Konten dari Pengguna

Kreatif dan Ramah Lingkungan: Ecobrick Solusi Pengelolaan Sampah di Jeruksari

Raffy Febri Marzanda
TIM II KKN Universitas Diponegoro
11 Agustus 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raffy Febri Marzanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada hari Sabtu bertempat di Desa Jeruksari, Kec. Tirto, Kab. Pekalongan (3/08/2024) – Tim II KKN Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2023/2024 melaksanakan salah satu program kerja multidisiplin di SDN Kranding Desa Jeruksari, Tirto, Kabupaten Pekalongan, sebuah pengimplementasian Ecobrick untuk pemanfaatan dan pengolahan sampah botol plastik.
Foto oleh Yazid Nabil Robbani/Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Yazid Nabil Robbani/Dokumen Pribadi
Salah satu permasalahan yang cukup serius di Desa Jeruksari adalah lingkungan yang kumuh. Beragam jenis sampah tersebar di wilayah desa tersebut. Hal ini ditimbulkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengelolaan sampah yang belum optimal. Di sisi lain, kesadaran diri warga sekitar perihal pemeliharaan sampah juga masih minim. Oleh karena itu, mahasiswa TIM II KKN Undip Tahun 2024 membawa program kerja ecobrick dengan harapan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan sampah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Ecobrick yang dilaksanakan oleh Tim KKN II Undip di Desa Jeruksari Tirto merupakan langkah nyata dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah plastik dikarenakan ketiadaan bank sampah. Proses pembuatan Ecobrick melibatkan siswa kelas 5 dan 6 SDN Kranding, dimana mereka diajarkan cara mengisi botol plastik dengan sampah non-organik lalu disusun/dirakit menjadi sebuah kursi yang sederhana yang dapat digunakan untuk duduk. Tahapan ini menjadi dasar penting dalam merancang bentuk desain Ecobrick yang diharapkan dapat digunakan dalam pembuatan berbagai produk ramah lingkungan. Desain yang efektif tidak hanya mempertimbangkan aspek fungsional, tetapi juga estetika dan kemudahan dalam pengumpulan serta pemadatan sampah plastik.
Pelaksanaan kegiatan oleh mahasiswa KKN Tim II KKN Undip menjadikan siswa kelas 5 dan 6 SDN Kranding sebagai kelompok sasaran dikarenakan untuk memupuk kesadaran anak anak untuk peduli terhadap sampah terutama sampah yang tidak terurai seperti sampah plastik. Kegiatan dilakukan dengan mengkoordinasikan siswa siswi untuk mengisi botol air mineral ukuran 600ml menggunakan sampah plastik. Setelah dinilai sudah terisi penuh, botol-botol tersebut dikumpulkan untuk kemudian dirakit dan dibentuk menjadi sebuah kursi sederhana.
ADVERTISEMENT
Foto oleh Aira Fathimah Az Zahra/Dokumen Pribadi
Selama berlangsungnya kegiatan yang diselenggarakan oleh TIM II KKN Undip tahun 2023/2024, para siswa mengikuti instruksi dengan antusias dan semangat, Hal tersebut sangat terlihat ketika mereka melakukan arahan disertai dengan canda tawa. Kegiatan ini tentu membawa kebahagiaan dan kenangan tersendiri karena tidak hanya berbagi pengetahuan secara teoritis, tetapi juga dengan melaksanakan praktik secara langsung.
Dalam perancangan desain Ecobrick, aspek modularitas menjadi pertimbangan utama. Botol-botol yang telah diisi sampah kemudian dikumpulkan dan dirakit menjadi bentuk kursi yang sederhana, menunjukkan bahwa Ecobrick dapat dirancang dalam berbagai bentuk sesuai kebutuhan. Dalam hal ini difokuskan untuk siswa dan siswi kelas 5 dan 6 untuk membuat kursi dari botol-botol yang telah diisi dengan sampah plastic sampai penuh, selanjutnya dirakit menjadi kursi yang membutuhkan minimal 7 botol plastic. Modularitas ini mempermudah proses perakitan dan memungkinkan penggunaan Ecobrick dalam berbagai proyek, baik untuk konstruksi sederhana seperti kursi, hingga struktur yang lebih kompleks. Dengan desain modular, Ecobrick dapat menjadi solusi fleksibel dan efisien untuk masalah sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Penggunaan Ecobrick dalam bentuk desain juga membuka peluang untuk mengintegrasikan nilai seni dan kreativitas dalam setiap produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, kursi yang dirancang dari Ecobrick tidak hanya berfungsi sebagai tempat duduk, tetapi juga menjadi karya seni yang mencerminkan kesadaran lingkungan. Desain yang mempertimbangkan elemen estetika dapat menarik perhatian lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah plastik. Selain itu, kombinasi warna dan tekstur dari sampah plastik yang digunakan bisa menjadi ciri khas dalam setiap produk Ecobrick yang dibuat.
Foto oleh Dewi Rina Febriani/Dokumen Pribadi
Lebih jauh lagi, perancangan bentuk desain dari Ecobrick juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Produk yang dihasilkan dari Ecobrick haruslah tahan lama dan dapat digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Dalam konteks ini, pemilihan material dan teknik perakitan yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa Ecobrick tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian, desain Ecobrick yang baik akan memiliki nilai tambah dari segi fungsionalitas, estetika, dan keberlanjutan.
ADVERTISEMENT