Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
GeoStorm: A Double Pack of Armageddon and Jason Bourne Combined!
17 Oktober 2017 22:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
1 minggu yang lalu, saat aku menonton Pengabdi Setan (2017), seperti tulisanku pada tautan berikut ini tentang film tersebut
ADVERTISEMENT
aku menonton trailer Geostorm, beberapa saat sebelum Pengabdi Setan dimulai, sebuah film bertemakan sebuah bencana alam yang mengancam eksistensi umat manusia. Film bertema sama dengan Armageddon, The Day After Tomorrow, dan 2012 dimana bencana alam mengguncang Bumi dan memaksa umat manusia untuk beradaptasi, bertahan dari sebuah seleksi alam. Film ini merupakan perpaduan dari Armagedon (1998) yang dibintangi Bruce Willis berkolaborasi dengan Ben Afflect dan Jason Bourne Franchise yang dibintangi oleh Matt Damon. Mengapa? Akan kujelaskan mengapa! Dan, pada malam ini, aku beruntung dapat menyaksikan film tersebut.
Film dibuka secara naratif oleh suara dari Hannah Lawson, putri dari sang tokoh utama dalam film ini, Jake Lawson (diperankan oleh Gerard Butler), dimana pemanasan global telah mengakibatkan es di Kutub Utara mencair, cuaca ekstrim di berbaga penjuru Bumi. Untuk menghadapi hal tersebut, umat manusia dipimpin oleh Jake Wilson, membuat sebuah inovasi, yaitu sebuah sistem satelit khusus yang bisa mengatur cuaca yang bertujuan untuk mengatur ekosistem dan perubahan cuaca ekstrim tersebut. Sistem satelit tersebut berhasil menyatukan dunia tanpa peduli, hasil karya 17 negara yang tidak mempedulikan berapa biaya yang dikeluarkan, tanpa memandang suku, agama, ras, dan negara mereka berasal, bersatu atas nama kemanusiaan. Dengan nama The Dutch Boy.
ADVERTISEMENT
Masalah muncul ketika bencana di Afghanistan dan Hong Kong muncul, dimana badai salju membekukan sebuah desa dalam seketika, padahal suhu udara disana 50 derajat Celcius, dan bencana ledakan gas di Hong Kong yang menyebabkan kebakaran besar. Semula, kejadian tersebut diduga karena kesalahan sistem dari The Dutch Boy. Namun The Dutch Boy tidak bersalah. Ada orang yang tidak bertanggungjawab menyabotasenya. Oknum tidak bertanggungjawab tersebut memanfaatkan kemampuan The Dutch Boy dan berusaha mengubahnya menjadi sebuah senjata untuk menghancurkan Bumi.
“Lalu, apanya yang gabungan antara Armagedon (1998) dan Jason Bourne”, pikir kalian.
Nah, menariknya, oknum tidak bertanggungjawab pada kisah ini tidaklah jelas. Apakah Presiden Amerika Serikat Andrew Palma, yang bersikukuh tidak menginginkan The Dutch Boy, ingin memonopolinya untuk kepentingan Amerika Serikat sendiri? Yang juga, kebetulan akan menghadapi Pemilihan Umum dan tentu saja sebagai incumbent, berusaha untuk memenangkan kursi kekuasaan kembali. Ataukah, ada pihak lain yang merasa terganggu kepentingannya oleh karya Jake Lawson?
ADVERTISEMENT
Efek spesial dalam film ini kunilai cukup bagus, dimana Abu Dhabi Tower di Dubai digambarkan hancur, meski fokus utamanya bukanalah bagaimana visualiasi dari tsunami, angin topan, gedung hancur, dan mobil beterbangan karena cuaca ekstrim. Hal tersebut adalah sebuah hal yang sangat mudah di zaman CGI canggih seperti saat ini. Jalan cerita dan konflik yang berliku adalah kekuatan dari film sekarang, yang membuat “mindblowing”, yang juga dilakukan oleh film Geostorm.
Tidak seperti film bencana alam lainnya, yaitu Armageddon, The Day After Tomorrow, dan 2012, film ini dikemas pula ala Jason Bourne Franchise dengan alur yang cepat dan serba rahasia, dimana dunia intelejen Amerika Serikat disusupi oleh oknum tidak bertanggungjawab yang memiliki sebuah kepentingan yang tidak diketahui siapa sebenarnya aktor di balik ini semua. Konflik sebenarnya film ini adalah, musuh yang dalam selimut, yang tidak kita ketahui apa, siapa, dimana, mengapa, apa tujuannya, dan bagaimana cara mereka beroperasi.

Abbie Cornish dalam Geostorm sebagai Sarah Wilson
ADVERTISEMENT
Alih-alih tegang menonton film tersebut, perhatianku malah fokus pada Sarah Wilson (diperankan oleh Abbie Cornish), seorang paspampres Gedung Putih yang tampil sangat memukau, sangat cantik, dan juga seksi. Dan tampil layaknya seorang jagoan lengkap dengan koreografi perkelahian yang apik dan memiliki otak jenius ala Jason Bourne dan beraksi tanpa mengurangi kecantikannya seperti The Black Widow (yang diperankan Scarlett Johanson)pada Marvel Cinematic Universe. Inilah akibat terlalu lama sendiri. Baik, cukup intermezonya!
Geostrom telah mengajarkan kita, bahwa bencana terbesar umat manusia bukanlah bencana alam yang bisa datang kapan saja, namun ketika umat manusia tidak dapat bersatu padu akan suatu hal yang mengancam eksistensinya. Bahwa, ancaman terbesar umat manusia bukanlah bencana alam ataupun hewan buas. Namun sesama manusia itu sendiri. Ketika keserakahan akan duniawi begitu bergejolak di dada, menghalalkan segala cara untuk kepentingannya, itulah bencana sesungguhnya bagi umat manusia!
ADVERTISEMENT
Nah, apakah Jake Lawson dapat memperbaiki The Dutch Boy untuk menyelamatkan Bumi? Atau, justru umat manusia akan kalah oleh seleksi alam tersebut dan dipaksa untuk kembali hidup dari goa ke goa seperti nenek moyang kita terdahulu yang disebabkan oleh keserakahan oknum tidak bertanggungjawab yang tidak diketahui tersebut? Saksikanlah Geostrom di bioskop terdekat!