Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
2 Contoh Novel Sejarah Pribadi dari TK sampai SMA
24 September 2023 17:47 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum menulis sejarah pribadi di masa sekolah, ada baiknya seseorang mencari referensi contoh novel sejarah pribadi dari TK sampai SMA. Sebab, membuat karya novel semacam itu bukanlah hal yang mudah untuk ditulis.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, bahwa sejarah pribadi harus ditulis berdasarkan kenyataan dan tidak dilebih-lebihkan. Sebab, novel sejarah pribadi tergolong ke dalam karya non-fiksi. Selain itu, ada banyak unsur-unsur yang perlu diperhatikan saat menulisnya.
2 Contoh Novel Sejarah Pribadi Masa Sekolah
Menulis novel sejarah pribadi dari TK sampai SMA tak boleh dilakukan sembarangan. Isi cerita dari novel ini harus disampaikan berdasarkan urutan waktu, sebab mengandung nilai sejarah.
Adapun penulisan novel ini termasuk ke dalam teks narasi. Dikutip dari buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V, Tim Tunas Karya Guru (2017:37), teks narasi harus mengandung beberapa unsur, yaitu tokoh, latar, dan konflik di dalamnya. Alurnya pun juga harus jelas berupa pengenalan, klimaks, dan penyelesaian.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, agar ceritanya tampak hidup perlu terdapat unsur perbuatan dan tindakan di dalamnya. Untuk lebih mudah dipahami, berikut telah disusun teks singkat dari novel sejarah pribadi agar dapat dipraktekkan dengan baik.
1. Teks Novel Sejarah Pribadi: Perjuangan Rania
Namaku Rania. Aku lahir pada 22 November 1998. Namun, di tanggal itu pula ibukku meninggal. Ya, beliau meninggal saat melahirkanku. Hal ini dikarenakan semenjak mengandungku beliau sudah sakit-sakitan. Pada akhirnya aku diasuh seorang diri oleh ayahku.
Ayahku adalah sosok yang sabar dan ulet bekerja. Beliau juga amat menyayangiku dan kakak laki-lakiku. Meskipun ayah rajin bekerja, namun keluarga kami bukan golongan orang berada. Itu sebabnya ayah selalu bekerja keras agar bisa memberi makan dua anaknya.
Saat TK aku tumbuh menjadi anak yang ceria. Aku memiliki banyak teman. Saat itu, aku memiliki cita-cita untuk menjadi dokter. Keinginan itu tumbuh ketika ayahku kecelakaan saat bekerja di pabrik. Aku melihat seorang dokter mengobati ayahku dengan baik.
ADVERTISEMENT
Aku bahkan ingat nama dokter itu sampai sekarang, namanya dokter Karina. Di mataku saat itu dia sangat keren dan baik karena bisa membuat ayahku sembuh. Hanya saja, cita-citaku menjadi dokter itu harus kupendam.
Sebab, ketika aku mengutarakan keinginanku ayah melarangku. Katanya sekolah untuk menjadi itu mahal dan ayahku tak sanggup membuayainya.
Aku sangat sedih saat mendengarnya. Namun, kakakku yang ada di sampingku membisikiku, "Tidak papa, tetaplah berharap. Kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Belajarlah yang rajin dan berdoa pada Tuhan. Siapa tahu cita-citamu tercapai. Kamu kan pintar."
Aku tersenyum mendengar kata-katanya. Namun, tak pernah lagi membicarakan cita-citaku di depan ayah. Meski begitu, aku selalu menyimpan keinganan itu di dalam hatiku karena ucapan kakakku.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, aku terus beranjak dewasa. Saat SD aku selalu menempati peringkat tiga besar. Saat lulus SD pun aku mendapat nilai ujian nasinal yang bagus sehingga bisa diterima di sekolah favorit di kotaku.
Saat SMP aku sangat aktif mengikuti beberapa ekskul yang kuminati. Itu membuatku memiliki banyak teman dari berbagai kelas. Meski aktif berkegiatan ekskul, tetapi nilaiku juga tetap bagus.
