Kotak Amal Jadi Kedok Teroris
Konten dari Pengguna
27 November 2021 13:18
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rafah Unsa Launa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kalian tahu kejadian di mana kotak amal dijadikan tempat pendanaan untuk para teroris?
Kotak amal yang berkedok untuk bersedekah berubah menjadi pendanaan teroris. Kotak amal itu tersebar ke 12 daerah untuk mencari pendanaan bagi teroris. Penyebaran kotak amal di setiap daerah mencapai 2.000 kotak. Kotak amal tersebar ke Lampung, Jakarta, Sumatra Utara, Semarang, Pati, Temanggung, Solo, Yogyakarta, Magetan, Malang, Surabaya, dan Ambon. Kotak amal dipasang di tempat masyarakat sering berkumpul seperti warung makan, supermarket, bahkan tempat ibadah.

Saya mendapatkan informasi bahwa ada kasus kotak amal yang terjadi di Lampung dengan melibatkan tiga orang tersangka. Densus 88 melakukan penangkapan mereka di Lampung. Mereka yang ditangkap adalah seorang pejabat di yayasan amal bernama Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA). Para tersangka yang ditangkap berinisial SU (seorang ketua yayasan) dan DRS (seorang PNS yang juga pernah menjabat menjadi sekretaris yayasan), mereka tergabung dalam jaringan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).
Diketahui dana yang terkumpul setiap bulannya sekitar 70 juta rupiah. Dana yang dikumpulkan melalui modus menyebarkan kotak amal. Dana dari kotak amal berlabel LAZ BM ABA itu dipergunakan oleh kelompok teroris JI untuk mengirim kader-kadernya ke negara berkonflik. Negara yang berkonflik adalah Suriah, Irak, dan Afghanistan. Di negara tersebut para kader akan dilatih untuk meningkatkan kemampuan militer, membangun komunikasi, dan berdiplomasi dengan kelompok radikal.
Selain untuk mengirimkan para kader, uang dari kotak amal juga digunakan untuk bantuan kemanusiaan. Namun, hal itu hanyalah sebagai promosi agar dapat menarik simpati masyarakat. Salah satu bentuknya yaitu untuk mengajak masyarakat agar mau menyumbang ke kotak amal dengan menunjukkan bahwa hasil dari kotak amal itu akan dikirim ke mereka yang terkena dampak di daerah konflik.
Saya sering melihat kotak amal di dekat pintu masuk supermarket. Pada awalnya juga saya tidak terlalu memperhatikan label ataupun informasi yang tertera di kotak amal itu, yang saya lihat hanya gambar orang yang sedang kesusahan dan mereka yang mendapatkan bala bantuan. Ketika kasus kotak amal ini diberitakan saya cukup kaget di karenakan saya selalu berpikir bahwa uang dari kotak amal pasti memang untuk orang yang membutuhkan. Setelah mendengar kasus ini pun saya jadi lebih berhati-hati dan memberitahukan kepada keluarga dan teman-teman saya.
Kasus kotak amal ini membuat saya tersadar bahwasanya saat kita ingin menyumbangkan uang ke orang yang membutuhkan kita harus berhati-hati agar nanti uang yang ingin kita sumbangkan dapat tersalurkan. Berhati-hati bukan berarti tidak menyumbang, sebaiknya kita yang ingin menyumbangkan uang juga harus memperhatikan terlebih dahulu informasi dari kotak yang ingin kita sumbang. Kita bisa melihat label yang ada di kotak amal terlebih dahulu, lalu memastikannya dengan melihat nomor registasi dan nama yayasannya.
Kasus ini juga membuat saya berpikir mungkin masih banyak masyarakat yang asal menyumbang saja tanpa melihat dan memastikan kotak amal. Saya berharap dengan saya membahas kasus ini semua masyarakat akan berhati-hati saat menyumbangkan uangnya, dan saya berharap pemerintah juga dapat menangani kasus ini dengan cepat agar uang yang ada di dalam kotak amal dapat dibagikan ke yang membutuhkan.
Oleh karena itu, dari kejadian ini bisa menjadi sebuah pembelajaran yang di mana saat kita menyumbang, kita juga harus memperhatikan akan kemana uang yang kita sumbang agar orang-orang yang membutuhkan dapat terbantu.
Jangan lupa beramal dan tetap berhati-hati agar uang yang kita amalkan dapat tersalurkan!
Penulis :
Rafah Unsa Launa
SMA CENDERAWASIH 1 JAKARTA