Asap Rokok Punahkan Uang Saku Remaja: Habiskan Rp200.000/Minggu Sia-Sia!

Muhammad Rafi Naufal Yonianda
Saya Mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
27 Desember 2023 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rafi Naufal Yonianda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi remaja merokok. Foto: Istock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi remaja merokok. Foto: Istock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Data dari Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa ada 9,1% remaja Indonesia berusia 15-19 tahun yang merokok setiap hari. Survei Global Youth Tobacco 2021 memperkirakan rata-rata pengeluaran remaja perokok Indonesia untuk membeli rokok mencapai Rp200.000 per minggu (Ahsan, 2022). Angka ini cukup mencengangkan mengingat banyak remaja yang masih bergantung finansial pada orangtua. Merokok pada usia muda diketahui berisiko menimbulkan ketergantungan nikotin dan kerusakan paru-paru serta organ tubuh lainnya (WHO, 2022). Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat menurunkan produktivitas dan mutu sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
ADVERTISEMENT

Elaborasi Data Statistik Remaja Dan Pengeluaran Rata-Rata Per Minggunya

Ilustrasi pengeluaran uang. Foto: Allef Vinicius/Unsplash
Survei Global Youth Tobacco yang dilakukan pada tahun 2021 menemukan fakta mengejutkan terkait kebiasaan merokok remaja di Indonesia. Survei yang melibatkan lebih dari 13 ribu responden berusia 13-15 tahun ini menunjukkan rata-rata pengeluaran remaja Indonesia per minggu untuk membeli rokok mencapai Rp200.000 (Ahsan, 2022). Angka ini meningkat signifikan dibandingkan hasil survei serupa pada 2016 yang hanya mencatat rata-rata pengeluaran Rp56.000 per minggu (Ahsan, 2022).
Temuan survei tersebut disampaikan Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr. Budi Arif, sebagai fakta yang mengkhawatirkan (Arif, 2022). Pasalnya, angka pengeluaran remaja untuk rokok yang tinggi mengindikasikan banyaknya perokok usia produktif di Indonesia. Menanggapi hal ini, Dr. Arif mendesak pemerintah menaikkan pajak cukai rokok guna menekan tingginya konsumsi rokok pada kelompok remaja dan pelajar (Arif, 2022).
ADVERTISEMENT

Paparan Bahaya Kesehatan Akibat Merokok Di Usia Muda

Ilustrasi remaja merokok. Foto: Istock
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahaya merokok bagi kesehatan, terlebih jika dilakukan sejak usia muda. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam satu kajiannya menjelaskan bahwa paparan asap rokok dalam jangka panjang dapat mengganggu perkembangan organ vital seperti paru-paru (WHO, 2022). Selain itu, berbagai zat kimia berbahaya dalam asap rokok berisiko memicu kanker dan penyakit kronis lain seperti stroke dan serangan jantung di usia dewasa (WHO, 2022).
Lebih lanjut, Ahli Paru-Paru Anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Dr. Evita Zakiyah (2023) menambahkan bahwa remaja perempuan yang merokok berisiko tinggi terkena kanker leher rahim. Hal ini karena zat karsinogen dalam rokok dapat menyerang organ reproduksi. Dampaknya bisa fatal jika kanker terlanjur menyebar dan terdeteksi pada stadium lanjut (Zakiyah, 2023). Oleh karena itu, sangat penting bagi remaja untuk menghindari rokok demi kesehatan di masa depan.
ADVERTISEMENT

Dampak Merokok Remaja Terhadap Prestasi Akademik Dan Produktivitas

Selain masalah kesehatan, kebiasaan merokok pada remaja juga berkorelasi dengan menurunnya prestasi akademik. Penelitian Nurdiati et al (2016) di 3 SMA Surabaya menemukan nilai rapor siswa perokok rata-rata 2 poin lebih rendah dibandingkan non-perokok. Siswa perokok juga cenderung membolos dan bermasalah disiplin. Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat berlanjut hingga usia dewasa dan berdampak pada produktivitas kerja serta mutu SDM Indonesia. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati (2021) memperkirakan Indonesia rugi sekitar Rp378 triliun per tahun akibat dampak ekonomi dan sosial dari konsumsi rokok.
Ilustrasi asap rokok. Foto: Pascal Meier/Unsplash
Berdasarkan data dan fakta di atas, masalah remaja perokok di Indonesia cukup serius dan mendesak ditangani lewat kebijakan tegas terkait akses dan konsumsi produk tembakau. Selain itu, edukasi publik tentang bahaya merokok sejak dini penting digalakkan guna memutus rantai ketergantungan dan efek buruk rokok bagi generasi penerus bangsa. Diharapkan angka prevalensi perokok usia muda dapat diturunkan demi terwujudnya SDM Indonesia yang sehat dan produktif.
ADVERTISEMENT

DAFTAR BACAAN

Ahsan, A. (2022). Survei: Remaja Indonesia Keluarkan Rp200 Ribu per Minggu Buat Beli Rokok. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/08/survei-remaja-indonesia-keluarkan-rp200-ribu-per-minggu-buat-beli-rokok
Arif, B. (2022). Wawancara pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurdiati, D.S., Oktiawati, & Nurjazuli. (2016). Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Di Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(2), 234-244
Hartati, E.S. (2021). Indonesia Rugi Rp378 Triliun per Tahun karena Dampak Konsumsi Rokok. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/
Organisasi Kesehatan Dunia. (2022). Smoking and Youth. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/smoking-and-youth
Zakiyah, E. (2023). Wawancara pakar paru-paru anak RSUPN Cipto Mangunkusumo. Jakarta.