Konten dari Pengguna

Bagaimana Suatu Perusahaan Menentukan Target Pasar Mereka?

Raden Roro Ailsa Shafira Maheswari
Travel enthusiast who currently strives as a Management student in Jendral University
21 Juni 2021 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raden Roro Ailsa Shafira Maheswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Credit: https://www.freepik.com/free-vector/isometric-online-shopping-illustration_7439573.htm#page=2&query=konsumen&position=26 || Penentuan Konsumen
zoom-in-whitePerbesar
Credit: https://www.freepik.com/free-vector/isometric-online-shopping-illustration_7439573.htm#page=2&query=konsumen&position=26 || Penentuan Konsumen
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian berpikir mengapa ketika sedang membicarakan atau ingin membeli suatu barang. kemudian barang yang kita inginkan muncul sebagai rekomendasi entah itu di youtube, social media, ataupun e-commerce milik kita? Itu semua terjadi karena perusahaan berhasil memasang iklan dengan target market yang tepat sasaran berdasarkan behavioral dari seorang konsumen. Untuk itu, saya akan jelaskan lebih lanjut mengapa itu bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Behavioral Targeting, terkesan asing memang jika dibaca atau didengar oleh orang yang tidak mempelajari marketing atau dunia bisnis. Behavioral Targeting sendiri adalah trik marketing yang bisa diimplementasikan oleh suatu perusahaan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber berdasarkan perilaku konsumen beberapa hari sebelumnya. Data tersebut bisa didapatkan dengan melacak histori pembayaran konsumen, web searches dari konsumen, frequently visited website oleh konsumen, dan lain-lain. Ketika data sudah terkumpul, maka perusahaan akan mendapatkan user (konsumen) mana saja yang sedang tertarik dengan jenis produk yang perusahaan tawarkan dan agar sesuai dengan keinginan dari sisi konsumen. Dari sinilah iklan tersebut bisa dilihat secara langsung pada hp konsumen karena perilaku (behavioral) dari seorang konsumen telah didapatkan dengan bantuan smartphone dan cookies. Sebagai contoh:
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir saya sedang giat-giatanya mencari dekorasi untuk kamar di e-commerce dan saya juga meminta rekomendasi pada teman melalui WhatsApp atau membicarakan langsung barang yang saya inginkan kepada teman saya. Di sinilah smartphone akan merekam apa saja yang diinginkan oleh kita. Tidak lama setelah itu, iklan-iklan yang berkaitan dengan dekorasi kamar telah muncul di social media saya dan e-commerce pun merekomendasikan beberapa toko yang menjual dekorasi rumah. Dengan kesimpulan, perusahaan dapat dinyatakan berhasil memasang iklan yang tepat sasaran melalui bantuan smartphone pengguna.
Lalu bagaimana cara kerja dari metode marketing ini?
1. Mengoleksi data
Data dari seorang konsumen bisa didapatkan dari cookies suatu aplikasi atau website. Cookies ini lah yang bisa merekam histori belanja, web apa yang sering konsumen kunjungi, produk apa yang sering konsumen cari di e-commerce, sosial media, atau website, durasi kunjungan di suatu aplikasi, konten yang sering di akses pada smartphone, IP address konsumen agar perusahaan bisa melacak di mana lokasi kita ketika mencari produk tertentu, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
2. Menganalisis data
Setelah cookies terkumpul maka pola perilaku (behavioral) belanja konsumen bisa terbentuk. Data yang didapatkan dari konsumen akan disimpan, diatur, dan dikumpulkan dalam Platform Management Data seperti DSP untuk membuat segmen konsumen tertentu.
3. Segmentasikan Konsumen ke Dalam Group
Di sini perusahaan akan mengelompokkan user (konsumen) dengan target market yang berbeda. Misalnya target market yang diinginkan oleh perusahaan:
a. Konsumen yang telah melakukan belanja setidaknya 1 produk elektronik pada satu tahun terakhir atau beberapa bulan sebelumnya
b. Konsumen yang memiliki ketertarikan untuk membeli produk elektronik di masa mendatang
c. Konsumen yang sering berbelanja produk elektronik dalam beberapa bulan belakangan (rutin).
Ketika perusahaan sudah berhasil mensegmentasikan konsumen berdasarkan target market dan bantuan cookies dari user (konsumen), maka marketers bisa fokus untuk menampilkan iklan yang diharapkan konsumen. Konsumen-pun akan melihat iklan yang merepresentasikan perilaku mereka dalam beberapa bulan terakhir, jadi random ads tidak akan pernah muncul.
ADVERTISEMENT
Setelah penjelasan ini, diharapkan konsumen tidak perlu takut lagi ketika mereka ingin membeli sesuatu kemudian muncul iklan produk yang mereka inginkan. Semuanya melalui proses yang aman dan perusahaan hanya memperoleh basic informasi dari cookies tidak sampai mendetail seperti nama panjang, alamat, dan nomor telepon.
Disusun oleh: Raden Roro Ailsa Shafira Maheswari, Mahasiswi Universitas Jendral Soedirman, Jurusan Manajemen