Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
2 Akibat dari Konflik Aceh dan Portugis
14 Desember 2023 10:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat dari konflik Aceh dan Portugis pada masa kolonialisme mengakibatkan banyak kerugian bagi rakyat Aceh. Sebagai daerah di mulut Selat Malaka, Aceh memiliki keuntungan sekaligus tantangan.
ADVERTISEMENT
Selat Malaka sebagai jalur utama pelayaran dunia membuat perdagangan Aceh maju pesat. Namun, keuntungan tersebut juga diincar oleh negara-negara besar pada masa itu, termasuk Portugis.
Akibat dari Konflik Aceh dan Portugis
Di Aceh dapat ditemui peninggalan Portugis berupa benteng dan meriam. Portugis adalah salah satu negara yang berkonflik cukup lama dengan Aceh sehingga melewati dua kali peperangan.
Berikut adalah 2 peperangan sebagai akibat dari konflik Aceh dan Portugis, yang dikutip dari Perjanjian Helsinki 2005 di Aceh: Model Penyelesaian Konflik Abad 21, Ajidar Matsyah (2023:87).
1. Perang Portugis
Perang Portugis pecah tahun 1511 M yang dipicu oleh ambisi Portugis memonopoli perdagangan. Portugis melakukan beberapa blokade sehingga para saudagar yang sebelumnya aman berdagang di Selat Malaka, pindah ke Aceh, terutama ke Pelabuhan Pasai di Aceh Utara.
ADVERTISEMENT
Kestabilan ekonomi masyarakat terganggu akibat ulah Portugis Ketika Pusat Tamadun Islam di Malaka jatuh ke tangan Portugis, Sultan Ali Mughayat Syah memutuskan mendirikan Kerajaan Aceh Darussalam.
Pada perang ini, Aceh tidak berhasil menang tapi juga tidak bisa ditaklukkan. Perang ini tidak berkesudahan, bahkan memicu perang berikutnya.
2. Perang Tiga Segi
Perang ini cukup rumit karena melibatkan 3 pihak yang memiliki kepentingan berbeda, yaitu Aceh, Portugis dan Kerajaan Johor di Malaysia. Ketiganya bermusuhan dan saling menjatuhkan satu dengan yang lain.
Namun pada akhirnya Johor bersekongkol dengan Portugis untuk merebut Selat Malaka kembali. Meski pihak Johor tahu bahwa Portugis tidak akan mau berbagai kekuasaan di Selat Malaka, namun Johor membutuhkan koalisi untuk menyingkirkan Aceh.
Kerumitan tersebut berlangsung sangat panjang hingga 100 tahun. Selama itu tercatat beberapa kali peperangan terbuka, yaitu:
ADVERTISEMENT
Meski Aceh sering dipukul mundur dalam peperangan-peperangan tersebut, namun Portugis tidak berhasil menanamkan kekuasaan dan pengaruhnya di Aceh.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Letak Geografis Indonesia
Itulah 2 peperangan sebagai akibat dari konflik Aceh dan Portugis. Aceh adalah bangsa yang tak kenal menyerah sehingga sulit untuk ditaklukkan dan dikuasai. (lus)