Konten dari Pengguna

Belajar Mengapitalisasi Pariwisata dari Queensland

Raditya Kusumaningprang
Diplomat I Scholar I Traveller
2 Desember 2019 13:24 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raditya Kusumaningprang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Garis Pantai Gold Coast, Queensland (pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Garis Pantai Gold Coast, Queensland (pexels)
ADVERTISEMENT
Indonesia baru-baru ini dinobatkan sebagai destinasi wisata terfavorit oleh Conde Nast Traveler, sebuah majalah pariwisata asal Amerika Serikat. Suatu prestasi yang patut dibanggakan. Namun kita tidak boleh berpuas diri dan harus bisa mengapitalisasi popularitas tersebut menjadi sumber pendapatan ekonomi yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pariwisata adalah industri yang kompleks, karena keindahan alam saja tidak cukup. Pengalaman dan kenangan para wisatawan akan menentukan tingkat kepuasan mereka. Oleh karenanya, pelayanan prima menjadi kunci keberhasilan sektor pariwisata.
Australia merupakan salah satu negara dengan infrastruktur pelayanan pariwisata terbaik di dunia menurut World Economic Forum (WEF). Data pemerintah Australia menyebutkan bahwa sektor pariwisata menyumbangkan 3,1 persen dari keseluruhan PDB mereka pada tahun 2017-2018 dengan nilai AUD 57.2 triliun (setara dengan Rp 572 triliun). Pada tahun 2018, terdapat 9,3 juta wisatawan asing yang datang ke Australia. Sebuah capaian yang luar biasa bagi negara dengan penduduk sebesar 25 juta.
Sebagai mantan warga Brissy (sebutan bagi orang yang tinggal di kota Brisbane, Australia), terdapat beberapa pengamatan mengenai keberhasilan Pemerintah Australia, dan negara bagian Queensland khususnya, dalam mengelola industri pariwisatanya yang dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertama, keamanan, keselamatan, dan kebersihan objek wisata menjadi prioritas. Salah satu bentuk nyata prioritas tersebut adalah keberadaan lifeguards di hampir seluruh pantai di Australia guna memastikan keselamatan para pengunjung. Pantai yang tidak terdapat penjagaan lifeguards akan ditandai dengan larangan berenang demi keselamatan.
Ilustrasi lifeguard di pantai (Nathan Cowley/Pexels)
Di samping itu, beberapa negara bagian, seperti Queensland, memasang net pembatas sepanjang garis pantainya guna memastikan bahwa ikan hiu tidak masuk ke wilayah pantai. Hiu di samudera Pasifik terkenal ganas dan kerap memakan korban. Kebijakan tersebut memicu debat pro dan kontra, namun pemerintah Queensland berpendapat bahwa keselamatan masyarakat dan industri pariwisata lebih penting dibandingkan dengan keselamatan ikan hiu.
Kedua, infrastruktur merupakan prioritas. Pemerintah Queensland serius dalam membangun infrastruktur pariwisata, baik sarana maupun prasarana.
ADVERTISEMENT
Berbagai objek pariwisata di Queensland dapat diakses dengan mudah. Queensland memiliki 5 airport internasional, dan lebih banyak lagi airport domestik, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. Sebagai perbandingan, New South Wales dan Victoria, dua negara bagian Australia lainnya, hanya memiliki satu airport internasional. Di samping itu, jaringan jalan dan kereta di Australia juga sangat baik.
Prasarana umum seperti toilet, tempat mandi di pantai, jalur pejalan kaki, dan tempat parkir tersedia lengkap dan dengan jumlah yang cukup serta dan dirawat dengan baik.
Ketiga, Queensland secara aktif memasarkan daerah pariwisatanya. Teknik pemasarannya dilakukan secara komprehensif di semua lini komunikasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Selain menjual paket pariwisata secara ritel, mereka juga kerap menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk meramaikan objek wisata tersebut. Pendekatan whole of community ini juga mendorong warga sekitar untuk turut membantu upaya pemerintah tersebut, karena mereka juga merasakan dampak positifnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai kegiatan pemasaran tersebut juga diimbangi dengan kampanye melalui media sosial yang aktif, interaktif, dan menarik.
Penobatan destinasi wisata favorit menunjukkan Indonesia berhasil menjadi top of mind wisatawan dunia. Keindahan alam Indonesia memang tiada duanya. Pemerintah juga telah menetapkan 10 destinasi wisata baru yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia.
Semoga catatan tersebut dapat menjadi masukan bagi semua pemangku stakholders dalam mengembangkan pariwisata Indonesia.