news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

2 Contoh Teori Konstruktivisme beserta Tujuannya dalam Pembelajaran

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
25 Oktober 2023 18:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh teori konstruktivisme beserta tujuannya dalam pembelajaran. Sumber: Pixabay/Sasint
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh teori konstruktivisme beserta tujuannya dalam pembelajaran. Sumber: Pixabay/Sasint
ADVERTISEMENT
Contoh teori konstruktivisme dapat ditemukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran dengan menggunakan teori ini sifatnya membangun peserta didik untuk bereksplorasi dengan media dan bahan ajar yang ada dan aktif menggali informasi sendiri.
ADVERTISEMENT
Teori ini juga menekankan pengajaran yang bersifat top down bukan bottom up. Artinya, peserta didik mumulai dengan masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menemukan keterampilan dasar yang dibutuhkan melalui bimbingan seorang guru.

Tujuan Teori Konstruktivisme

Ilustrasi tujuan teori konstruktivisme. Sumber: Pixabay/Akshayapatra
Dikutip dalam buku Teori Pembelajaran Bahasa Suatu Catatan Singkat, Andri Wicaksono dkk (2015:432) teori belajar konstruktivisme dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu sebagai makna dari yang telah dipelajari .
Sama halnya dengan teori yang telah muncul sampai saat ini, keberadaan teori konstruktivisme juga memiliki tujuan dalam pembelajaran. Adapun tujuannya, yaitu sebagai berikut.

1. Merangsang Berpikir Inovatif

Tujuan dari teori konstruktivisme secara tidak langsung, yakni bentuk upaya merangsang seseorang untuk berpikir inovatif dan kreatif. Berpikir inovatif memang tidak mudah, butuh waktu, dan juga proses yang cukup panjang.
ADVERTISEMENT
Inovasi sendiri akan lahir karena didukung oleh adanya ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki baik ilmu akademis dan non akademis. Orang-orang yang bisa menyatukan kedua ilmu ini mendorong dalam melahirkan pemikiran yang inovatif dan menarik.

2. Meningkatkan Pengetahuan

Ilmu pengetahuan, tidak selalu di dapatkan dibangku formal. Namun, juga bisa mendapatkannya di bangku non formal, seperti bermain, piknik, ataupun sedang berkebun di halaman rumah sekalipun, seseorang juga dapat menemukan ilmu pengetahuan baru.
Ilmu pengetahuan sendiri bisa didapatkan berdasarkan kepekaan seseorang terhadap lingkungan sekitar. Jadi, bisa tidaknya ilmu pengetahuan didapatkan bergantung dari kemampuan, keinginan, dan juga sensitivitas terhadap lingkungan.

3. Menemukan Berbagai Hal Baru

Teori konstruktivisme juga bertujuan untuk membantu dalam menemukan berbagai hal baru dalam bentuk apapun itu. Namun, teori ini tidak selalu menyuruh untuk mengikuti cara orang lain supaya bisa menemukan hal-hal baru.
ADVERTISEMENT
Hal baru dapat dilakukan dengan cara masing-masing tanpa perlu terpengaruh pada definisi orang yang ada di luar sana.

4. Membentuk Keahlian Sesuai dengan Kemampuan

Teori konstruktivisme juga bertujuan mengarahkan seseorang untuk bisa menemukan keahlian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Baik kemampuan yang tidak disadari maupun disadari atau kemampuan yang belum terasah dan yang sudah terasah.

5. Mendorong Untuk Berpikir Mandiri

Teori ini bertujuan mendorong seseorang untuk berpikir lebih mandiri dan out of the box. Setidaknya, orang yang paham betul mengenai esensi ilmu pengetahuan, akan menjadi lebih terbuka hatinya dan bisa berpikir lebih dewasa.
Untuk yang mempunyai kemampuan berpikir secara matang, maka pemikiran mandiri tidak sekadar dalam bentuk pikiran saja. Namun, juga bisa dilihat dari perilaku dan juga sikap dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Contoh Teori Konstruktivisme

Ilustrasi contoh teori konstruktivisme. Sumber: Pixabay/Klimkin
Ketika berbicara tentang contoh teori konstruktivisme dalam pembelajaran sekolah, sebenarnya ada banyak sekali contohnya, beberapa di antaranya, yaitu sebagai berikut.

Contoh 1

Seorang guru Biologi mengajak siswanya membuktikan apa benar buah tin salah satu buah spesial sampai disebutkan dalam Al-Quran? Para siswa pun diajak untuk mengambil mikroskop masing-masing. Agar bisa menemukan hasilnya. Maka ada dua sampel buah tin.
Konstruktivisme yang didapatkan, saat buah tin dilakukan uji coba menggunakan mikroskop. Para siswa melakukan pengecekan dengan hasil, sampel 1 dan sampel 2 tidak ditemukan sama sekali cacing. Pada sampel 2 hanya ditemukan spora jamur saja.
ADVERTISEMENT
Dari hasil teori belajar konstruktivisme di atas, para siswa bisa mengetahui bahwa buah tin memang buah yang spesial, karena dalam kondisi busuk sekalipun, buah tin tidak dimakan oleh cacing.

Contoh 2

Dalam menjelaskan materi nilai rata-rata Matematika. Pak Andre membuat suatu instruksi agar para peserta didik bisa mulai menerapkan teori belajar konstruktivisme di kelas dengan meminta peserta didik untuk mengikuti langkah berikut ini:
ADVERTISEMENT
Itu tadi contoh teori konstruktivisme beserta tujuannya dalam pembelajaran. Dengan adanya teori ini, menunjukkan bahwa pembelajaran lebih efektif dan tidak membesonkan serta memungkinkan anak untuk lebih semangat dalam belajar. (MRZ)