Konten dari Pengguna

2 Contoh Kritik Karya Seni Rupa yang Benar beserta Tahapannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
14 Agustus 2023 18:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Contoh Kritik Karya Seni Rupa, foto: Unsplash/Europeana
zoom-in-whitePerbesar
Contoh Kritik Karya Seni Rupa, foto: Unsplash/Europeana
ADVERTISEMENT
Kritik karya seni rupa merupakan salah satu cara dalam menanggapi sebuah karya seni agar bisa menunjukkan kelemahan maupun kelebihan. Untuk bisa memahaminya, ada beragam contoh kritik karya seni rupa yang bisa dijadikan referensi.
ADVERTISEMENT
Tujuan kritik karya seni rupa adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil sebuah karya seni. Tentunya dalam memberikan kritik ada tata cara yang harus dipenuhi.

Contoh Kritik Karya Seni Rupa

Contoh Kritik Karya Seni Rupa, foto: Unsplash/ Boston Public Library
Menurut buku Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis karya Tri Aru Wiratno (Scopindo Media Pustaka : 2020), kritik seni rupa artikulasi dari dinamika perkembangan pemikiran seni rupa yang direpresentasi sebagai bentuk refleksi dari proses kesenian.
Kritik seni rupa memberikan stimulan bagi seniman perupa di dalam dunia kekaryaan seni rupa. Berikut ini beberapa contoh kritik karya seni rupa dan beberapa tahapannya.

Contoh 1

Pelukis: Risa Rahmawati
Judul: Potret Perempuan Bermain Gitar
Bahan: Mix media
Media: Kanvas 40 cm x 59 cm
ADVERTISEMENT
Tahun pembuatan
Terkait dengan konsepnya, seniman ingin menunjukan perasaan yang dirasakan saat seseorang bermain gitar. Begitu berwarna dan berkelip seperti bintang dan semuanya tertuang dalam media lukisan tersebut.
Lukisan ini menggunakan berbagai media seperti cat poster, serbuk, dan cat minyak. Penggunaan dari bahan mix media bertujuan untuk bisa memunculkan kesan yang ramai atau meriah, tetap berwarna namun tidak monoton.
Banyak kelemahan seperti warna yang kurang variatif yang disebabkan oleh pemilihan warna primer dan sedikitnya penggunaan warna sekunder. Warna tersier bahkan teramat sedikit sehingga menjadi misteri. Warnanya tidak matang.
Meski memang akan terbanting bila dibandingkan dengan lukisan dari para profesional tapi ini merupakan langkah yang bagus bagi sang penulis yang sedang ingin mau terjun dan menekuni dunia seni rupa.
ADVERTISEMENT
Warna kurang variatif, warna tidak matang, dan monoton.

