Konten dari Pengguna

Bangunan Tahan Gempa dan Edukasi Bencana Jepang

Rafli Aziz Wicaksono
Mahasiswa Universitas Airlangga Studi Kejepangan
15 Oktober 2022 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rafli Aziz Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi gempa Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/hitam-dan-putih-bangunan-hancur-puing-7806169/
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi gempa Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/hitam-dan-putih-bangunan-hancur-puing-7806169/
ADVERTISEMENT
Jepang merupakan negara dengan teknologi yang sangat maju. Seiring berkembangnya teknologi di Jepang banyak bencana-bencana yang dapat teratasi oleh kemajuan teknologi ini. Seperti salah satu contoh bencana yang mungkin sering terjadi di negara matahari terbit ini yaitu gempa. Di jepang gempa sudah sangat sering terjadi ini dikarenakan Jepang merupakan daerah yang dilewati ring of fire. Negara ini juga merupakan tempat pertemuan lempeng Amerika Utara, Pasifik, Eurasia, dan Filipina. Banyak cara yang telah dilakukan oleh negara ini demi mengatasi bencana gempa ini mulai dari pendidikan dini cara mengatasi gempa, bangunan anti gempa, dan sikap masyarakat Jepang yang sudah mulai biasa dengan gempa ini. Masyarakat jepamg bersikap tenang dan tidak panik ketika mengahadapi gempa karena mereka tahu apa yang harus dilakukan dan gempa ini sudah sering terjadi. Lalu, apa saja yang dilakukan oleh negeri matahari terbit ini sehingga bisa mengatasi bencana gempa?
ADVERTISEMENT
Pertama yaitu dari bangunan anti gempa. Tidak dapat dipungkiri bahwa Jepang telah berhasil membangun gedung dan struktur tahan gempa berkat kemajuan teknologi Jepang. Jepang tentunya merupakan negara percontohan dengan berbagai macam teknologi dan keunikannya. Bangunan ramah lingkungan dan tahan gempa menjadi tempat belajar bagi mereka yang ingin mendesain bangunan kokoh seperti Jepang. Namun, di negara-negara yang sering mengalami gempa, dapat dipastikan bahwa bangunan dirancang untuk tahan terhadap guncangan kecil maupun besar. Arsitek dan ahli pasti telah menemukan berbagai cara agar bangunan memiliki struktur yang stabil dan juga tahan gempa. Beberapa bangunan yang telah mengadopsi struktur tahan gempa di Jepang.
1. Roppongi Hills Mori Tower
Gedung lima puluh empat lantai di Roppongi, Minato Ward, Tokyo, adalah salah satu gedung tertinggi di Tokyo, dengan tinggi 238 meter. Bangunan yang digunakan sebagai kantor, restoran, dan pertokoan tergolong bangunan tahan gempa. Struktur gedung ini mirip dengan gedung Taipei 101, dan selain tulangan pipa baja, juga diadopsi teknologi peredam kejut yang disebut oil damper. Bangunan ini dilengkapi dengan 192 peredam anti-getaran yang diisi dengan cairan peredam. Peredam semi aktif mengandung minyak kental dan peredam yang menyeimbangkan bangunan saat mulai bergetar Minyak dalam peredam tergelincir ke arah yang berlawanan dari arah getaran gempa atau angin sehingga melawan dan meminimalkan goyangan pada bangunan
ADVERTISEMENT
2. Tokyo Skytree
Menara transmisi untuk sinyal televisi dan radio ini juga berfungsi sebagai menara pengintai. Sebuah bangunan dengan ketinggian 634 meter di Sumida Ward, Tokyo. Menara ini juga merupakan bangunan tertinggi setelah Burj Khalifa. Bangunan ini memiliki denah segitiga yang berubah menjadi lingkaran di bagian atas. Denah segitiga diyakini kokoh dan mampu menjaga stabilitas bangunan, sedangkan lingkaran atas dapat mengantisipasi hembusan angin di ketinggian dari berbagai arah. Struktur Bangunan via jpproperty Seperti bangunan Mori Tower, Tokyo Skytree menggunakan peredam oli 125 meter di atas dasar pilar pusat. Kolom tengah atau tengah ini berfungsi sebagai penyeimbang yang memungkinkan rangka luar bangunan bergerak saat terjadi gempa. Sistem peredam getaran menyeimbangkan gravitasi antara bagian atas dan bawah menara. Selain pilar-pilar tersebut, pondasi bangunan ini merupakan struktur tahan gempa dengan empat tiang pancang dan beton bertulang sedalam lima puluh meter, serta memiliki pondasi yang kuat.
