Konten dari Pengguna

Dear BEM, Ini Cara Meningkatkan Minat dan Bakat Mahasiswa

Raditia Yoke
Student at Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University
7 Februari 2021 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raditia Yoke tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hasil dari mengembangkan minat dan bakat berupa piagam. Sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hasil dari mengembangkan minat dan bakat berupa piagam. Sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Awal tahun biasanya adalah momen ketika anak-anak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) lagi mikir buat menentukan program kerja selama satu periode ke depan. Dan salah satu program yang paling tersorot adalah terkait peningkatan prestasi mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Oh ya, bagi yang belum tahu BEM, BEM itu bisa dibilang sebagai organisasi induk dalam lingkup universitas atau yang lebih kecil yaitu fakultas. Dan salah satu fungsinya utamanya adalah membantu universitas dalam meningkatkan prestasi mahasiswa selain fungsi-fungsi yang lain seperti fungsi advokasi kesejahteraan mahasiswa, kaderisasi mahasiswa, dan mitra kritik pembuat kebijakan.
ADVERTISEMENT
Tapi, berhubung sedang pandemi, ide-ide soal program kerja organisasi terkadang sulit muncul karena harus menyesuaikan banyak hal. Makanya saya kasih clue wajib bagi para pengurus BEM atau organisasi agar tetap bisa survive meningkatkan minat dan bakat mahasiswanya melalui program kerja meskipun di tengah pandemi. Termasuk berlaku juga ketika nanti pandemi selesai. Berikut ada empat clue atau petunjuk wajib, simak baik-baik ya wahai pengurus BEM:
#1 Mengembangkan Minat, Bakat, dan Kesenian Itu Tidak Bisa Sendiri, Harus Kolaboratif
Sekarang sudah tidak zamannya lagi bagi BEM buat mengadakan kegiatan sendiri terus. BEM seharusnya memang bukan menjadi organisasi yang eksklusif seperti stigma yang selama ini menempel di BEM. BEM harus mampu menyesuaikan dengan kondisi perubahan zaman dan era sekarang adalah era kolaborasi. Termasuk dalam hal menciptakan program yang berkaitan dengan penyediaan wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Di dalam lingkup fakultas atau universitas, pasti terdapat juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), komunitas, atau event organizer yang fokus kepada pengembangan minat dan bakat mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi objeknya bagi semua lembaga atau unit tersebut adalah mahasiswa, jika semua menyelenggarakan program pengembangan minat dan bakat mahasiswa sendiri-sendiri tanpa ada program kolaborasinya, rasa-rasanya akan memusingkan mahasiswanya juga—bingung memilih wadah karena terlalu banyak. Sesekali boleh saja membuat program secara mandiri, tapi tidak mungkin begitu terus. Selain itu, antar unit, terutama bagi BEM, bukannya juga penting sekali untuk membangun hubungan yang harmonis kepada unit lain. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk media berbagi evaluasi dan cara sehingga relasi yang terbangun juga bisa bermanfaat.
#2 Treatment Program yang Diberikan ke Mahasiswa Tidak Bisa Paten, Harus Terus Berinovasi
Bisa dibayangkan, tahun 2019 kita semuanya masih dalam keadaan normal dan mungkin masih aman-aman saja menyelenggarakan program hasil turunan dari senior pengurus di BEM sebelumnya. Tapi 2020 semuanya telah berubah akibat pandemi, BEM dipaksa memikirkan cara supaya pengembangan minat dan bakat terus jalan namun tetap efektif. Pelajaran penting yang ingin saya tonjolkan adalah bahwa era sekarang perubahan yang terjadi sangat cepat dan terkadang tidak disangka.
ADVERTISEMENT
Maka, jangan pernah membuat program paten. Pola perilaku mahasiswa sekarang cenderung berubah-ubah, tiap generasi bisa saja berbeda. Misalnya, kita jumpai akhir-akhir ini ada perlombaan e-sport, TikTok, vlog, infografis, microblog, dan masih banyak lagi. Pengurus BEM harus melek teknologi dan hal-hal baru, jangan berhenti pada program-program lama.
#3 Menjadi Penghubung Prestasi Minat dan Bakat kepada Mentor
Pernah merasakan tidak waktu menjadi mahasiswa lalu ingin belajar satu skill tertentu, tapi bingung ke mana dan ketika ingin memperdalam skill juga tidak tahu siapa yang harus dihubungin. Maka dari itu, di sinilah peran BEM seharusnya. Ia wajib menjadi penghubung para pencari tersebut dengan mahasiswa atau ahli yang memang sudah berpengalaman di bidangnya.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu bingung mencari ahli ke mana, BEM bisa memanfaatkan alumni atau mahasiswa yang sudah senior kemudian diajak untuk menjadi partner dalam menjadi fasilitator mahasiswa yang ingin mencari mentor. Jangan lupa, BEM wajib memberikan insentif atau apresiasi kepada mentor terpilih, bisa dalam bentuk parsel atau uang secara langsung, biar lebih semangat.
#4 Apresiasi Keberhasilan
Terakhir, penting sekali bagi BEM untuk mengapresiasi mahasiswa yang telah berhasil meraih prestasi dalam hal minat dan bakat. Bentuknya bisa dengan memberikan nominasi-nominasi di akhir periode; mendesainkan poster ucapan selamat khusus untuk para mahasiswa berprestasi; membuatkan sertifikat; diundang untuk menjadi pembicara; bahkan mungkin bisa diberi insentif yang terbaik. Jelas, pemberian apresiasi seperti yang telah disebut di atas akan terus meningkatkan iklim kompetisi prestasi yang sehat di antara mahasiswa, tidak hanya untuk satu generasi saja tapi pasti akan menular dan mendorong kepada generasi berikutnya supaya jauh lebih berprestasi.
ADVERTISEMENT
Itu tadi keempat petunjuk wajib yang harus dijalankan BEM dalam menciptakan program yang maksimal untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa di sekitar lingkup organisasi. Yang jelas, semuanya merujuk kepada satu poin bahwa memang BEM akan terus dituntut untuk menjadi organisasi yang inovatif dan adaptif.