Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
AI: Ancaman atau Peluang bagi Ilustrator?
30 November 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Rafandi Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk seni ilustrasi. Dengan kemampuan AI untuk menghasilkan karya visual secara instan, dunia ilustrasi mengalami tantangan sekaligus peluang baru.
ADVERTISEMENT
Di sisi ancaman, AI memiliki kemampuan menghasilkan ilustrasi dengan cepat dan biaya rendah, yang dapat menggantikan pekerjaan ilustrator untuk proyek sederhana atau berbasis komersial. Hal ini membuat beberapa ilustrator merasa khawatir karena pekerjaan mereka berpotensi tergeser. Selain itu, pelatihan sistem AI yang menggunakan karya seniman tanpa izin memunculkan isu hak cipta dan etika, di mana ilustrator merasa karya mereka digunakan tanpa penghargaan yang semestinya.
Namun, AI tidak melulu menjadi ancaman. Teknologi ini juga menawarkan peluang besar bagi ilustrator. AI dapat dimanfaatkan sebagai alat pendukung untuk meningkatkan efisiensi kerja, seperti membuat sketsa awal atau memberikan inspirasi visual. Dengan AI, ilustrator juga dapat mengeksplorasi gaya baru yang sebelumnya sulit dicapai secara manual. Bahkan, AI membuka pasar baru bagi seniman, seperti dalam pembuatan desain berbasis teknologi augmented reality (AR) atau animasi berbasis AI.
ADVERTISEMENT
Untuk tetap relevan di tengah perkembangan teknologi ini, ilustrator perlu beradaptasi dengan mempelajari teknologi AI dan menjadikannya alat pelengkap dalam proses kreatif. Selain itu, memperkuat identitas artistik dengan gaya unik menjadi strategi yang penting agar tetap menonjol. Dengan kombinasi keterampilan manual dan teknologi, ilustrator dapat menjaga eksistensi mereka di industri yang semakin kompetitif.
Rafandi Arya Firmansyah, Mahasiswa Sistem Infomasi Bahasa Indonesia ITB AD.