Konten dari Pengguna

Kerusuhan Mei 1998: Pelanggaran HAM Berat yang Masih Menjadi Sorotan

Rafael Andhika
Seorang Mahasiswa UNPAM FIKOM 2024
26 Juni 2024 6:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rafael Andhika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kerusuhan yang terjadi (sumber https://pixabay.com/id/666shany)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kerusuhan yang terjadi (sumber https://pixabay.com/id/666shany)
ADVERTISEMENT
Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa kelam yang terjadi di Indonesia pada 13-15 Mei 1998. Peristiwa ini menelan korban jiwa sebanyak 1.188 orang dan melukai banyak lainnya. Kerusuhan ini terjadi di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Bekasi, Tangerang, Medan, Palembang, dan Solo. Peristiwa ini dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan masih menjadi sorotan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Penyebab Kerusuhan
Penyebab utama kerusuhan ini adalah krisis finansial yang terjadi di kawasan Asia sejak tahun 1997. Krisis tersebut menyebabkan banyak perusahaan bangkrut, jutaan orang dipecat, dan berbagai proyek besar dihentikan. Harga kebutuhan pokok juga meningkat, tingkat pengangguran bertambah, dan angka putus sekolah meningkat. Situasi ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Soeharto menurun, sehingga mahasiswa dari berbagai universitas melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Salah satu yang menjadi pionir ialah mahasiswa dari Universitas Trisakti. Akhirnya, tragedi berdarah yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menjadi awal dari peristiwa kerusuhan yang berdarah.
Korban dan Dampak
Kerusuhan Mei 1998 tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga korban fisik dan psikis yang sangat berat. Korban-korban tersebut termasuk pelecehan seksual, pemerkosaan, dan penganiayaan. Beberapa korban bahkan mengakhiri hidup karena tidak sanggup menanggung beban trauma. Dampak kerusuhan ini masih dirasakan hingga saat ini, dengan korban-korban yang masih mengalami trauma psikis yang amat berat.
ADVERTISEMENT
Solusi dan Pembelajaran
Untuk mengatasi kerusuhan ini, salah satu solusi yang diusulkan adalah membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran (KPP) HAM Kerusuhan Mei 1998. Melalui komisi tersebut, Komnas HAM berpendapat bahwa seharusnya masalah Kerusuhan Mei 1998 sebaiknya diselesaikan secara politis melalui rekonsiliasi nasional. Selain itu, penyelesaian secara yuridis terhadap kasus pelanggaran HAM berat setelah berlakunya UU No. 26 Tahun 2000 juga perlu dilakukan.
Kerusuhan Mei 1998 juga menunjukkan pentingnya pengembangan museum sebagai wadah pembelajaran sejarah. Museum saat ini mulai ditinggalkan pengunjung karena dianggap kuno dan tidak mampu lagi menarik minat pengunjung. Perubahan bangunan museum untuk menjadi media pembelajaran yang lebih baik perlu dilakukan agar generasi mendatang dapat belajar dari peristiwa ini.
Pembelajaran dan Peringatan
ADVERTISEMENT
Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa yang harus diingat dan diperingati. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya perlindungan HAM dan perlindungan korban. Pemerintah harus mengambil tindakan nyata untuk menghukum pelaku dan memberikan rehabilitasi kepada korban. Selain itu, peringatan ini juga harus digunakan sebagai pelajaran bagi generasi mendatang agar tidak terulang kembali.