Konten dari Pengguna

Perselingkuhan dalam Pandangan Islam

Rafa Hamida
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28 November 2022 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rafa Hamida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suami dan istri yang ingin bercerai. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami dan istri yang ingin bercerai. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Selingkuh merupakan kata serapan dari bahasa Jawa, yakni slingkoeh. Menurut KBBI, makna kata tersebut ada 4, yaitu curang, tidak jujur, tidak berterus terang, dan korupsi. Selingkuh bermakna suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri. Hal tersebut dikarenakan sikap menyembunyikan sesuatu yang akan berdampak bagi suatu sistem, termasuk keluarga.
ADVERTISEMENT
Menurut Islam, selingkuh adalah berkhianat atau mengingkari janji. Semua makna selingkuh sudah pasti tidak baik. Oleh karena itu, selingkuh merupakan prahara rumah tangga atau pelanggaran hubungan yang sah dalam negara dan agama. Banyak kasus perselingkuhan yang tersebar di berbagai media berita. Berita tersebut sering muncul dari kabar pada para artis, seperti kasus perceraian Ahmad Dani. Kasus tersebut menerangkan bahwa perceraian akan berdampak kepada semua orang, termasuk artis.
Perceraian timbul karena kesalahan istri maupun suami. Kesalahan tersebut, yaitu tidak puas secara seksual, melakukan balas dendam, tidak puas secara emosional, merasakan cinta pada orang lain, dan keinginan untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain. Pada umumnya, pemicu perselingkuhan dalam rumah tangga adalah ketidakpuasan secara emosional sehingga apabila bersama dengan orang lain, maka perasaan emosional akan terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, pernikahan adalah suatu hal yang sakral, termasuk ibadah kepada Allah Swt. Dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada bab 1 pasal 1 yang berisi, “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Maka dari itu, pernikahan harus dilakukan dengan baik sehingga muncul aura kebaikan kepada keluarga.
Selingkuh sama seperti berzina, mengkhianati Allah Swt., Rasulullah saw., dan juga rumah tangga. Berzina atau pun hanya mendekati zina adalah larangan Allah Swt. Dalam surah Al Isra ayat 32, bahwasanya Allah Swt. berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
ADVERTISEMENT
Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Ayat tersebut menerangkan bahwa zina adalah perbuatan keji dan buruk. Hal ini sesuai dengan dalil tersebut, bahwa perselingkuhan dapat memicu timbulnya zina. Perselingkuhan yang ringan seperti sekadar mengobrol melalui media sosial, juga termasuk zina hati karena membayangkan seseorang yang tidak halal bagi dirinya. Jika seorang suami berbuat selingkuh dengan perempuan lain yang tidak halal, maka suami dan perempuan tersebut dinyatakan salah karena perempuan tersebut ingin berbuat zina dengan suami yang sudah beristri.
Selingkuh adalah salah satu alasan perceraian. Islam memandang perselingkuhan termasuk perbuatan zina karena suami atau istri melakukan pengkhianatan kepada pasangan halalnya. Hal ini tercantum dalam hadis riwayat Al Bukhari dan Muslim, Nabi saw. bersabda,
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Allah menetapkan bagian zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau mendustakannya. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, selingkuh merupakan perbuatan zina yang harus dihindari oleh setiap suami dan istri. Kategori perbuatan tersebut sangat tidak disukai oleh Allah Swt. sehingga kehidupan antara suami dan istri tidak akan harmonis.
Sebagai kesimpulan, manusia memang tidak lepas dari kesalahan. Namun, manusia dapat memperbaiki kesalahan tersebut kepada perbuatan yang lebih baik. Solusi perbaikan dari kesalahan tersebut hanya dapat dilakukan dari masing-masing jiwa manusia. Maka dari itu, manusia harus lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt., sehingga jiwa manusia tersebut dapat lebih baik.
ADVERTISEMENT