Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
UMKM dan Generasi Z Menggebrak Pasar Digital Lewat Inovasi Anak Muda
1 Mei 2025 17:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Raehan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah derasnya arus digitalisasi, satu fenomena menarik terus tumbuh: anak-anak muda yang terjun ke dunia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan membawa semangat, ide segar, dan strategi pemasaran yang out of the box. Generasi Z—yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an—tak hanya menjadi konsumen, tapi juga pelaku aktif yang mengubah wajah UMKM Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bagi generasi ini, teknologi bukan sesuatu yang asing. Mereka tumbuh dengan internet, media sosial, dan beragam aplikasi digital. Maka tidak mengherankan kalau mereka begitu luwes memanfaatkan teknologi dalam menjalankan bisnis, dari produksi, promosi, hingga distribusi.
Sebut saja Rifqi (22), mahasiswa asal Yogyakarta yang menjalankan bisnis dessert box kekinian sejak 2022. Awalnya, ia hanya mencoba-coba resep kue dari YouTube. Tapi dengan bantuan media sosial, terutama TikTok dan Instagram, produknya viral dan kini terjual ratusan boks setiap minggu.
“Yang penting bukan cuma rasa, tapi bagaimana kita menyajikan produk dan cerita di baliknya,” katanya. “Orang beli karena relate sama branding-nya, bukan sekadar makanan.”
Fenomena seperti ini bukan hal yang langka. Dari bisnis thrift shop, sabun handmade, kerajinan daur ulang, hingga jasa kreatif seperti desain grafis dan fotografi, UMKM milik anak muda kini tumbuh pesat. Mereka bukan hanya menjual produk, tapi juga gaya hidup, nilai, dan identitas yang sesuai dengan audiens mereka—yang juga kebanyakan berasal dari generasi muda.
ADVERTISEMENT
Teknologi Jadi Senjata Utama
Salah satu keunggulan UMKM generasi Z adalah kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi. Mereka tidak hanya aktif di media sosial, tapi juga memahami algoritma, tren digital, dan strategi pemasaran berbasis data.
Banyak dari mereka yang sudah terbiasa menggunakan tools seperti Canva untuk desain, Google Trends untuk riset pasar, hingga aplikasi pembukuan digital untuk mencatat keuangan. Bahkan sebagian sudah mulai menggunakan chatbot dan AI untuk pelayanan pelanggan.
Platform seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, dan Instagram menjadi lapak utama mereka. Di sana, mereka tidak hanya menjual produk, tapi juga berinteraksi, membangun komunitas, hingga menciptakan tren baru.
“Dulu UMKM harus punya toko fisik, sekarang cukup dengan akun medsos yang aktif dan strategi konten yang bagus, kamu sudah bisa menjual ke seluruh Indonesia,” ujar Nabila (24), pelaku usaha fashion preloved.
ADVERTISEMENT
Lebih dari Sekadar Cuan
Menariknya, sebagian besar UMKM anak muda tidak hanya mengejar keuntungan finansial. Ada semangat sosial dan keberlanjutan yang turut menyertai langkah mereka. Banyak dari mereka yang mengangkat isu-isu seperti lingkungan, keadilan sosial, hingga pemberdayaan komunitas lokal.
Contohnya, usaha sabun organik milik Dea (21) yang menggandeng ibu-ibu rumah tangga sebagai mitra produksi. Dengan konsep zero waste dan bahan ramah lingkungan, bisnisnya tidak hanya menjual produk, tapi juga mengedukasi konsumen tentang gaya hidup berkelanjutan.
“Buat kami, bisnis bukan cuma soal untung-rugi, tapi juga soal kontribusi,” ucap Dea.
Model bisnis semacam ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kepedulian terhadap dampak sosial dan lingkungan. Mereka sadar bahwa konsumen zaman sekarang tidak hanya membeli produk, tapi juga nilai-nilai yang melekat pada brand.
ADVERTISEMENT
Tantangan yang Tidak Sedikit
Meski terlihat penuh semangat dan inovasi, pelaku UMKM muda tetap menghadapi banyak tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan modal, literasi keuangan yang rendah, serta kurangnya akses terhadap pelatihan bisnis dan mentoring.
Selain itu, persaingan di dunia digital sangat ketat. Setiap hari muncul ribuan konten baru yang bersaing memperebutkan perhatian audiens. Dalam situasi ini, konsistensi dan kemampuan adaptasi menjadi kunci.
Beruntung, kini semakin banyak program dari pemerintah, swasta, hingga komunitas yang hadir untuk mendukung UMKM anak muda. Mulai dari pelatihan digital marketing, inkubasi bisnis, pendanaan startup, hingga kemitraan dengan marketplace besar.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa pada tahun 2024 terjadi peningkatan 18% pelaku UMKM dari kalangan generasi Z dan milenial. Angka ini menunjukkan bahwa generasi muda bukan lagi calon pelaku usaha, tapi sudah menjadi bagian penting dalam perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
Masa Depan Ekonomi Digital Ada di Tangan Mereka
Transformasi digital yang sedang berlangsung membuat UMKM menjadi lebih inklusif dan terbuka. Anak muda punya peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam era ekonomi baru ini—asal didukung dengan ekosistem yang mendukung dan akses yang merata terhadap pengetahuan serta teknologi.
Dengan keberanian untuk mencoba hal baru, cepat belajar dari kegagalan, serta kemampuan beradaptasi dengan cepat, generasi Z diyakini mampu membawa UMKM Indonesia ke level yang lebih tinggi. Mereka bukan hanya sekadar pelaku usaha, tapi juga agen perubahan dalam perekonomian digital Tanah Air.