Konten dari Pengguna

Era Digital: Efek Gadget dan Media Sosial Pada Kualitas Pendidikan Indonesia

Evi Syahfikasari
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi , Universitas Negeri Malang
27 September 2023 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evi Syahfikasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bermain media sosial. Foto: Evi Syahfikasari
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain media sosial. Foto: Evi Syahfikasari
ADVERTISEMENT
Ancaman digital yang dihadapi oleh sektor pendidikan di Indonesia semakin nyata seiring dengan perkembangan pesat teknologi, khususnya dalam bentuk gadget dan media sosial. Meskipun teknologi memberikan manfaat besar dalam beberapa aspek kehidupan kita, peran mereka dalam pendidikan bukanlah hal yang selalu positif. Dalam opini ini, kita akan mengeksplorasi dampak negatif dari penggunaan gadget dan media sosial terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, perlu diakui bahwa gadget, seperti smartphone dan tablet, telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari banyak orang, termasuk anak-anak dan remaja. Namun, penggunaan gadget ini tidak selalu produktif. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game atau menjelajahi media sosial dapat mengalihkan perhatian siswa dari pembelajaran. Mereka mungkin menjadi kurang fokus saat di kelas atau bahkan saat mengerjakan tugas sekolah di rumah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan, karena siswa tidak dapat menyerap materi pelajaran dengan baik.
Beberapa contoh aplikasi media sosial.Foto: Evi Syahfikasari
Media sosial juga memainkan peran besar dalam mengganggu pendidikan. Anak-anak dan remaja sering kali tergoda untuk terus-menerus memeriksa pemberitahuan, postingan, dan interaksi sosial di platform seperti Facebook, Instagram, atau TikTok. Ini tidak hanya mengganggu pembelajaran, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecanduan media sosial dan masalah kesehatan tubuh. Kualitas tidur yang buruk akibat terlalu lama terjaga di malam hari untuk bermain gadget atau menjelajahi media sosial juga dapat memengaruhi kinerja akademis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, media sosial juga memungkinkan penyebaran informasi palsu atau hoax. Siswa yang belum cukup dewasa secara kritis dapat dengan mudah terpengaruh oleh berita palsu atau pandangan yang tidak seimbang, yang dapat merusak pemahaman mereka tentang isu-isu penting. Ini juga dapat menyebabkan polarisasi pandangan dan kesulitan untuk membedakan fakta dari opini, yang merupakan keterampilan kritis dalam pendidikan.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua penggunaan gadget dan media sosial berdampak negatif. Mereka juga dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam pendidikan jika digunakan dengan bijak. Internet memberikan akses ke sumber daya pendidikan yang luas, termasuk materi pembelajaran online, kursus daring, dan platform pembelajaran interaktif. Guru dapat menggunakan teknologi untuk menghidupkan pelajaran dengan konten multimedia yang menarik. Selain itu, media sosial juga dapat digunakan sebagai alat kolaborasi dan berbagi pengetahuan jika digunakan dengan bijak.
Penggunaan gadget pada kalangan remaja dan anak-anak.Foto: Pixabay
Untuk mengatasi dampak negatif dari gadget dan media sosial, pendidikan di Indonesia perlu mengambil pendekatan holistik. Pertama-tama, diperlukan edukasi yang kuat tentang penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak teknologi digital. Siswa harus diberi pelatihan tentang bagaimana mengelola waktu mereka secara efektif dan bagaimana mengidentifikasi informasi yang tidak dapat dipercaya di dunia digital.
ADVERTISEMENT
Selain itu, guru perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi dan media sosial, sehingga mereka dapat mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran dengan cara yang positif. Mereka juga harus menjadi model peran yang baik bagi siswa dalam penggunaan teknologi. Di samping itu, perlu ada upaya yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang dan interaktif. Ketika siswa merasa terlibat dan terinspirasi oleh pembelajaran, mereka akan cenderung kurang tertarik pada gadget dan media sosial.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk diingat bahwa teknologi tidak akan pergi. Sebaliknya, kita perlu belajar bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak dan efektif. Ini adalah bagian integral dari persiapan generasi muda untuk masa depan yang penuh dengan perubahan teknologi. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat positif dari dunia digital dalam pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT