Konten dari Pengguna

Implikasi Smart Farming Dalam Meningkatkan Produktivitas Pertanian

Radon Henry Wibowo
Pembina Pelaku Usaha di Dinas Pangan dan Perikanan Mojokerto
12 Desember 2022 20:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Radon Henry Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Smart Farming, SC : istock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Smart Farming, SC : istock
ADVERTISEMENT
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui salah satu badannya Food and Agriculture Organization (FAO) pada sidang tahun ini ketua badan FAO menyatakan Situasi ketahanan pangan global saat ini menuntut kita untuk bertindak cepat, konkret dan bersama-sama punya visi mewujudkan dunia yang bebas dari malnutrisi. Lembaga Pangan dan Pertanian Dunia ini ingin agar makanan dapat meningkatkan standar hidup semua orang terutama yang berasal dari kalangan tidak mampu secara ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Sektor pertanian merupakan ujung tombak dari ketahanan pangan. Data BPS menunjukkan, sepanjang tahun 2020 sektor pertanian berkontribusi 13,7 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB), nomor dua setelah sektor industri pengolahan. Hal ini menjadi tanda bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang strategis dalam struktur ketahanan pangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Smart Farming merupakan platform/ perangkat keras maupun lunak elektronik yang dirakit dan dikonekkan dengan perangkat teknologi seperti handphone, tablet dan sebagainya untuk pengumpulan informasi seperti status hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dan sebagainya Seiring degan perkembangan teknologi semakin banyak pilihan bagi pelaku usaha pertanian dalam menjalankan model usahanya. Dan pilihan yang ditawarkan pada saat ini mengarah kepada smart farming sebagai model yang bisa diterapkan. Mengapa smart farming yang dipilih, karena keuntungan dari smart farming adalah meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani, meningkatkan kondisi positif sosial ekonomi masyarakat desa, meningkatkan produksi tanaman, penganekaragaman hayati serta konservasi air yang berkelanjutan.
Smart farming dapat digunakan untuk melakukan monitoring dan mengetahui derajat keasaman, suhu, curah hujan, kelembapan dan kondisi cuaca yang ada di suatu wilayah yang digunakan/akan digunakan sebagai lahan pertanian. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, para petani mampu menakar kebutuhan pupuk yang akan digunakan dalam kegiatan pertanian dengan tepat dan tidak berlebihan, sehingga tidak merusak unsur hara yang terkandung di lahan pertanian tersebut. Menggunakan pembasmi hama dalam takaran yang pas sehingga tidak menyebabkan mutasi genetik atau kekebalan pada hama serta tidak mencemari lingkungan. Selain akan mendapatkan perhitungan yang tepat, mengetahui tingkat kesuburan tanah dan menentukan jenis tanaman yang sesuai untuk dikembangkan, juga akan meningkatkan efisiensi pengeluaran petani itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Melalui smart farming dengan segala kelengkapan perangkatnya menggabungkan berbagai jenis data dari berbagai sumber untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Transparansi juga ditekankan dalam manajemen rantai pasokan dan rantai nilai komoditas sehingga perencanaan di sektor ini menjadi lebih strategis. Smart farming mampu memainkan peran penting di sektor pertanian dan lingkungan karena akan menjadi model masa depan yang membuat sektor pertanian menjadi otomatis dan terbarukan dalam hal teknologi dan pengelolaan lingkungan.
Dengan menggunakan teknologi smart farming usaha tani yang dijalankan menjadi lebih efektif dan efisien. Kegiatan penyiraman, pemupukan dan monitoring lahan dapat di akses dari jarak jauh melalui smartphone. Selain itu, teknologi ini juga dapat menghemat pemakaian air dan nutrisi karena penyiraman dan pemupukan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang dikontrol dalam aplikasi tersebut. Sehingga tidak ada air dan pupuk yang terbuang. Ini sangatlah jelas dapat menekan biaya produksi dalam jumlah besar, apalagi jika dikaitkan kondisi sekarang dengan harga sarana prasarana pertanian yang tinggi, subsidi pupuk yang berkurang ongkos tenaga kerja yang tinggi, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari kajian ini adalah: Penerapan smart farming tidak hanya menargetkan produksi dalam jumlah besar, tetapi juga bisa menjadi pengungkit baru untuk mengangkat tren pertumbuhan ekonomi pertanian global seperti pertanian organik, pertanian klaster keluarga (pekarangan, ternak, pelestarian varietas, dll.), ramah lingkungan dan pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional maupun global.