Saat SMA aku juga tak gagal untuk diterima di SMA ternama di kotaku dengan beasiswa. Hal ini membuat ayah tak perlu membiayai uang sekolahku. Walau begitu, aku tergerak untuk menjadi mandiri dan berusaha mencari uang ketika SMA.
Akhirnya aku berjualan donat dan menitipkannya di kantin. Hal ini membuatku dapat menabung sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya masa kelulusan pun tiba. Aku lolos SNMPTN dan diterima di fakultas kedokteran di kampus ternama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, aku juga memperoleh beasiswa untuk biaya pendidikanku. Aku juga tak meminta uang pada ayahku untuk biaya hidup, karena memiliki tabungan dari hasil berjualan donat.
Aku bangga pada diriku karena bisa mewujudkan impianku tanpa merepotkan ayahku. Aku juga sangat berterimakasih pada kakakku, sebab karena kata-katanya aku menjadi memiliki kepercayaan diri untuk menjadikan impianku nyata.
2. Teks Novel Sejarah Pribadi: Menjadi Diri Sendiri
Saat lahir, ibuku memberiku nama Gisel. Aku memiliki kembaran bernama Gheisa. Meski kembar, kami tidak memiliki rupa yang sama karena kembar tak identik. Gheisa sangat berbeda denganku. Dia adalah anak yang pintar dan cantik. Ibukku sangat menyayanginya.
Sementara aku adalah anak yang tomboy dan kurang pintar. Sejak TK, Gheisa selalu memiliki banyak teman karena pintar dan cantik. Orang-orang juga banyak yang memujinya. Aku sering sekali iri padanya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ketika kelas 1 SD aku berusaha menjadi seperti Gheisa. Namun, tidak berhasil karena itu membuatku tak nyaman. Akan tetapi, aku tak menyerah. Aku juga berusaha belajar dengan rajin agar memiliki nilai sebagus Gheisa.
Hingga suatu ketika, saat kelas 7 SMP, aku pernah menjauhi Gheisa. Aku tidak menyapa dan berbicara dengannya meski kami satu rumah. Ha itu terjadi karena aku sedih mendengar teman-temanku menjelek-jelekkanku dan membandingkan dengan kembaranku sendiri.
Aku tahu bahwa Gheisa tak salah, tapi aku sangat sedih. Lambat laun, ibu mengetahui perubahan sikapku. Akhirnya beliau mengajakku berbicara berdua. Ibu menanyakan mengapa sikapku begitu.
Dari sana aku menceritakan semuanya pada ibuku. Aku mencurahkan perasaanku selama ini dan menangis di depan ibuku. Mendengar itupun ibukku ikut sedih. Ibu mengatakan bahwa beliau sangat mencintaiku seperti apapun aku.
ADVERTISEMENT
Beliau juga berkata aku tidak perlu menjadi siapapun, karena setiap orang memiliki keistimewaannya masing-masing. Ibukku juga berujar bahwa aku harus menjadi diri sendiri dan melakukan apa yang aku sendiri inginkan, bukan orang lain.
Semenjak itupun aku berbaikkan dengan Geisha. Aku pun tidak peduli lagi apa kata orang. Selain itu aku juga mulai menemukan hobi baru, yaitu bermain basket. Aku pun mengikuti ekskul basket dari SMP hingga SMA.
Tanpa disangka grup basket di sekolahku selalu memenangkan pertandingan dan mendapatkan piala. Saat lulus SMA ibuku mendukungku untuk mendaftarkan diri menjadi atlit basket. Hingga akhirnya, kini aku berhasil menjadi atlit basket sukses yang terkenal.
ADVERTISEMENT
Itulah tadi 2 contoh novel sejarah pribadi dari TK sampai SMA yang bisa dijadikan referensi untuk menulis. Apabila ada di masa lalu yang terlupakan, tidak masalah untuk bertanya pada orang terdekat agar isi sejarah ceritanya runtut dan bagus. (SLM)