5 Amanat Tembang Pocung dalam Perjalanan Hidup Manusia

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
21 April 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi amanat tembang pocung, Photo by Reidika Haris on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi amanat tembang pocung, Photo by Reidika Haris on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam sastra bahasa Jawa ada materi ajar tentang tembang macapat yang diajarkan kepada siswa-siswa di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah lanjutan. Ada dua tembang yang diajarkan yaitu tembang pocung dan tembang pangkur. Apa contoh amanat tembang pocung dalam kehidupan suku Jawa di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Mengutip tulisan Wafa Aldawamy dalam buku Filsafat Ku (2020:102), Tembang Pucung adalah salah satu tembang macapat urutan yang terakhir. Tembang macapat, salah satu jenis karya sastra puisi bahasa Jawa yang penulisannya berdasarkan aturan tertentu, yang kemudian dinyanyikan atau dilagukan. Tembang macapat bermakna perjalanan manusia.

Contoh Amanat Tembang Pocung Pada Puisi Bahasa Jawa

Ilustrasi amanat tembang pocung, Photo by Yoyo Hins Itta on Unsplash
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanat adalah pesan, wejangan, gagasan, konsep atau keterangan. Terkait sastra, amanat adalah gagasan atau pesan yang mendasari karya sastra, yang ingin disampaikan pengarang atau penulisnya kepada pembaca dan pendengarnya.
Amanat tembang pocung bisa diartikan pesan dari puisi atau tembang macapat yang mengingatkan manusia pada kematian. Pocung menggambarkan perjalanan terakhir dari kehidupan manusia di dunia.
ADVERTISEMENT
Ciri khas dari tembang macapat adalah penggunaan rima dan gaya bahasa yang khas. Jika dimaknai, macapat berarti maca papat-papat atau membaca empat-empat. Dinyanyikan dengan perhentian napas pada setiap empat suku kata.
Masih dari buku Filsafat Ku, tembang pucung terdiri atas 4 baris dengan susunan I-12-u; II-6-a; III-8-I; IV-12-a.
Tembang pocung berwatak santai, penuh dengan sesuatu yang lucu. Karena itu, banyak tembang pocung digunakan untuk bermain tebak-tebakan.
Mengutip jurnal javanologi.uns.ac.id/tembangpocung, berikut ini contoh tembang pocung dengan susunan 12u, 6a, 81, 12a:
ADVERTISEMENT
Empat terakhir contoh amanat tembang pocung berdasarkan Serat Wedhatama karya Gusti Pangeran Adipati Arya Sri Mangkunegoro IV, Raja Surakarta.