Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Membidik Potensi Pasar Makanan Halal di Tiongkok
19 Juni 2024 15:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Raffaelia Sanzio Rodiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Pangan adalah kebutuhan utama masyarakat dan pemerintah mengutamakan kepentingan masyarakat” (Pepatah Tiongkok)
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, berperan penting memperkuat ekosistem halal dunia. Produk halal mencuri perhatian konsumen melalui penjagaan ketat terhadap aspek kebersihan dan kesehatan. Ini juga menjadi elemen penting yang menambah nilai jual produk halal Indonesia untuk tembus ke pasar Tiongkok.
Mengapa Tiongkok? Negara komunis dengan populasi 1,4 miliar, 52 persen di antaranya ateis ini, merupakan rumah bagi 17 juta warga muslim. Populasi Muslim di Tiongkok terbagi ke dalam sepuluh etnis minoritas yaitu Hui, Uyghur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar, Dongxiang, Salar, dan Baoan. Sejarah panjang keberadaan Islam di Tiongkok telah memberi warna bagi kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Tiongkok, termasuk pada tradisi makan dan minum.
ADVERTISEMENT
Tak hanya saat Ramadhan, kuliner halal menghampar sepanjang 1000 meter di Muslim Street (Huimin Jie) kota Xi’an, Provinsi Shaanxi. Pada setiap hari Jum’at, di masjid-masjid berbagai kota, kuliner Halal juga menjadi suatu hal yang dinantikan oleh berbagai kalangan penikmat kuliner. Konsumennya tidak hanya dari etnis muslim, kelompok non-muslim lainnya juga turut menikmati kuliner halal di Tiongkok.
Selain kuliner lokal, berbagai jenis makanan halal internasional turut mewarnai khazanah kuliner halal Tiongkok. Makanan halal di Tiongkok berlabel “Qingzhen” atau “Halal” dalam bahasa Mandarin. Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, konsumen mudah menjangkau makanan halal dari Turki, India, Malaysia, dan Indonesia. Kuliner khas Jepang, Italia dan Korea yang diberi label “Qingzhen” juga dapat ditemukan di beberapa tempat. Di kawasan Niujie kota Beijing, bahkan terdapat supermarket yang khusus menjual berbagai produk makanan halal.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi digital dan logistik modern turut mempopulerkan bisnis makanan halal. Masyarakat di Tiongkok dapat dengan mudah menemukan berbagai makanan halal dari seluruh dunia melalui platform e-commerce seperti Taobao dan Pin Duo Duo. Konsumen dapat menjangkau ribuan jenis makanan berlabel halal seperti makanan ringan, makanan cepat saji, makanan beku, produk susu, bumbu dapur, dll.
Pertumbuhan populasi Muslim dunia meningkatkan permintaan terhadap makanan halal. Potensi bisnis makanan halal di pasar internasional pun semakin terbuka lebar. Memanfaatkan peluang ini, Tiongkok menyelenggarakan "Pameran Makanan Halal dan Perlengkapan Muslim Internasional Tiongkok", "Konferensi Bisnis Pengusaha Etnis Hui", "Pameran Produk Arab-Tiongkok" serta "Pameran Produk Makanan Halal Internasional". Beberapa perhelatan ini menunjukan perhatian Pemerintah Tiongkok terhadap bisnis produk halal serta keinginan untuk masuk ke pasar dunia, dan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan ekspor produk halal Indonesia ke Tiongkok seperti partisipasi dalam berbagai perhelatan akbar di Tiongkok, melalui promosi produk Halal terintegrasi. Strategi Promosi yang dilakukan perlu bersifat masif dengan melibatkan Indonesia Incorporated, kantor bersama Badan Usaha Milik Negara di luar negeri, ITPC, IIPC dan Pengusaha Indonesia di Tiongkok.
Pemanfaatan teknologi digital juga perlu gencar dilakukan melalui optimalisasi e-commerce, influencer, content creator dan diaspora Indonesia di Tiongkok. Beberapa diaspora di Tiongkok telah mencuri perhatian warganet Indonesia dengan berbagai konten promosi kuliner tanah air yang dipublikasikan secara daring. Peran influencer dan content creator ini penting untuk menyusun strategi yang tepat dalam memperkenalkan dan meningkatkan citra produk makanan halal kepada konsumen Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Kerja sama dengan toko ritel populer Tiongkok yang mengembangkan bisnis di Indonesia juga menjadi strategi yang layak dipertimbangkan. Sejumlah toko ritel Tiongkok memanfaatkan kesempatan untuk memperluas cakupan produk Tiongkok di Indonesia. Di negara asalnya, toko ritel ini justru menarik perhatian konsumen dengan menjual lebih banyak produk impor. Indonesia dapat menggunakan pendekatan yang sama untuk memperkenalkan produk halal Indonesia melalui jaringan toko ritel tersebut.
People to people contact adalah strategi penting yang perlu terus dikembangkan. Setiap warga asing di suatu negara adalah “diplomat” bagi negara asalnya. Pertukaran pelajar, misi budaya, peningkatan kunjungan wisatawan merupakan segelintir contoh people to people contact yang akan meningkatkan pemahaman dan ketertarikan bangsa lain terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Potensi bisnis makanan halal melahirkan berbagai inovasi, khususnya dari UMKM. Peluang pasar produk halal di Tiongkok membuka kesempatan bagi UMKM untuk mengembangkan usaha dan bersaing di pasar global. Memanfaatkan peluang ini juga penting untuk mendorong penguatan kualitas UMKM Indonesia.
Pepatah Tiongkok mengatakan ”Beri kepadanya seekor ikan dan ia makan selama satu hari. Ajari ia menangkap ikan maka ia akan makan seumur hidupnya”.