Konten dari Pengguna

Mengapa Presiden Amerika Serikat Dianggap Sebagai “Manusia Terkuat” di Dunia?

Muhammad Rafie Akbar
Sarjana Hukum Internasional dari Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas P. Panca Budi & Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka. Pernah pertukaran mahasiswa Ilmu Hukum di Universiti Teknologi MARA, Malaysia (2023).
13 Agustus 2024 10:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rafie Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memorial Nasional Gunung Rushmore. Gambar oleh Pete Linforth dari Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Memorial Nasional Gunung Rushmore. Gambar oleh Pete Linforth dari Pixabay.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling dikenal seluruh warga dunia. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa negara ini menjadi tolak ukur banyak bidang kehidupan di seluruh dunia. Sebagai sebuah negara superpower semenjak pengaruh kuatnya pada Perang Dunia II, tentunya AS memiliki pemimpin yang bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan seperti negara-negara lainnya di seluruh dunia. Pemimpin yang berada di AS dikenal sebagai Presiden Amerika Serikat (Presiden AS) yang konon juga membentuk sejarah penting tentang adanya jabatan “presiden” di banyak negara di bumi.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks politik global yang dikenal secara umum, istilah powerful man atau "manusia terkuat" merujuk pada individu yang memiliki pengaruh terbesar dalam menentukan arah kebijakan internasional, ekonomi global, dan keamanan dunia. Presiden AS sering kali dianggap sebagai "manusia terkuat" karena memimpin negara yang memiliki kekuatan militer, ekonomi, dan diplomatik terbesar di dunia. Negara adidaya ini memainkan peran sentral dalam banyak keputusan global, menjadikan presidennya sebagai figur yang memiliki dampak signifikan terhadap dinamika internasional.

Kekuatan Politik, Militer, dan Ekonomi Presiden Amerika Serikat

Presiden Bill Clinton (Presiden AS ke-42). Gambar oleh Pixabay.
Tentunya tiap pemimpin di dunia memiliki kekuatan politik di masing-masing negara yang dipimpinnya. Selain itu, kekuatan itu juga disertai dengan kekuatan militer yang pada banyak negara meletakkan pemimpin negaranya tersebut sebagai commander in chief atau Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Termasuk pula pada Presiden AS, melekat berbagai kekuatan politik dan militer – uniknya, kekuatan politik dan militer ini cenderung juga berpengaruh pada berbagai kehidupan politik dan militer di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Presiden AS memegang jabatan sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata di negaranya, yang memberinya kekuasaan penuh dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan militer. Hal ini termasuk kemampuan untuk melancarkan serangan militer, termasuk penggunaan senjata nuklir, yang menunjukkan seberapa besar pengaruhnya dalam menentukan stabilitas dan keamanan global. Dengan anggaran militer terbesar di dunia, AS memiliki kemampuan untuk memproyeksikan kekuatannya ke seluruh penjuru dunia, menjadikan keputusan presiden dalam urusan militer sangat krusial.
Selain itu, Presiden AS memainkan peran utama dalam menentukan kebijakan luar negeri negara tersebut. Hubungan dengan negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia, serta sekutu-sekutu di Eropa dan Asia, sangat dipengaruhi oleh keputusan presiden. Diplomasi yang dilakukan oleh AS sering kali menentukan arah kebijakan global, baik dalam konteks perdagangan, keamanan, atau kerjasama multilateral. Misalnya, pendekatan AS dalam menangani kompetisi dengan Tiongkok dan mengelola hubungan dengan Rusia memiliki dampak luas terhadap stabilitas internasional seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, AS memiliki peran dominan dalam organisasi internasional seperti PBB dan NATO. Presiden AS sering kali menentukan arah kebijakan yang diambil oleh organisasi-organisasi ini, baik dalam penanganan konflik, krisis kemanusiaan, atau upaya diplomatik global. Keterlibatan AS dalam organisasi internasional juga memungkinkan presidennya untuk mempengaruhi keputusan-keputusan global yang penting, menjadikannya figur yang sangat berpengaruh dalam arena pergaulan internasional.
Sebagai pemimpin dari sebuah negara dengan ekonomi terbesar dunia, keputusan yang dibuat oleh Presiden AS sering kali memiliki dampak langsung terhadap ekonomi global. Kebijakan perdagangan, sanksi ekonomi, dan regulasi keuangan yang diterapkan oleh AS dapat mempengaruhi pasar global dan stabilitas ekonomi internasional. Peran AS dalam ekonomi dunia menjadikan presidennya sebagai salah satu aktor kunci dalam menentukan arah perkembangan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Termasuk pada kenyataan bahwa mata uang Dolar AS berfungsi sebagai mata uang cadangan internasional, yang berarti kebijakan moneter dan fiskal AS memiliki pengaruh luas terhadap ekonomi global. Keputusan-keputusan yang diambil oleh Presiden AS dalam mengelola ekonomi domestik sering kali berdampak langsung pada stabilitas ekonomi global, membuat posisinya sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan ekonomi internasional.

