Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Social Distancing: Peran Bersama untuk Hadapi Corona
20 Maret 2020 23:59 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Terry Subagja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran Virus Covid-19 atau Virus Corona telah menjelma menjadi sebuah tantangan global. Gimana enggak? Hingga saat ini, Virus Corona telah menyebar ke lebih dari 180 negara. Virus Corona pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan di China, pada awal Desember 2019. Pada minggu kedua Bulan Maret, WHO menetapkan penyebaran Virus Corona sebagai pandemi karena penyebarannya yang sangat masif.
Beberapa negara menerapkan berbagai upaya untuk menahan laju penyebaran Virus Corona. Mulai dari travel restrictions, penutupan perbatasan hingga opsi lockdown yang bisa dibilang menutup wilayah tertentu sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Semua opsi dilakukan gegara penyebaran Virus Corona yang sangat mudah yaitu via droplets yang terpercik saat batuk, bersin, atau terpercik pas ngomong agak blepotan.
Mass gathering atau kegiatan yang melibatkan massa juga menjadi salah satu sebab utama penyebaran secara masif. Spanyol contohnya. Pada awal bulan Maret 2020, ada 3 event di Madrid yang melibatkan massa dalam jumlah besar; perayaan International Women’s Day yang melibatkan 120 ribu orang, 60 ribu suporter sepak bola dan 9 ribu massa pendukung parpol di Spanyol yang tengah berkumpul.
Dalam waktu kurang dari seminggu, jumlah kasus di Spanyol meroket dari ratusan menjadi sekitar 4.200 kasus dengan angka kematian mencapai 120 orang. Saat ini, Spanyol menjadi negara ketiga dengan kasus terbanyak setelah China dan Italia. Serem yah?
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, cara paling efektif dalam melawan proses penyebaran Virus Corona adalah dengan menerapkan social distancing. Sebuah upaya yang pada dasarnya membatasi interaksi fisik dengan tujuan menurunkan distribusi droplets yang menjadi media penularan utama Virus Corona.
Di Indonesia, Virus Corona pertama kali terdeteksi di Depok, 2 Maret 2020. Kalo gak salah, Alhamdulillah beberapa pasien pertama yang positif, saat ini telah sembuh. Namun demikian, hingga saat ini, jumlah kasus positif Corona masih terus meningkat.
Kampanye social distancing pun mulai masif membanjiri seluruh kanal media mainstream dan media sosial. Tagar #DiRumahAja mulai menjadi trending. Tetapi ternyata, masyarakat kita mempunyai kendala tersendiri dalam menerapkan social distancing.
Saya masih ingat saat kita melawan aksi terorisme Bom Sarinah di tahun 2016. Berbagai meme lucu muncul diiringi naiknya #KamiTidakTakut sebagai trending.
ADVERTISEMENT
Karakter masyarakat kita yang suka bercanda ini kemudian mengecilkan aksi teror sehingga kehilangan momentumnya untuk menciptakan ketakutan. Masyarakat Indonesia boleh dibilang menang telak melawan aksi Bom Thamrin.
Namun kali ini, yang kita lawan sangat berbeda. Meme lucu dan berbagai narasi kocak tidak cukup untuk melawan Virus Corona. Sebagian masyarakat Indonesia bahkan sempat dilanda kekhawatiran yang berlebihan hingga memicu panic buying.
Tapi di sisi lain, saat berbagai perusahaan dan lembaga pemerintah mulai menerapkan Work From Home, sebagian masyarakat ada yang menganggapnya sebagai ‘momentum’ liburan. Padahal social distancing adalah upaya paling sederhana dan paling efektif untuk melawan penyebaran Virus Corona.
Supaya social distancing bisa optimal, ada beberapa hal penting yang harus kita pahami betul tentang social distancing.
