3 Mamalia yang Bertelur dan Penjelasannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mamalia yang bertelur. Sumber foto: pixabay/pen_ash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mamalia yang bertelur. Sumber foto: pixabay/pen_ash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mamalia merupakan kelompok makhluk hidup yang mempunyai kelenjar susu (mammae). Jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi mamalia berkantung, berplasenta, dan bertelur. Adapun contoh mamalia yang bertelur adalah platipus.
ADVERTISEMENT
Mamalia bertelur dikenal dengan istilah monotrema. Mamalia tersebut juga diidentifikasikan sebagai hewan homoiterm (darah panas) dengan kadar metabolis yang tinggi.

Mamalia yang Bertelur

Ilustrasi mamalia yang bertelur. Sumber foto: pixabay/pen_ash
Berdasarkan buku IPA terpadu SMP dan MTs jilid 3A untuk kelas IX Semester 1, Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah, M.Si, dkk, (2007:31), pada umumnya, mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya (vivipar). Meskipun demikian, ada binatang mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur.
Keunikan dari mamalia bertelur adalah tidak mempunyai puting susu. Lantaran kelenjar pada kulit monotrema dapat menghasilkan susu.
Di alam terdapat beberapa kelompok monotremata. Lebih lanjut, penjelasan mengenai 3 contoh hewan mamalia yang bertelur adalah sebagai berikut.

1. Platipus

Platipus (Ornithorynchus anatinus) termasuk monotrema yang bereproduksi dengan cara bertelur. Dalam hal ini, wilayah di dekat sungai biasanya digunakan oleh platipus betina untuk tempat bertelur, yaitu dengan cara membuat lubang galian.
ADVERTISEMENT
Pada satu siklus berkembang biak, hanya dua butir telur yang dapat dikeluarkan Ornithorynchus anatinus. Untuk masa inkubasi telurnya yaitu sekitar 10 hari.
Seperti kebanyakan mamalia bertelur lainnya, platipus menyusui melalui kulit. Pori- pori itulah yang akan dijilati oleh anak-anaknya karena dapat mengeluarkan kelenjar susu.

2. Ekidna Moncong

Ekidna moncong panjang termasuk satwa asli Indonesia yang berasal dari hutan Papua. Hewan ini dapat disebut Zaglossus attenboroughi atau Sir David Attenborough.
Ekidna memiliki cara perkembangbiakan yang berbeda dari binatang sejenisnya. Mengutip Buku Pertamaku: Hutan Hujan, Miles Kelly, (2023:42), ekidna moncong panjang merupakan mamalia unik karena berkembang biak dengan bertelur.
Dalam prosesnya, telur akan dikeluarkan oleh ekidna betina dengan kondisi berbulu dan memiliki cangkang lunak. Telur akan mengalami pembuahan selama 20 hari dan membutuhkan waktu sepuluh hari untuk menetas.
ADVERTISEMENT

3. Ekidna Paruh Panjang Timur

Ekidna paruh panjang timur atau Zaglossus bartoni adalah salah satu hewan yang hidup di Papua dan Papua Nugini. Jenis ini memiliki jumlah populasi yang hampir terancam punah.
Cara berkembang biak ekidna paruh panjang timur yaitu dengan bertelur. Diketahui bahwa masa reproduksi spesies Zaglossus bartoni adalah satu tahun sekali, yaitu dapat berlangsung pada bulan April maupun Mei.
Adanya beragam mamalia yang bertelur menjadi bukti kekayaan fauna yang dimiliki oleh alam. Sehingga informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya konservasi satwa. (Riyana)