ADVERTISEMENT
3. Ark Hills Sengokuyama Mori Tower
Gedung serbaguna Tokyo ini juga menggunakan teknologi peredam oli yang biasa ditemukan di gedung pencakar langit Jepang. Namun, bangunan tersebut tidak hanya menggunakan dudukan anti getar, tetapi juga diperkuat dengan pelat besi yang dipasang di setiap lantainya. Pelat ini dipasang pada bushing dinding atas dan peredam getaran dipasang pada dinding bawah. Struktur struktural bangunan (via realestate-tokyo) Selain itu, struktur pendukung berbentuk V dipasang di lantai bangunan, sehingga beban bangunan diarahkan ke segala arah, bukan langsung ke lantai bangunan. Hal ini karena kolom V memiliki fitur rangka segitiga yang mendistribusikan beban ke segala arah.
Selain memiliki gedung-gedung yang anti gempa Jepang sudah menanamkan mitigasi kepada masyarakat sejak dini. Di Jepang, penanaman kesadaran akan kesigapan terhadap bencana alam ditandai dengan diperingatinya Bousai no Hi yang jatuh setiap tanggal 1 september. Sejak tahun 1982, peringatan Bousai no Hi merupakan kegiatan yang berlangsung selama satu pekan. Umumnya selama satu pekan, yakni sejak tanggal 30 Agustus sampai dengan 5 September, yang kemudian dikenal dengan Bousai Shuukan atau Pekan Pencegahan Bencana. Simulasi gempa rutin diadakan di sekolah-sekolah dasar di Negeri Sakura. Jika gempa bumi terjadi selama kelas, anak-anak diajarkan untuk merangkak di bawah meja dan berpegangan pada kaki meja sampai goncangan mereda. Guru kemudian memimpin siswa keluar dari gedung sekolah, memanggil setiap siswa dengan nama dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang. Jika gempa terjadi saat anak-anak berada di halaman sekolah, anak-anak dilatih untuk meninggalkan gedung sekolah dan berkumpul di tengah lapangan.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, simulasi dapat dilakukan bekerja sama dengan pemadam kebakaran. Siswa bergiliran menyaksikan simulasi di ruangan khusus yang didesain berguncang seperti gempa sungguhan. Di gedung sekolah berlantai tiga, anak-anak juga berlatih mengikuti jalur evakuasi dari lantai paling atas ke lantai satu. Mereka diminta untuk menemukan cara paling aman untuk menyelesaikan sekolah. Lokasi kebakaran berbeda-beda di setiap simulasi, sehingga anak-anak bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Guru dan siswa yang lebih tua belajar cara menggunakan alat pemadam kebakaran yang dimiliki setiap sekolah.
Maka dari itu negara Jepang sudah terbiasa dengan bencana yang disebut dengan gempa mereka sudah tahu apa yang harus diperbuat. Cara-cara penyelamatan gempa pun sudah diajarkan sejak masih dini yaitu masuk usia SD. Sebagai warga indonesia yang tentunya negara dengan pertemuan tiga lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik, menurut saya kita dapat tiru hal yang dilakukan oleh Negeri Sakura demi meminimalisir adanya korban dari bencana gempa.
ADVERTISEMENT
Sumber:
HIMATEKS. 2019” 5 Bangunan di Jepang Tahan Gempa dengan Sistem Struktur Konstruksi yang Berbeda”, https://himateks.eng.unila.ac.id/5-bangunan-di-jepang-tahan-gempa-dengan-sistem-struktur-konstruksi-yang-berbeda/ . diakses pada tanggal 09 Oktober 2022
Widiandari, A. (2021). Penanaman Edukasi Mitigasi Bencana pada Masyarakat Jepang. Kiryoku, 5(1), 26–33. https://doi.org/10.14710/kiryoku.v5i1.26-33