ADVERTISEMENT
1. Kompak
Social distancing adalah upaya mitigasi bersama melawan Virus Corona. Jadi cuma bisa optimal kalau kita kompak. Tujuan social distancing tuh untuk menekan penyebaran dan memudahkan tracking juga. Ada ilustrasi semisal begini; si A pergi naik KRL janjian ketemu si B di mall. A tidak tahu kalo dia sebenernya sudah terinfeksi Virus Corona. Nah, si B kemudian terdiagnosa positif Virus Corona. Kita bisa melacak sampe si A. Tapi kita gak bisa tahu siapa aja orang yang sempat bejubelan sama si A di gerbong KRL kan? Nah, kalo kita semua bisa terapkan social distancing, tinggal #DiRumahAja, upaya tracking akan jauh lebih mudah.
2. Bukan hanya tentang kita
Sebagian besar dari kita punya daya tahan tubuh yang baik. Tapi ada golongan orang yang konon sangat rentan terhadap Virus Corona seperti orang lanjut usia alias orang tua kita. Melawan penyebaran Virus Corona adalah tanggung jawab bersama. Kita dukung mereka para petugas medis, petugas imigrasi, driver Ojol, dan semua yang ada di garda terdepan dengan tinggal #DiRumahAja.
ADVERTISEMENT
3. Saling menghormati
Social distancing diterapkan juga dengan Work From Home yang terjemahan harfiahnya adalah Kerja Dari Rumah. Kerja, bukan liburan. Bukan juga dimanfaatkan untuk mudik kemudian kerja di rumah orang tua. Ya gak gitu juga. Ingat, bisa jadi kita yang meningkatkan resiko orang tua kita terinfeksi Virus Corona. Sebaliknya, ketika kita harus bekerja di kantor atau tempat kerja, jangan beranggapan bahwa mereka yang Work From Home lagi liburan.
Walaupun bisa kerja sambil pake celana pendek, tapi juggling antara kerjaan kantor dan kerjaan rumah bisa rebet juga lho. Jadi gak usah juga membuka percakapan WhatsApp dengan “Maaf mengganggu liburannya”.
Di sini pentingnya saling menghormati supaya kita bisa sling support dan saling menguatkan. Kita semua punya peran masing-masing untuk melawan Virus Corona.
ADVERTISEMENT
4. Tetap Waspada
Waspada itu penting. Walaupun kita #DiRumahAja, tetap terapkan berbagai tindakan pencegahan. Seperti cuci tangan secara teratur dan menjaga pola hidup sehat.
5. Filter informasi
Ketika kita #DiRumahAja, jangan lupa untuk mengatur asupan infomasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas ini bisa didapatkan dengan 2 cara mudah.
Pertama, pastikan informasi datang dari sumber yang kredibel. Selalu kroscek informasi yang didapat dari pesan WhatsApp dengan informasi yang ada di media yang kredibel. Kalau informasi itu cuma beredar di WhatsApp, hampir bisa dipastikan itu hoax.
Kedua, kalo dapat link berita atau artikel, biasakan baca berita atau artikelnya utuh. Jangan cuma dari judulnya aja apalagi dari kata kunci yang ada di link-nya. Contohnya, beberapa hari terakhir, muncul broadcast message yang menyebarkan tautan link video youtube pernyataan Menlu dengan judul kalo Indonesia akan lockdown.
ADVERTISEMENT
Padahal, pernyataan Menlu gak bilang gitu. Pemri hanya mencabut kebijakan Bebas Visa Kunjungan dan pembatasan kunjungan bagi WNA yang berasal dari negara-negara terjangkit.
Kalo semua itu bisa kita pahami dan terapkan, besar kemungkinan social distancing dapat kita terapkan dengan hasil yang optimal bahkan bisa kita nikmati.
Tantangan sebenarnya untuk penerapan social distancing bagi masyarakat Indonesia adalah lebaran. Se-Indonesia bisa cium tangan pas lebaran. Mudah-mudahan sebelum bulan Ramadhan, pandemi Virus Corona sudah kita lewati.