Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot dalam Bahasa Indonesia
23 Agustus 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teks anekdot merupakan teks yang berisi cerita singkat yang mengandung unsur humor, menarik, serta memesankan. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk menulis teks ini adalah dengan mengikuti kaidah kebahasaan teks anekdot.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bahan Ajar Teks Anekdot, Yuli Amelia S (2022:14), teks anekdot mempunyai struktur lelucon, namun mengandung kebenaran di dalamnya. Jadi, kaidah penulisannya berupa adanya lelucon dan mengandung kebenaran tertentu.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Dalam bahasa Indonesia , penulisan teks anekdot disajikan dengan kelucuan serta peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi pembacanya. Perasaan konyol serta jengkel semacam itu adalah krisis yang ditanggapi dengan reaksi.
Reaksinya adalah berupa pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, tercapai dan gagal, puas serta prestasi. Berikut unsur kaidah kebahasaan teks anekdot yang dapat menjadi petunjuk penulisannya.
1. Jenis Kalimat
Jenis kalimat yang dipakai dalam menulis teks anekdot adalah memakai kalimat yang menyatakan masa lalu. Tak hanya itu, teks anekdot juga mengandung kalimat retoris, kalimat langsung, kalimat seru, serta kalimat perintah.
ADVERTISEMENT
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan untuk menulis teks anekdot ialah kiasan atau metafora. Kiasan ini dipakai untuk memperindah tulisan. Hiasan ini dipakai untuk memberikan makna tersirat.
Namun, ada pula penulis yang tak memakai kiasan dan hanya menggunakan bahasa spontan tanpa memikirkan keindahan tulisannya.
3. Majas
Terdapat beragam majas yang bisa dipakai dalam menulis teks anekdot, yaitu majas sinisme, ironi, serta sarkasme. Semua majas tersebut tergolong dalam majas sindiran. Majas ini membuat tiap teks anekdot memiliki tingkat sindiran yang berbeda-beda.
Terdapat teks anekdot yang mengandung sindiran halus, Ada pula yang memakai bahasa lugas, terbuka, kasar, dan negatif. Selain itu, ada juga majas yang menggunakan lebih kasar dari itu.
4. Konjungsi
Terdapat banyak konjungsi tertentu yang sering dipakai ketika menulis teks anekdot. Kata konjungsi tersebut adalah kata yang menyatakan hubungan waktu, contohnya lalu, selanjutnya, dan kemudian.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai kaidah kebahasaan teks anekdot. Intinya, teks anekdot merupakan teks yang ditulis dengan kalimat yang menyatakan masa lalu, kalimat retoris, mengandung metafora, terdapat majas sindiran, dan sebagainya. (SLM)