Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Efektifkah Program Kartu Prakerja Pada Peningkatan Kompetensi Kerja?
16 Juli 2024 7:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rafiza Kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dampak adanya virus Covid-19 melanda seluruh dunia yang menyebabkan turunnya tingkat perekonomian semua negara, tanpa terkecuali negara Indonesia. Hal ini membuat pemerintah berfikir keras, bagaimana cara mengembalikan perekenomian seperti sedia kala. Akhirnya pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, salah satunya salah satunya yaitu kebijakan program kartu prakerja.
ADVERTISEMENT
Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil (Prakerja, 2020).
Akan tetapi di dalam pelaksanaannya, program kartu prakerja menuai banyak pro dan kontra dari para pakar penelitian. Pertama, jika dilihat dari tingkat kualitas masyarakat penerima kartu prakerja. Beberapa pakar percaya bahwa program kartu prakerja mampu meningkatkan kualitas masyarakat (Samputra dan Rawie., 2020).
Namun, banyak masyarakat yang mendaftar program kartu prakerja hanya tergiur akan insentifnya, bukan karena ingin meningkatkan kualitas dirinya (Samputra dan Rawie., 2020). Selain itu, pelatihan dalam program kartu prakerja juga dinilai tidak efektif karena pelatihan berupa teori sedangkan yang dibutuhkan masyarakat seharusnya berupa pelatihan soft skill untuk meningkatkan keterampilan dalam bersaing di dunia kerja (Ollivera., 2021; Gilbert Ondang et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, apakah program kartu prakerja benar benar berpengaruh terhadap peningkatan Kompetensi kerja masyarakat yang menerimanya?
Kita melihat peningkatan rata-rata pengangguran mengalami kenaikan pada tahun 2019 dan mencapai puncaknya pada tahun 2020, akan tetapi tingkat pengangguran akhirnya mengalami penurunan pada tahun 2021 dan 2022, Apakah ini ada hubungannya dengan kebijakan program kartu prakerja yang dilakukan oleh pemrintah?
Pada tabel ini dapat dilihat bahwa secara-rata dari tahun 2020-2022 jumlah penerima prakerja masing-masing provinsi tidak merata dengan posisi tingakat pengangguran masing-masing provinsi. Jadi kami melakukan riset dengan metode propensity score matching method dengan variabel control lama mencari pekerjaan, tingkat pendidikan, dan status perkawinan. Dari metode tersebut kami melihat bahwa program kartu prakerja hanya berpengaruh pada provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
Hasil positif pada status perkawinan menunjukkan bahwa orang yang telah menikah lebih tinggi peluangnya memiliki prakerja dibandingkan yang tidak. Variabel tingkat pendidikan menunjukkan hasil signifikan mempengaruhi kepemilikan prakerja. Pada hasil uji menunjukkan hasil signifikan yaitu pada provinsi Aceh, Sumatera Utara, Susel, Riau, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan NTT.
Hasil positif pada tingkat pendidikan menunjukkan bahwa orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berpeluang memiliki prakerja dibandingkan yang tidak. Variabel lama mencari pekerjaan menunjukkan hasil signifikan mempengaruhi kepemilikan prakerja. Dalam uji ini ditemukan hasil yang signifikan pada semua provinsi kecuali Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Setelah itu, kami melanjutkan uji kernel matching pada upah dan peningkatan skill, dan kami mendapatkan hasil
Pada tabel diatas, provinsi yang dipengaruhi oleh program kartu prakerja adalah provinsi dengan tinggi diagram lebih dari dua, adapun pada diagram uji kernel matching pada upah dapat dilihat bahwa program prakerja yang memberikan pengaruh signifikan terhadap upah adalah provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada diagram uji kernel matching pada peningkatan skill, terlihat bahwa daerah yang dipengaruhi oleh program kartu prakerja antara lain Aceh, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jawa barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Utara.
Dari hasil ini, kita dapat menyimpulkan bahwa masih banyak daerah dan provinsi yang masih belum terkena dampak adanya kebijakan program kartu prakerja ini, pemerintah harus lebih meningkatkan pengawasan dan pemerataan terhadap program ini agar semua masyarakat dapat merasakan dampak dari adanya program kartu prakerja.