Ulah Mahasiswa yang Bikin Dosen Kesal Waktu Kuliah Online

rafipramanaa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2019
Konten dari Pengguna
10 Maret 2021 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rafipramanaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir. Pemerintah masih melarang warganya untuk berkerumun di satu tempat. Hal ini menyebabkan banyaknya kegiatan yang tadinya offline menjadi online, salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar yang berubah menjadi daring.
(Image by AS_Appendorf from pixabay.com)
Pembelajaran daring adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh menggunakan handphone atau laptop. Pada pembelajaran ini, dosen dan mahasiswa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka secara virtual, biasanya menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom, atau BigBlueButton.
ADVERTISEMENT
Dengan pembelajaran yang seperti ini, banyak sekali dosen yang merasa senang karena masih bisa mengajar walaupun pandemi masih melanda. Menurut Dedeh Dahlia, salah satu dosen di kota Ciamis, mengatakan, dia sangat senang bisa mengajar kembali para mahasiswanya di masa pandemi ini.
“Waktu pertama libur pandemi, saya sempat bingung bagaimana cara saya mengajar para mahasiswa dengan jarak yang jauh seperti ini, karena bagaimana pun mahasiswa-mahasiswa saya ini adalah calon generasi penerus bangsa, jadi saya takut mereka itu gak dapat pembelajaran yang cukup karena terpisah jarak. Tapi Alhamdulillah ada pembelajaran daring yang membuat saya masih bisa bertatap muka dengan para mahasiswa saya walaupun secara virtual,” terang Dedeh, Senin (08/03).
Akan tetapi menurut Dedeh, kuliah daring ini memiliki beberapa kekurangan yang sangat fatal, salah satunya yaitu sulitnya mengetahui mahasiswa mana yang mendengarkan materi dengan khidmat dan mana yang hanya ikut kelas saja tanpa mendengarkan materi apa pun.
ADVERTISEMENT
“Ya, saya senang sekali masih bisa memberikan materi di aplikasi Zoom Meeting ini, tapi kadang-kadang saya kesal juga, karena saya tidak bisa melihat wajah mahasiswa saya, saya jadi tidak tahu apakah mereka mendengarkan atau tidak, karena mereka mematikan kamera handphone atau laptop mereka,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bahwa ada beberapa etika yang dia wajibkan kepada para mahasiswa nya akhir-akhir ini, dan mahasiswa yang tidak melakukan etika tersebut dianggap membahayakan nilai nya sendiri. “Dua pertemuan sebelumnya tuh saya sudah kesal banget, karena yang menyalakan kamera hanya beberapa saja, jadi di akhir pertemuan saya menjelaskan beberapa poin etika yang perlu ada saat kuliah daring dengan saya,” jelasnya.
Adapun etika-etika tersebut adalah: Pertama, mahasiswa diwajibkan menyalakan kamera saat kuliah daring berlangsung. Orang yang tidak menyalakan kamera nya bisa menghubungi dosennya dengan alasan yang jelas.
ADVERTISEMENT
Kedua, para mahasiswa diwajibkan untuk disiplin dalam mengikuti kelas, setidaknya sudah ada di room Zoom Meeting 10 menit sebelum perkuliahan dimulai
Ketiga, ketika kuliah daring, para mahasiswa diwajibkan untuk berpakaian rapi, bersih, wangi dan sopan, hal ini dinilai dapat membuat kuliah menjadi semangat dan tidak terlalu cepat bosan mendengar materi.
Keempat, ketika kuliah daring, para mahasiswa diwajibkan mengunakan bahasa yang sopan, santun, dan nyaman didengar.
“Itulah beberapa etika yang saya terapkan di kelas saya. semenjak saya menerapkan ini dua minggu yang lalu, pertemuan berikutnya semua para mahasiswa saya menyalakan kamera saat kuliah daring bersama saya,” ujarnya.
Dedeh mengungkapkan, dirinya bersyukur masih bisa melakukan kegiatan belajar mengajar meski daring, karena dengan adanya kuliah daring ini, dirinya bisa membedakan mana mahasiswa yang rajin dan mana mahasiswa yang hanya ikut kelas saja.
ADVERTISEMENT
“Ambil hikmahnya aja, dengan adanya kuliah daring ini saya bisa tau siapa saja yang bener-bener rajin dengan melihat apakah kameranya dinyalakan atau tidak, yang menyalakan kamera berarti rajin, begitu juga sebaliknya, yang tidak menyalakan kamera berarti dirinya hanya asal ikut kelas saja,” jelasnya.
Dirinya juga berharap semoga pandemi ini segera berakhir, karena dirinya rindu akan suasana kelas offline seperti biasanya.
“Iya semoga pandemi ini segera selesai, karena jujur saya mulai rindu dengan suasana di kelas, dengan suasana pembelajaran offline. Semoga saja kita bisa berkumpul bersama-sama lagi tanpa takut terkena Covid-19 ini Aamiin,” ungkap Dedeh, Senin (08/03).
Rafi Pramana Tyaswara Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta