Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Kelenteng Thien Ie Kong: Bangunan Bersejarah yang Masih Kokoh hingga Sekarang
5 Desember 2022 21:39 WIB
Diperbarui 22 Maret 2023 18:55 WIB
Tulisan dari Radiyah Mutmainnah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Embrace China Culture (Sumber foto: Radiyah Mutmainnah)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gkh0n1k76t6q8tsfy2tnyfry.png)
ADVERTISEMENT
Awal mula datangnya orang-orang Tionghoa di Samarinda melalui jalur perairan yaitu sungai Mahakam. Rombongan pedagang dari Tionghoa berlabuh di pelabuhan Kutai Lama yang dipimpin oleh keturunan raja di Tiongkok. Sejak saat itu, para pedagang dari Tiongkok sering menyusuri wilayah perairan Mahakam untuk melakukan aktivitas perdagangan.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, orang-orang Tionghoa kian bertambah dan berbaur dengan masyarakat pribumi di Samarinda, sehingga mereka membentuk pemukiman di sekitar pinggir sungai Mahakam atau yang pada saat ini berada di sekitar jalan Yos Sudarso hingga Citra Niaga.
Wilayah Kelenteng ini sangat strategis karena berada di dekat pelabuhan Peti Kemas Samarinda dan berada tepat di pertigaan jalan Yos Sudarso sehingga sangat mudah bagi masyarakat untuk mengunjungi Kelenteng tersebut.
Kelenteng Thien Ie Kong pertama kali dibangun pada tahun 1903. Namun, pembangunan sempat terhenti karena orang yang membangun Kelenteng tersebut meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, bangunan Kelenteng masih terjaga bentuk aslinya terkecuali perbaikan pada lantai dan juga bagian atapnya. Kelenteng ini memiliki 8 tiang penyangga yang salah satunya miring karena terkena dampak dari bom Jepang yang ingin menghancurkan pabrik minyak di belakang Kelenteng tersebut. Kelenteng ini dapat menampung sekitar 100 orang, namun jika ingin beribadah di dalam harus bergantian secara bertahap sehingga tidak bisa sekaligus.
ADVERTISEMENT
Sebagai peninggalan budaya kuno satu-satunya umat Konghucu yang ada di Samarinda, keamanan di sekitar wilayah dan di dalam wilayah kelenteng sangat dijaga. Bahkan saat ini pemasangan lilin dan dupa hanya boleh dibakar di luar dan untuk pemasangan lilin di dalam bangunan dan altar doa menggunakan lilin digital. Hal ini dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan polusi udara karena asap lilin atau dupa yang ada.
beberapa fakta mengenai kelenteng:
ADVERTISEMENT
Di atas atap bangunan Kelenteng ini terdapat dua ekor naga yang menjaga bola api serta didominasi oleh warna merah dan kuning. Bangunan Kelenteng ini memiliki 8 tiang penyangga di bagian teras luar dan dua di antaranya memiliki ukiran naga dan awan. Selain tiang penyangga di teras, di dalam kelenteng juga terdapat tiang yang berwarna hitam dengan tulisan aksara Tionghoa berwarna emas. Di setiap dinding terdapat lukisan dan relief ukiran dan bumbungan Klenteng menggunakan kayu yang disambung melalui pasak.
Dalam kisahnya tokoh-tokoh ini pergi ke barat untuk melakukan perjalanan penebusan dosa dan membawa kembali kitab suci dengan melewati 14 musim panas, 14 musim dingin dan puluhan kali menghadapi gangguan dari makhluk-makhluk seperti siluman dan setan. Selain tokoh ‘Perjalanan ke Barat’ terdapat pula dua patung naga dan Dewi Kwan Im.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat di sekeliling dinding Kelenteng bagian luar terdapat banyak sekali relief dan lukisan yang disumbangkan oleh keluarga-keluarga keturunan Tionghoa. Lukisan dan relief tersebut berisi kebudayaan-kebudayaan Tionghoa yang diabadikan di dinding-dinding bangunan Kelenteng Thien Ie Kong sehingga menambah keindahan bangunan tersebut.
Kemudian Kelenteng juga menjadi tempat untuk melakukan perayaan satu bulan usia anak, pernikahan, festival mooncake dan lain-lainnya. Tidak hanya itu, Kelenteng Thien Ie Kong menjadi tempat bakti sosial misalnya pada saat adanya bencana salah satunya adalah ketika adanya Covid-19.
ADVERTISEMENT
Pengurus Kelenteng membagikan sumbangan atau bingkisan berupa beras dan kebutuhan lainnya kepada masyarakat yang ingin divaksin terlepas apakah orang tersebut keturunan Tionghoa maupun yang bukan. Selain itu, Kelenteng Thien Ie Kong juga sering mengadakan kegiatan seni seperti kesenian barongsai, pawai perayaan imlek dan masih banyak kegiatan lainnya.
Referensi
Almerio, Y. (2020) Jalan-Jalan ke Kelenteng Thien Ie Kong, Nyaris Ambruk oleh Bom Jepang
Hasil wawancara kelompok Embrace China Culture - Hubungan Internasional Universitas Mulawarman (2022)