang angkat beban lebih berat dari saya. Olahraga di rumah mana bisa kayak gitu?
Kenapa? Mungkin ini disebabkan karena penyebab saya semangat olahraga bukan karena olahraganya, tapi karena semangat untuk berkompetisi setelah melihat orang-orang yang larinya lebih kencang dari saya, maupun setelah melihat orang-orang yang mengangkat beban lebih berat dari saya. Seringkali saya gak mau kalah sama mereka. Seringkali saya pengen pamer di depan mereka. Meskipun mereka gak pernah nantangin secara langsung pada saya.
ADVERTISEMENT
Sebelum pandemi, saya sering sekali olahraga sendirian di jogging track atau gym. Meskipun olahraga sendirian saya selalu semangat buat olahraga karena semangat untuk berkompetisi setelah melihat orang lain yang lebih baik dari saya. Beda sekali dengan olahraga di rumah. Trust me.
Saya pikir, itulah alasan kenapa olahraga di rumah itu kurang greget dibandingkan dengan olahraga di sarana olahraga. Mudah-mudahan pandemi ini dapat berlalu dengan cepat agar kita semua bisa bebas melakukan aktivitas olahraga sebebas dahulu. Tapi ya, sampai pandemi ini berakhir, sementara ini kita olahraga di rumah dulu aja ya.