12 Jenis Saraf Kranial beserta Fungsinya pada Otak Manusia

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
27 September 2023 17:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jenis saraf kranial beserta fungsinya pada otak manusia. Sumber: Pixabay/Geralt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jenis saraf kranial beserta fungsinya pada otak manusia. Sumber: Pixabay/Geralt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Susunan sistem saraf manusia terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya, yaitu saraf kranial. Saraf kranial termasuk dalam saraf tepi yang memiliki 12 pasang jenis saraf. Salah satu jenis saraf kranial, yaitu saraf olfaktori.
ADVERTISEMENT
Saraf kranial dengan 12 pasang ini muncul dari berbagai bagian batang otak, sepuluh di antaranya merupakan perpanjangan dari batang otak. Beberapa saraf kranial berhubungan dengan panca indra, sedangkan sisanya memiliki fungsi motorik dan sensoris.

Jenis Saraf Kranial beserta Fungsinya

Ilustrasi jenis saraf kranial beserta fungsinya. Sumber: Pixabay/Sbtlneet
Dalam saraf kranial terdapat 12 pasang saraf yang setiap pasang diberi nomor yang menandakan urutan saraf meninggalkan otak.
Dalam buku Kenali dan Manfaatkan Sepenuhnya Potensi Otak Anda yang Tak Terbatas, Taufiq Pasiak (2009:34), terdapat 12 pasang jenis saraf kranial pada otak. Adapun penjelasannya, yaitu sebagai berikut.

1. Olfactorius (Saraf 1)

Olfactorius atau saraf olfaktori merupakan saraf sensoris yang berfungsi untuk membawa rangsangan bau dari indra penciuman atau hidung ke otak. Kerusakan pada saraf olfaktori bisa mengakibatkan penurunan kemampuan untuk mencium dan merasakan makanan.
ADVERTISEMENT

2. Opticus (Saraf II)

Opticus atau saraf optik kranial merupakan komponen sensoris yang berfungsi dalam penglihatan manusia. Saraf ini berperan dalam meneruskan rangsangan dari retina ke otak.
Kerusakan pada saraf optik akan mengakibatkan penurunan kemampuan melihat, baik pada salah satu mata maupun keduanya, tergantung lokasi saraf di mata yang mengalami kerusakan.

3. Occulomotorius (Saraf III)

Occulomotorius atau saraf okulomotor berperan sebagai saraf motorik mata yang berfungsi mengatur respon pupil ketika menangkap cahaya, membuka kelopak mata, dan menggerakkan bola mata ke arah batang hidung, tengah atas, serta pinggir atas dan bawah.
Kelainan saraf ini dapat menyebabkan pandangan kabur, penglihatan ganda atau diplopia, mata juling, atau ptosis.

4. Trochlearis (Saraf IV)

Trochlearis atau saraf troklear merupakan saraf motoris yang mengendalikan otot oblik superior mata, yaitu otot yang berfungsi untuk menggerakkan mata ke tengah bawah. Gangguan pada saraf ini memicu terjadinya penglihatan ganda atau berbayang dan mata juling.
ADVERTISEMENT

5. Trigeminus (Saraf V)

Trigeminus atau saraf trigeminal merupakan saraf sensoris dan motoris. Fungsi sensoris yaitu merasakan sensasi di kulit kepala, wajah, dan leher atas. Apabila saraf ini terganggu, seseorang kesulitan merasakan sensasi nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
Sedangkan fungsi motorik berperan dalam mengendalikan gerakan otot pada bagian telinga, rahang, dan mulut. Kerusakan pada saraf ini dapat mengganggu fungsi mengunyah, sehingga penderitanya akan kesulitan untuk makan.

6. Abducent (Saraf VI)

Abducent atau saraf abdusen merupakan saraf motoris yang berfungsi dalam pergerakan bola mata. Ketika saraf ini terganggu, kemungkinan seseorang bisa mengalami diplopia dan mata juling.

7. Facialis (Saraf VII)

Facialis atau saraf fasialis merupakan saraf sensoris dan motoris yang berfungsi menerima sensasi dari wajah dan pergerakan otot lidah, wajah, dan kepala,
ADVERTISEMENT
Kelumpuhan saraf fasialis disebut juga Bell’s palsy. Kondisi ini ditandai dengan salah satu sisi wajah terkulai, mulut miring ke salah satu sisi wajah, dan kelopak mata tidak bisa menutup.

8. Vestibulocochlearis (Saraf VIII)

Vestibulocochlearis atau saraf vestibulokoklear merupakan saraf sensoris yang berfungsi dalam penerima sensasi dari telinga dan pengatur keseimbangan. Masalah pada saraf ini dapat menyebabkan tinitus, tuli, vertigo, dan penyakit meniere.

9. Glossopharyngeus (Saraf IX)

Glossopharyngeus atau saraf glosofaringeal merupakan jenis saraf sensoris dan motoris yang berfungsi sebagai penerima sensasi lidah dan pergerak otot untuk menelan. Mencicipi dan menelan makanan akan sulit dilakukan apabila saraf glosafaringeal bermasalah.

10. Vagus (Saraf X)

Saraf vagus merupakan saraf sensoris dan motoris yang berfungsi sebagai sensasi dari alat pencernaan dan otot di saluran pencernaan. Selain itu, saraf ini juga merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon yang mendukung proses metabolisme tubuh.
ADVERTISEMENT
Adanya gangguan pada saraf vagus menimbulkan efek sulit untuk menelan, gangguan pencernaan, bahkan sesak napas dan gangguan jantung.

11. Accessorius (Saraf XI)

Accessorius atau saraf aksesori merupakan saraf motoris yang berfungsi menggerakkan faring, serta mengontrol otot pada leher untuk menggerakkan leher dan bahu. Kerusakan saraf ini membuat otot leher dan otot punggung melemah atau bahkan lumpuh.

12. Hypoglossus (Saraf XII)

Jenis saraf terakhir, yaitu hypoglossus atau saraf hipoglosa yang merupakan saraf motoris yang berfungsi sebagai penggerak lidah. Gangguan pada saraf ini bisa menyebabkan seseorang mengalami afasia dan disfagia, serta meningkatkan risiko tersedak.
Itu tadi jenis saraf kranial beserta fungsinya pada otak manusia. Mengingat saraf kranial memiliki banyak jenis dan juga fungsi, menjaga tubuh khususnya pada wajah, kepala, atau leher menjadi penting agar hal yang tidak diinginkan terjadi. (MRZ)
ADVERTISEMENT