Contoh 2

Pelukis : Hendra Gunawan
Judul lukisan : “Mencari Kutu Rambut”
Bahan lukisan : Cat Minyak
Media : Canvas 84cm x 65cm
Tahun : 1953
Hendra Gunawan adalah salah satu seniman lukis Indonesia. Dia pernah ditahan selama 13 tahun dimulai pada tahun 1965 hingga 1978. Selama didalam penjara beliau tetap berkarya membuat lukiasan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada zamannya.
Seperti panen padi, berjualan buah, kehidupan nelayan. Ada salah satu karyanya yang berjudul “mencari kutu rambut” yang dibuat pada tahun 1953. Lukisan ini menampilkan subjek matter yaitu seorang wanita yang sedang duduk mencari kutu wanita yang sedaang memangku anak perempuanya yang memegang wayang. Lukisan ini dibuat dengan media cat minyak diatas kanvas dengan ukuran 84cm x 65cm.
ADVERTISEMENT
Dalam lukisan “mencari kutu rambut” nampak Hendra menampilkan dua sosok wanita dewasa dengan memakai baju kebaya sederhana dengan rok menggunakan jarik, dan satu anak kecil yang sedang memegang wayang dengan dipangku salah seorang wanita dewasa. Wanita yang sedang mencari kutu menggunakan baju berwarna biru keputihan yang warnanya hampir sama dengan warna backgroun yang ingin ditampilkan dengan motif titik-titik berwarna-warni, dengan menggunakan rok dari jarik warna coklat, dengan rambut diikat.
Ekspresi wanita tersebut terlihat serius mencari kutu pada wanita yang kedua. Wanita yang kedua memakai baju kebaya sederhana juga berwarna putih dengan motif, dan menggunakan jarik dengan warna coklat namun hampir sama dengan warna tanah yang ditampilkan, wanita kedua terlihat rambutnya terurai panjang menandakan bahwa dia yang sedang dicari kutu rambutnya.
ADVERTISEMENT
Tanganya sedang memegang kapala anak kecil dengan rambut agak pendek dengan baju berwarna merah muda yang memegang sebuah wayang. Kemudian background berwarna biru dan terlihat seperti ada pohon. Lukisan ini cenderung menggunakan warna yang soft dengan background yang sederhana. Kemudian warna kulit ketiganya sama, coklat keputihan.
3. Analisis formal
Lukisan ini cenderung bergaya ekspresionis dengan tampilan warna dan background yang sederhana kemudian warna biru yang masuk pada warna baju wanita pertama. Warna tanah yang masuk pada warna jarik wanita kedua. Kebaya sederhana merupakan pakaian tradisional jawa yang sering dikenakan oleh wanita-wanita pada kesehariannya, dengan bertapihkan jarik sebagai kombinasi pakaian yang ia pakai.
Kemudian dengan wanita pertama mengikat rambutnya sehingga mirip seperti disanggul itu juga menerangkan tentang kebudayaan jawa. Pada wanita kedua dengan tanda yang ada dijidatnya berupa warna hijau, merupakan sebuah kebiasaan wanita di jawa jika iya baru melahirkan. Rambut-rambut panjang yang terurai juga mengesankan bahwa itu wanita jaman dahulu yang masih kental dengan tradisi jawa.
ADVERTISEMENT
Adanya bentuk wayang yang sedang dipegang anak kecil sebagai mainan menegaskan bahwa kebiasaan mencari kutu rambut yang ditampilkan merupakan kebiasaan masyarakat dijawa.
Seniman ingin menampilkan sebuah kebiasaan yang terjadi di Jawa yang biasanya dilakukan oleh para wanita untuk mengisi waktu senggangnya dengan duduk dan mencari kutu pada wanita lainnya. Seniman menampilkan salah satu bentuk wayang yang divisualkan sedang dipegang atau dimainkan anak kecil yaitu ingin mempertegas bahwa ini adalah kebudayaan yang terjadi di Jawa.
Kemudian pakaian kebaya juga menjadi tanda bahwa seniman sedang ingin menampilkan salah satu kebuadayaan yang ada di Jawa bahwa ada salah satu kegiatan yang terjadi untuk menjalin keharmonisan sebuah sodara atau keluarga salah satunya adalah berkumpul dan mencari kutu rambut.
ADVERTISEMENT
Karya lukisan berjudul “mencari kutu rambut” ini sangat menarik, seniman ingin menampilkansebuah kebudayaan atau kegiatan masyarakat desa khususnya para wanita. Dengan gambaran yang jelas yang mendukung judul sehingga apa yang dipikirkan apresiator tidak jauh-jauh dari judul yang ditampilkan.
Namun ada sedikit yang menjadikan kekuranga yaitu pada backgroun yang dibuat kurang menampilkan bahwa itu adalah kebiasaan masyarakat pedesaan. Terlalu sederhana dan tidak mendukung subjek matter yang ditampilkan. Padahal biasanya orang yang mencari kutu rambut itu duduk di depan rumah.
Kemudian untuk proporsi manusia asli mungkin kurang diperhatikan sehingga untuk kaki wanita kedua cenderung pendek. Untuk warna background dengan baju wanita pertama itu sedikit membingungkan karya warnanya menyatu, kemudian warna tanah juga yang disamakan dengan jarik wanita kedua itu agak kurang menarik.
ADVERTISEMENT

Tahapan-tahapa Kritik Karya Seni Rupa

Tahapan-tahapa Kritik Karya Seni Rupa, foto: Unsplash/Europeana
Berikut ini beberapa tahap-tahapan kritik karya seni rupa yang harus dipertahatikan sebelum mengkritik. Berikut langkah-langkahnya.

1. Deskripsi

Menemukan, mencatat atau juga mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau dapat mengambil kesimpulan.

2. Analisis formal

Menelusuri suatu karya seni berdasarkan struktur formal maupun juga unsur pembentuknya.

3. Interpretasi

Penafsiran makna suatu karya seni akan mencakup tema yang akan digarap, simbol yang dihadirkan atau juga masalah yang dikedepankan.

4. Evaluasi atau Penilaian

Menentukan kualitas karya seni jika kita bandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan terhadap berbagai aspek yang akan terkait dengan karya tersebut baik aspek formal ataupun aspek konteks.
ADVERTISEMENT
Itulah 2 contoh kritik karya seni rupa yang harus diketahui beserta tahap-tahaonya. Buat yang masih bingung mengenai keitik seni rupa, bisa diperhatikan beberapa contoh dan tahapan di atas. (amanda)