Konten dari Pengguna

Korelasi Antara Penyebaran Hoaks dan Polarisasi

rafi al ezzra
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Kristen Indonesia
7 Desember 2024 21:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rafi al ezzra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
pexels.com
ADVERTISEMENT
Hoaks dan Polarisasi
Polarisasi yang terjadi di masyarakat, terutama selama masa pemilihan umum, memiliki dampak signifikan terhadap persatuan dan kesatuan. Fenomena ini sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi palsu atau hoaks. Dalam banyak kasus, demi memenangkan salah satu pihak, para pendukung tokoh politik kerap menggunakan cara yang tidak etis, seperti melakukan framing berita atau menyebarkan tuduhan yang tidak berdasarkan data faktual. Parahnya, tindakan tersebut sering dilakukan secara masif.
ADVERTISEMENT
Pendukung yang memiliki tingkat literasi digital rendah menjadi kelompok yang paling rentan. Mereka cenderung mudah terpengaruh oleh opini dan narasi palsu yang dirancang oleh pihak-pihak tertentu, sehingga berpotensi menjadi ekstrem dan tidak toleran terhadap pandangan berbeda.
Pengawasan dan Literasi Digital oleh Otoritas
Perlunya pengawasan ketat dari pihak berwenang, seperti pemerintah, dalam memberikan literasi digital kepada masyarakat tidak dapat diabaikan. Hal ini penting karena perkembangan teknologi informasi, termasuk media sosial, tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga potensi dampak destruktif. Contoh nyata dampak tersebut adalah kekerasan di dunia maya, pencurian data, hingga penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat berujung pada perpecahan masyarakat.
Solusi: Peran Pemerintah dan Literasi Digital
Untuk mengurangi risiko seperti ini, diperlukan peran aktif pemerintah dan lembaga-lembaga yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan literasi digital. Salah satu langkah konkret adalah mengajarkan masyarakat cara menganalisis kebenaran suatu informasi. Pemerintah dapat memperketat regulasi terkait penyebaran berita serta menyediakan klarifikasi resmi melalui media massa untuk menangkal hoaks yang berkembang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menghadapi kondisi masyarakat yang masih rentan terhadap perpecahan akibat informasi palsu, kebebasan berekspresi di media sosial harus diimbangi dengan proses pendewasaan. Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat memanfaatkan teknologi informasi secara optimal tanpa mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa.