Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
3 Contoh Keputusan yang Dihasilkan Secara Demokratis di Sekolah
21 Oktober 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Proses pengambilan keputusan menjadi tindakan atau sikap yang penting untuk dipahami. Pasalnya proses pengambilan keputusan dilakukan melalui proses seleksi rasional dari beberapa alternatif yang telah dibuat sebelumnya.
Contoh Keputusan yang Dihasilkan Secara Demokratis di Sekolah dan Penjelasannya
Dikutip dari buku Teknik Pengambilan Keputusan oleh Dr. Rizki Amalia, S.STP, M.AP dan Citra Firmadhani S.IP, M.Tr.I.P (2022:1) keputusan diartikan sebagai hasil dari pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas.
Suatu keputusan haruslah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang sedang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Setiap keputusan hendaknya diusahakan agar pelaksanaannya tidak sampai menggunakan kekerasan.
Maka dari itu, pengambilan keputusan harus dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambahkan dengan beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
ADVERTISEMENT
Dalam mengambil keputusan secara berkelompok usahakan secara demokratis. Maksudnya proses pengambilan keputusan tersebut dilakukan dengan adil dan setara serta melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan.
Berikut ini beberapa contoh keputusan yang dihasilkan secara demokratis di sekolah beserta penjelasannya yang dapat menambah wawasan.
1. Pemilihan Ketua Kelas
Di lingkungan sekolah biasanya ketua kelas dipilih dengan melakukan pemungutan suara atau voting. Nantinya seluruh warga kelas dapat memilih ketua kelas sesuai dengan keinginan masingmasing.
2. Pemilihan Ketua OSIS
Sama seperti ketua kelas, ketua OSIS juga dipilih dengan cara melakukan pemungutan suara. Sebelum pelaksanaan voting, calon ketua OSIS akan diminta untuk tampil menyampaikan visi misi yang telah dibuatnya.
Seluruh warga sekolah dapat memilih calon ketua OSIS berdasarkan pilihannya setelah mendengarkan visi misi dari calon ketua OSIS tersebut. Tak heran, jika pemilihan ketua OSIS menjadi sarana untuk memperkenalkan politik dan demokrasi di sekolah. Sebab perancangan pemilihan ketua OSIS di desa layaknya pemilu.
ADVERTISEMENT
3. Pemungutan Suara dalam Menentukan Jadwal Piket Kelas
Dalam menentukan jadwal piket kelas seringkali dilakukan dengan pemungutan suara. Hal ini disebabkan karena anggapan beberapa siswa yang merasa jika dilakukan pemungutan suara, maka hasil keputusannya adil dan setara.
Setelah melakukan pemungutan suara, nantinya juga akan dilakukan pembagian tugas. Dengan adanya pembagian tugas dalam piket kelas, dapat membuat pekerjaan bersih-bersih kelas menjadi cepat selesai.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai contoh keputusan yang dihasilkan secara demokratis di sekolah. Pengamanan keputusan dengan cara ini biasanya dilakukan dengan adil dan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan. (NTA)