Konten dari Pengguna

11 Tembang Macapat dalam Bahasa Jawa beserta Pengertiannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
18 Februari 2025 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi  11 Tembang Macapat. Sumber: unsplash/ Farano Gunawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 11 Tembang Macapat. Sumber: unsplash/ Farano Gunawan
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Jawa dikenal ada 11 tembang macapat . Tembang merupakan puisi tradisional Jawa yang dibacakan dengan cara dinyanyikan menggunakan nada-nada khas.
ADVERTISEMENT
Isi dari tembang macapat umumnya berisi nasehat kehidupan serta kata-kata yang mengajarkan hal-hal baik. Tembang ini tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga sebagai media edukasi bagi para pendengarnya.

11 Tembang Macapat beserta Pengertiannya

Ilustrasi 11 Tembang Macapat. Sumber: unsplash/ Farano Gunawan
Dikutip dari buku Baboning Pepak Basa Jawa oleh Budi Anwari (2020:181), pengertian tembang macapat adalah salah satu tembang Jawa yang memiliki tiga bagian, yaitu guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan. Tembang macapat dibaca empat-empat, maksudnya pembacaannya dilakukan setiap 4 suku kata.
11 tembang macapat dalam bahasa Jawa terdiri dari Mijil, Maskumambang, Kinanthi, Sinom, Asmaradana, Gambuh, Dhandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pucung. Berikut ini masing-masing contohnya.

1. Mijil

Tembang Mijil berisi kata-kata yang menggambarkan kebangkitan atau semangat. Contoh: "Saka peteng sing lara, sumunar sinar padhang, urip luwih cerah, lan wutah ngluhurake."
ADVERTISEMENT

2. Maskumambang

Tembang maskumambang adalah tembang yang berkisah tentang janin yang hidup di dalam rahim seorang ibu. Contoh: "Nadyan silih bapa biyung kaki nini, sadulur myang sanak, kalamun muruk tan becik, nora pantes yen den nuta."

3. Kinanthi

Tembang Kinanthi merupakan tembang dengan isi nasihat hidup yang bijaksana. Contoh: "Kinanthi luwih becik, mungguh urip bakal keri, ora nyenyet marang lara, seneng kabeh lumampah."

4. Sinom

Sinom berisi kata-kata dengan suasana sedih dan gelisah. Contoh: "Yen gesang mung ngenes, laku ora pati jelas, golek wewayang becik, ora gampang luwih lega."

5. Asmarandana

Asmarandana berisi kalimat yang menggambarkan perasaan cinta atau kasih sayang. Contoh: "Aja wedi kang sudi, laku urip kudu prasaja, seneng manunggal atine, iku wayahe melu."

6. Gambuh

Tembang Gambuh digunakan untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk cerita yang panjang. Contoh: "Wengi sunyi sepi, ora ana sing ngerti, atiku kelingan, ingkang wis lunga."
ADVERTISEMENT

7. Dhandhanggula

Dhandhanggula adalah tembang yang menggambarkan perasaan gembira. Contoh: "Gulane manungsa, saka wong jaman purba, sing sabar ing dina, mupangat urip jaya."

8. Dhurma

Tembang dhurma berisi nasihat luhur dan kerap dibacakan saat acara resmi dan upacara tertentu. Contoh: "Dhurma ningatna, aja gampil galese, tundha kabecikan, pancen wong wiswanta."

9. Pangkur

Tembang Pangkur memiliki sifat yang lebih dalam dan sering digunakan untuk nasihat atau wejangan. Contoh: "Sabar ngadepi kahanan, Urip kudu sinau, Ora kabeh kalaksana, Cinta kudu dipuji."

10. Megatruh

Megatruh berisi pesan moral tentang kebajikan. Contoh: "Megatruh kasusastraan, manungsa adigang, guna sing sih, seta ngrasuk pikajengan."

11. Tembang Pucung

Pucung adalah tembang macapat yang memiliki pola irama dan berisi cerita filosofis. Contoh: "Pucung rahayu, leksana jati, aja lali, marem ing slamat."
ADVERTISEMENT
Contoh 11 tembang macapat dalam Bahasa Jawa di atas memiliki isi yang berbeda-beda. Ada yang bernuansa sedih, ada pula yang gembira. (IMA)