Kenapa Sebaiknya Anda jangan Menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald

Raden Muhammad Wisnu Permana
Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93
Konten dari Pengguna
14 November 2018 21:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raden Muhammad Wisnu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenapa Sebaiknya Anda jangan Menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Rabu, 14 November 2018 saya menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald di CGV Bandung Electronic Center Kota Bandung. Saya ingat betul, sejak franchise Harry Potter ini keluar di bioskop saat saya berada di sekolah dasar, saya tak pernah melewatkan satu dari 8 film Harry Potter satu kali pun di bioskop. Demikian juga ketujuh novelnya, saya memiliki semuanya dan sudah membacanya lebih dari 10 kali dalam hidup saya. Walaupun saya Muggle, tapi saya tumbuh dengan didikan Sekolah Sihir Hogwarts.
ADVERTISEMENT
Saat Fantastic Beast and Where to find them keluar pada tahun 2016 juga, saya tidak melewatkan kesempatan itu di bioskop. Saya merasakan nostalgia. Saya ingat ketika Harry Potter and the Sorcerer's Stone keluar di bioskop saat itu, segala sudut sekolah berbau Harry Potter. Dari tas sekolah, alat tulis, video games, acara televisi hingga bahan pembicaraan anak sekolah dasar yang tak hentinya membahas Harry Potter.
Tentu saja, sebagai anak yang tumbuh dengan cerita Harry Potter, ekspektasi saya pada Fantastic Beast and Where to find them sangatlah tinggi. Saya penasaran dengan kisah Newt Scamander, seorang yang menulis buku Fantastic Beast and Where to find them, yang telah menjadi buku wajib siswa Sekolah Sihir Hogwarts dalam pelajaran pemeliharaan satwa gaib yang diajar oleh Professor Hagrid. Tidak lupa, tentu saja kisah Gellert Grindelwald, Penyihir Hitam yang berkuasa jauh sebelum Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut berkuasa, yang kemudian dikalahkan dan dijebloskan ke dalam penjara oleh Albus Dumbledore. Yang ternyata adalah mantan keasihnya.
ADVERTISEMENT
Menurut logika saya, franchise Fantastic Beast dan juga Pentas Drama Harry Potter and the Cursed Child tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menambah keuntungan finansial Warner Bros Pictures dan tentu saja J. K. Rowling. Siapa sih yang tidak mau untung? Tapi, franchise ini adalah franshise sempurna yang sudah ditorehkan dalam 7 novel dan 8 filmnya. Yang telah memenangkan berbagai macam penghargaan. Sudah, cukup sampai disini saja. Saya sebenarnya agak menyesal telah menontonnya di hari pertama ini. Mengapa?
1. Terlalu banyak Plothole
Menurut saya, yang membuat franchise ini kacau bukanlah David Yates, sang sutradara. Tapi kesalahan J. K. Rowling yang tidak piawai menulis skripnya. Yang membuat franchise Harry Potter bagus karena misteri-misteri di dalamnya. Sejak dibuat dalam konsep cerita, dimana banyak sub-plot, alur ceritanya sudah tidak terjaga lagi. Jika bisa, ada baiknya J. K. Rowling jangan seorang diri menulis skrip film lagi, meskipun dia penulis Harry Potter sekalipun. Dengar-dengar di sekuelnya akan diteruskan dengan setting di Rio de Janeiro. Mau dibawa kemana franchise ini, J. K. Rowling?
ADVERTISEMENT
2. Silsilah Keluarga yang Aneh
Kenapa Sebaiknya Anda jangan Menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald (1)
zoom-in-whitePerbesar
Disebutkan dari film pertama bahwa Grindewald dan Dumbledore akan muncul di franchise ini. Dalam dunia Harry Potter, kemurnian darah penyihir adalah hal utama. Dan, Keluarga Lestrange dari dulu selalu menjaga hal ini. Mereka adalah keluarga tua yang dihormati di dunia sihir karena berkuasa selama berabad-abad dengan menguasai pemerintahan, perekonomian dan juga prestasi-prestasinya. Dalam film ini, J. K. Rowling sudah menghancurkan apa yang sudah dia bangun dalam 7 novel Harry Potter. Keluarga Lestrange dihancurkan dengna munculnya Leta Lestrange'pindah' dari keluarga Lestrange. Dan apalagi kemunculan tokoh-tokoh antah berantah tidak jelas macam Yusuf Kama dan Credence.
3. Misteri Nagini
Kenapa Sebaiknya Anda jangan Menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald (2)
zoom-in-whitePerbesar
Dalam franchise Harry Potter, Nagini adalah ular piton betina milik Dia Yang Namanya Tak Bole Disebut yang setia mendampinginya, sekaligus telah Dia jadikan horcrux. Dalam franchse Harry Potter sendiri tidak dijelaskan, apakah Nagini adalah animagus (penyihir yang mampu bertransformasi menjadi hewan) ataukah hewan liar random yang terikat lahir dan batin dengan Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut.
