Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
2 Contoh Cerita Rakyat dari Bali Singkat dan Pesan Moralnya
21 November 2023 13:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Contoh cerita rakyat dari bali. Sumber: Pexels/Oleksandr P](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hfqxm00y3czzgmcbz8ae0rev.png)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat sendiri adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Jenisnya bisa bermacam-macam, ada berupa legenda dan ada yang berupa dongeng.
2 Contoh Cerita Rakyat dari Bali
Indonesia memiliki banyak cerita rakyat dari berbagai daerah. Salah satunya daerah yang terkenal dengan kebudayaannya yang kaya yaitu Bali. Dikutip dari Buku Koleksi Cerita Rakyat Nusantara, Putri K, (2017: 150), berikut contoh cerita rakyat dari Bali.
1. Cerita Asal Mula Bukit Catu
Alkisah, hiduplah seorang petani yang menginginkan hasil panennya berlimpah ruah. Petani ini bernama Pak Jurna. Ia tinggal bersama dengan istrinya. Mereka tinggal di sebuah desa yang subur dan makmur.
Desa itu terletak di pedalaman Pulau Bali. Mereka sangat menginginkan hasil panennya lebih banyak dari hasil panen sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Hem, pada musim tanam padi sekarang, sebaiknya kita bernazar,” usul Pak Jurna pada istrinya.
“Bernazar apa, Pak?” sahut Bu Jurna.
“Begini, jika hasil panen padi nanti meningkat, kita membuat tumpeng nasi besar,” ujar Pak Jurna penuh harap, istrinya pun menyetujuinya.
Sesuai dengan nazar yang telah diucapkan ternyata hasil penennya meningkat. Lalu, istri Pak Jurna membuat tumpeng nasi yang besar dan mengadakan pesta lebih meriah.
Ternyata, hal itu benar-benar terjadi, bahwa hasil panennya telah meningkat. Mereka pun segera melaksanakan nazarnya. Sebagian hasil panennya dibelikan hewan ternak. Namun, mereka masih belum puas juga.
Musim berikutnya mereka akan bernazar lagi. Setelah masa panen tiba, hasil panennya pun semakin melimpah ruah. Selain itu, hewan ternaknya juga bertambah banyak.
ADVERTISEMENT
Pada pagi yang cerah, Pak Jurna pergi ke sawah. Setibanya di sawah, ia melihat sesuatu yang aneh.
“Onggokan tanah sebesar catu? Perasaanku onggokan tanah ini kemarin belum ada,” gumam Pak Jurna sambil mengingat-ngingat. Catu adalah alat penakar beras dari tempurung kelapa. Setelah mengamati onggokan itu, Pak Jurna segera berjalan mengelilingi sawah.
Setelah mengelilingi sawah seharian, ia segera pulang ke rumah. Setibanya di rumah, ia menceritakan kejadian aneh itu kepada istrinya. Setelah itu, ia mengusulkan kepada istrinya untuk membuat catu nasi, seperti yang dilihatnya di sawah. Istrinya pun mendukungnya.
Ternyata, hasil panennya berlimpah ruah dan lumbung padinya pun menjadi semakin penuh. Para tetangga pun terkejut melihat hasil panen Pak Jurna.
Lalu, untuk merayakan hasil panennya, Pak Jurna dan istrinya segera mengadakan pesta besar-besaran. Beberapa catu nasi telah dibuatnya, dibawa ke sawah untuk diletakkan di dekat onggokan tanah. Ternyata, onggokan tanah yang menyerupai catu itu bertambah besar dan tinggi.
ADVERTISEMENT
Begitu seterusnya yang terjadi. Setiap kali Pak Jurna membuat catu nasi yang lebih besar, onggokan tanah berambah besar dan semakin tinggi. Lama kelamaan onggokan tanah menjadi sebuah bukit.
Pak Jurna dan istrinya pun pasrah. Mereka tidak sanggup lagi membuat catu nasi. Lalu, apa yang terjadi? Pak Jurna jatuh miskin karena kesombongannya. Akhirnya, onggokan tanah yang telah berubah menjadi bukit itu dinamai dengan Bukit Catu.
Pesan moral: Bersyukurlah atas segala sesuatu yang telah diberikan yang Maha Kuasa. Jangan terlalu rakus dan sombong.
2. Cerita Danau Batur
Pada zaman dahulu, di suatu desa hiduplah sepasang suami istri yang sudah lama menikah, namun belum dikaruniai anak. Mereka terus berdoa supaya diberikan keturunan.
Hingga akhirnya doanya dikabulkan oleh Sang Hyang Widi Wasa. Mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Kebo Iwa.
ADVERTISEMENT
Kebo Iwa tumbuh menjadi pemuda kuat dan besar. Ia memiliki nafsu makan yang sangat luar biasa bahkan setara dengan 10 orang dewasa.
Seiring berjalannya waktu, Kebo Iwa menjadi semakin kuat dan besar. Ia mampu mengangkat gunung dan juga membelah bukit.
Pada suatu hari, Raja Bali, Dalem Batur, memberikan perintah Kebo Iwa untuk membuat bendungan di Gunung Batur. Bendungan tersebut untuk membendung air lahar dan melindungi desa-desa di sekitarnya.
Kebo Iwa pun mulai mengerjakannya. Ia menggali tanah dan batu hanya menggunakan tangannya. Ia bekerja tanpa lelah selama berhari-hari. Akhirnya, bendungan pun selesai dibangun.
Bendungan tersebut sangat besar dan kokoh. Ia mampu membendung air lahar, sehingga desa-desa di sekitarnya tetap aman. Namun, bendungan tersebut pun menyebabkan terbentuknya Danau Batur.
ADVERTISEMENT
Kebo Iwa sangat lelah setelah bekerja berhari-hari. Ia pun memutuskan beristirahat di sebuah tempat di tepi danau. Ia tertidur dan tidak tidak pernah bangun lagi.
Penduduk desa sangat berterima kasih kepada Kebo Iwa. Sebagai ucapan terima kasih, warga pun membuat sebuah patung Kebo Iwa di tepi Danau Batur.
Pesan moral: Cerita ini mengajarkan bahwa selalu berbuat baik kepada sesama. Niscaya, kebaikan itu juga akan berbuah baik.
Itulah dua contoh cerita rakyat dari Bali yang memberikan pelajaran tentang kehidupan sehari-hari. (ERI)