Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transaksi Syariah: Membangun Bisnis yang Berkelanjutan dan Etis
15 Oktober 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Raffa Amadhika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonomi Syariah adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang menyoroti masalah perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi konvensional lainnya. Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya (P3EI, 2011).
ADVERTISEMENT
Dalam transaksi syariah, keadilan dan transparansi menjadi pilar utama yang dipegang teguh. Semua pihak yang terlibat dalam transaksi harus memberikan informasi yang lengkap dan benar mengenai kondisi bisnis atau produk yang diperjualbelikan. Tidak boleh ada ketidakpastian atau informasi yang disembunyikan sesuai dengan prinsip larangan gharar. Hakikat transaksi Islam terletak pada larangan riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi) yang menjamin terpeliharanya keadilan, transparansi, dan perilaku etis dalam perdagangan. (Kamali, 2008)
Prinsip ini mendorong pelaku bisnis untuk bersikap jujur dan beretika dalam menjalankan usaha mereka. Ketika sebuah bisnis dijalankan dengan etika yang kuat, maka kepercayaan konsumen akan meningkat. Ini adalah kunci untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan, di mana hubungan yang terjalin antara perusahaan dan konsumen tidak hanya berdasarkan keuntungan finansial, tetapi juga rasa saling percaya dan penghargaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu keunggulan utama dari transaksi syariah adalah fokusnya pada keberlanjutan. Keberlanjutan yang dimaksud bukan hanya tentang menjaga keseimbangan lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan ekonomi yang bersifat jangka panjang. Transaksi syariah menawarkan mekanisme seperti Musyarakah dan Mudharabah, yang mengedepankan kerja sama antara pelaku bisnis. Ini berbeda dengan sistem konvensional di mana satu pihak (biasanya bank) mendapatkan keuntungan tetap melalui bunga, tanpa mempertimbangkan kondisi usaha yang dijalankan oleh peminjam.
Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia telah menunjukan komitmen yang kuat dalam pengembangan bank syariah (Ismal, 2018). Industri keuangan Syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup konsisten setiap tahunnya. aset perbankan syariah di Indonesia terus tumbuh mencapai pertumbuhan 14% pada tahun 2023. Peningkatan ini menandakan bahwa preferensi masyarakat mulai mendukung penggunaan produk Syariah.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh dari keberhasilan perkembangan transaksi syariah adalah program pembiayaan berbasis wakaf yang diterapkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI). Dalam program tersebut, dana wakaf digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang memiliki manfaat berjangka panjang bagi masyarakat seperti pembangunan sekolah atau rumah sakit. Program ini menunjukkan bahwa transaksi syariah tidak hanya menguntungkan bagi pelaku bisnis, tetapi juga memberikan dampak sosial yang luas.
Oleh : Raffa Amadhika Muhammad.
Referensi :
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. Ekonomi Islam. (2011), Modul konsep dasar dan transaksi ekonomi syariah, h. 14
Kamali, Mohammad Hashim. Principles of Islamic Jurisprudence. (2008), Islamic Texts Society, h. 245.
Ismal, Rifki. Islamic Finance in Indonesia: The Way Forward. (2018), Islamic Research and Training Institute, h. 102.
ADVERTISEMENT