ADVERTISEMENT
Dalam franchise Fantastic Beast, Nagini diungkapkan sebagai siluman terkutuk dari Indonesia yang aktris Korea bernama Claudia Kim. Terungkapnya sosok Nagini ini malah menimbulkan kontroversi. Sebagian penggemar ada yang tidak setuju jika yang memerankan Nagini merupakan aktris keturunan Asia. Mereka berpikir bahwa keputusan menggunakan aktris Asia adalah hal yang rasis. Karena Nagini merupakan siluman terkutuk yang tidak seharusnya diperankan oleh aktris Asia. Kesannya seperti orang Eropa (dalam hal ini Dia Yang Namanya Tak Bole Disebut) yang berkuasa atas orang Asia (Nagini).
J.. K Rowling sendiri mengatakan dalam akun Twitter bahwa Nagini terinspirasi dari Mitologi Indonesia. Lewat akun twitternya, J. K. Rowling menulis bahwa naga merupakan makhluk mitologis mirip ular dari mitologi Indonesia. Makanya diberi nama Nagini. Mereka kadang-kadang digambarkan bersayap, atau bisa juga setengah manusia dan setengah ular. Makanya, enggak heran jika Rowling memilih aktris Asia untuk memerankan sosok tersebut. Gosipnya, tadinya peran Nagini akan diberikan pada aktris Indonesia Acha Septriasa. Tapi batal, karena saat ditawari peran tersebut, Acha Septriasa tengah hamil. Alternatifnya, Cinta Laura Kiehl juga ditawari peran tersebut. Tapi tidak tahu kenapa, hal tersebut juga gagal. Blunder utama, adalah film ini bersetting pada tahun 1927, sementara Indonesia saat itu belum merdeka. Salah satu pawang sirkus sihir menyebutkan Nagini berasal dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
4. Minim Kejutan
Kenapa Sebaiknya Anda jangan Menonton Fantastic Beast : The Crimes of Grindewald (3)
zoom-in-whitePerbesar
Ketujuh novel Harry Potter selalu berisi aksi dan kejutan-kejutan menarik. Seringkali kejutan tersebut juga menginspirasi para pembacanya. Paling utamanya adalah saat Kamar Rahasia dibuka dan sederet misteri buah kejeniusan dari J. K. Rowling. Saya ingat, bagaimana saya membayangkan ketika Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut berkuasa. Seberapa besar kekuasaannya dengan ratusan Pelahap Maut (pengikutnya) dan ribuan penyihir yang terpaksa tunduk baik karena terpaksa ataupun dikutuk oleh kutukan Imperius. Belum lagi sederet makhluk gaib macam raksasa, naga, dementor, hingga manusia serigala.
Dalam novel Harry Potter pun dijelaskan tentang duel Gellert Grindewald dan Albus Dumbledore. Duel tersebut berjalan sangat fantastis, sehingga dunia sihir menyebutnya sebagai duel abad itu, saking fantastisnya. Dikisahkan juga, dua pemuda brilian ini adalah sepasang kekasih, sebelum mereka mengalami konflik yang berakhir dengan dipenjaranya Gellert Grindewald oleh Albus Dumbledore. Ya, mereka berdua gay. Padahal, saya menantikan kisah asmara mereka dan juga duel mereka. Tapi, saya kecewa, ini disimpan untuk film ketiga! Bagaimana mereka awal bersahabat hingga akhirnya menjadi musuh, masih harus disimpan untuk sekuelnya. Padahal di novelnya sangat dijelaskan dengan sangat jelas.
ADVERTISEMENT
5. Selamat Karena Nama Besar
Banyak keanehan dalam film ini. Mulai dari, who the fuck is Leta Lestrange? And worst, who the fuck is Aurelius Dumbledore? Alih-alih menceritakan Ariana Dumbledore dan Aberfort Dumbledore, juga bagaimana Ariana Dumbledore tewas, ini malah ada tokoh baru yang tidak ada pentingnya sama sekali di dunia sihir layaknya para muggle yang pantas untuk disembelih oleh darah murni. Beda dengan film pertamanya yang fokus membahas konflik penyihir dan muggle di awal abad 20, yang sudah lebih dari 1 abad terjadi perdamaian diantara keduanya, namun kembali memanas karena ulah Gellert Grindewald. Grindewald ini yang kemudian menginspirasi Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut untuk bertindak sebagai penerus cita-cita luhur Salazar Slytherin.
ADVERTISEMENT
Tidak lain dan tidak bukan, franchse Fantastic Beast selamat karena nama besar J. K. Rowling dan juga Harry Potter. Juga, karena munculnya Albus Dumbledore dan Gellert Grindewald yang merupakan tokoh penting dalam kisah Harry Potter. Yang jeniusnya, diperankan oleh Jude Law dan Johny Deep. Ditambah, adegan yang dimainkan di dalam Sekolah Sihir Hogwarts yang membuat saya langsung melek meski mengantuk menontonnya. Di film juga disebutkan berbagai macam istilah sihir yang tidak disebutkan dan diceritakan dalam film tapi ada dalam novelnya. Itu saja. Tidak kurang dan tidak lebih.