Konten dari Pengguna

Jakarta, Kota Renta yang Dihantam Corona

Rafi Fairuz
Journalist Student at State Polytechnic of Jakarta
15 Juli 2021 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 23 Juli 2021 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rafi Fairuz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana sepi kota Jakarta (Sumber Foto : pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sepi kota Jakarta (Sumber Foto : pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta, ibu kota yang padat akan berbagai macam kegiatannya kini terasa sirna sementara seiring dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan ini mulai berlaku dari 3 Juli hingga 20 Juli 2021.
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan kebijakan ini tak lain dan tak bukan untuk menekan angka penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia yang kian membumbung tinggi. Tercatat menurut Kemenkes RI pada (14/7/2021), total kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 54.517. Sedangkan untuk pasien sembuh bertambah sebanyak 17.762 dan korban meninggal bertambah sebanyak 991.
Suasana riuh di Jakarta seakan hilang, kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari sirna sementara. Gedung-gedung pencakar langit sepi, pusat perbelanjaan banyak yang ditutup, sekolah-sekolah kosong, dan bahkan tempat ibadah pun berangsur sepi.
Kemunculan gelombang kedua pandemi ini sekan membuat Jakarta seperti kota mati. Banyak sektor yang terdampak dari adanya pandemi ini, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata, dan kehidupan sosial sehari-hari.
Lumpuhnya aktivitas ibu kota membuat banyak warga yang kehilangan mata pencahariannya. Banyak warga Jakarta yang menggantungkan hidupnya dari hasil hariannya, namun dengan adanya PPKM Darurat ini, mereka harus memutar otak untuk memenuhi kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Terhitung sudah hampir dua minggu PPKM Darurat berlangsung, kendati demikian angka positif Covid-19 masih saja meninggi. Dengan Jakarta yang menjadi episentrum pandemi, membuat kota ini mendapat pukulan yang paling besar. Terlebih Jakarta yang merupakan kota bisnis membuat Jakarta menjadi salah satu kota terbanyak penyumbang kasus Covid-19.
Lantas apa yang membuat negara ini mengalami lonjakan gelombang kedua Covid-19? Menurut Presiden Joko Widodo pada saat membuka Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6/2021). Presiden menyebutkan terdapat dua hal yang membuat lonjakan kasus naik dua kali lipat dari sebelumnya, yaitu libur lebaran (kedisiplinan masyarakat) dan penyebaran virus varian baru.
Akibat dari kedua hal tersebut, kini warga dipaksa untuk beraktivitas dari rumah, mulai dari bekerja, belajar mengajar, dan beribadah. Penyekatan PPKM Darurat pun kini menimbulkan macet berkepanjangan hingga kerumunan.
ADVERTISEMENT
(Rafi Fairuz Darmawan/Politeknik Negeri Jakarta)