Kekuasaan Eksekutif di Dalam Negeri – Namun Berpengaruh Pada Seluruh Dunia

Presiden Barack Obama (Presiden AS ke-44) dan Presiden Joe Biden (Presiden AS ke-46). Gambar oleh Welcome to All ! ツ dari Pixabay.
Dapat dimengerti bahwa Presiden AS memiliki kekuasaan untuk memveto undang-undang yang disahkan oleh Kongres, memberikan kontrol signifikan terhadap legislasi nasional. Selain itu, presiden juga memiliki peran penting dalam penunjukan hakim Mahkamah Agung, yang dapat mempengaruhi arah hukum dan kebijakan di AS dalam jangka panjang. Pengaruh ini memperkuat posisi presiden sebagai salah satu figur paling kuat dalam sistem pemerintahan
ADVERTISEMENT
Seringkali keputusan dalam negeri yang diambil oleh Presiden AS, seperti kebijakan imigrasi, perubahan iklim, dan teknologi, sering kali memiliki dampak global. Misalnya, kebijakan AS terkait perubahan iklim atau regulasi teknologi dapat mempengaruhi standar internasional dan memicu perubahan kebijakan di negara-negara lain.

Batasan Kekuasaan Presiden Amerika Serikat dan Kritik dari Negara Lain

Capitol Hill Amerika Serikat. Gambar oleh Roberto Bellasio dari Pixabay.
Meskipun Presiden AS memiliki kekuasaan yang besar, sistem checks and balances dalam pemerintahan AS memastikan bahwa kekuasaannya tidak absolut. Kongres, Mahkamah Agung, dan media (dengan freedom of speech yang dijunjung tinggi) memainkan peran penting dalam mengawasi dan membatasi tindakan presiden, sehingga menjaga keseimbangan kekuasaan dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Termasuk dalam kenyataannya bahwa konstitusi AS hanya mengizinkan seorang Presiden AS menjabat selama 2 (dua) periode, yang per satu periodenya dijalankan selama 4 (empat) tahun saja. Sehingga seorang presiden hanya dapat menjabat dengan maksimal 8 (delapan) tahun. Presiden AS yang pernah tercatat menjabat lebih dari dua periode hanyalah Presiden Franklin Delano Roosevelt (menjabat 4 Maret 1933 hingga 12 April 1945) yang menjabat selama Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, meskipun dianggap sebagai manusia terkuat, dominasi global AS juga sering dikritik oleh negara-negara lain. Beberapa negara melihat dominasi AS sebagai ancaman terhadap kedaulatan mereka, dan ini bisa mempengaruhi bagaimana kekuasaan Presiden AS dipersepsikan di panggung internasional. Tantangan dari negara-negara besar lainnya, seperti Tiongkok dan Rusia, serta perubahan dalam dinamika global, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kekuatan presiden di masa depan.

Konklusi

Sebagai pemimpin dari negara adidaya, Presiden AS sering kali disebut sebagai "manusia terkuat" di dunia. Kekuasaannya dalam bidang militer, ekonomi, dan diplomasi memberikan pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan global. Namun, kekuasaan ini tidak tanpa batas dan sering kali dikritik, baik secara internal oleh sistem pemerintahan AS, maupun secara eksternal oleh negara-negara lain. Dengan demikian, meskipun Presiden AS memiliki pengaruh yang besar, kekuatannya terus diuji oleh dinamika global yang terus berubah. Utamanya terhadap berbagai kebijakan yang kontroversial.
ADVERTISEMENT