Konten dari Pengguna

5 Bentuk Rekayasa Sosial yang Terjadi Selama Masa Pandemi Covid-19

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
20 Juni 2025 15:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
5 Bentuk Rekayasa Sosial yang Terjadi Selama Masa Pandemi Covid-19
Bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 antara lain PSBB, adanya pemberlakukan protokol kesehatan, hingga vaksinasi massal.
Ragam Info
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi covid-19 - Sumber: pixabay.com/educadormarcossv
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi covid-19 - Sumber: pixabay.com/educadormarcossv
ADVERTISEMENT
Bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pandemi menjadi momen yang mengubah cara manusia bekerja, berinteraksi, belajar, bahkan menjalankan tradisi budaya.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu singkat, masyarakat dipaksa beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru yang sebelumnya mungkin tak pernah terpikirkan. Semuanya dirancang untuk menjaga stabilitas dan keselamatan bersama.

Berbagai Bentuk Rekayasa Sosial yang Terjadi selama Masa Pandemi Covid-19

Ilustrasi bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi covid-19 - Sumber: pixabay.com/helenjank
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 adalah momen krisis kesehatan global. Selain itu juga menjadi pemicu berbagai perubahan signifikan dalam tatanan sosial masyarakat.
Salah satu dampak paling nyata yang bisa diamati adalah rekayasa sosial, yakni perubahan perilaku, kebijakan, dan kebiasaan masyarakat yang terjadi secara terstruktur. Perubahan yang diterapkan melalui arahan pemerintah maupun sebagai respons alami terhadap situasi darurat.
Rekayasa sosial selama pandemi berlangsung secara luas, cepat, dan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan. Berikut adalah berbagai bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT

1. Penerapan Social Distancing atau PSBB

Langkah awal yang diterapkan untuk menekan penyebaran virus adalah social distancing atau pembatasan jarak sosial. Masyarakat didorong untuk menjaga jarak fisik, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Berdasarkan buku Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia, (2020), di Indonesia, kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM, hingga larangan mudik merupakan contoh rekayasa sosial. Tujuannya adalah membatasi interaksi sosial dan ruang gerak masyarakat secara luas.

2. Pemberlakuan Protokol Kesehatan Ketat

Bentuk rekayasa sosial lainnya yang sangat terasa adalah penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah bersama lembaga kesehatan mengampanyekan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Kebiasaan sederhana seperti salaman diganti dengan salam nonkontak, penggunaan masker menjadi norma baru. Bahkan di tempat umum seperti pasar, sekolah, dan kantor diberlakukan pengukuran suhu dan penyediaan hand sanitizer.
ADVERTISEMENT

3. Vaksinasi Massal

Rekayasa sosial paling besar dalam bidang kesehatan selama pandemi adalah pelaksanaan vaksinasi massal. Pemerintah meluncurkan program vaksinasi nasional yang menyasar seluruh lapisan masyarakat, dari tenaga kesehatan hingga masyarakat umum.
Masyarakat yang sebelumnya belum terbiasa dengan vaksinasi rutin, mulai terbiasa dan memahami pentingnya kekebalan kelompok (herd immunity). Kegiatan ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, tenaga kesehatan, hingga relawan dalam skala nasional.

4. Perubahan Pola Kerja dan Pendidikan ke Sistem Daring

Pandemi mempercepat transformasi digital. Sistem kerja dan pendidikan beralih secara masif ke daring atau online. Istilah seperti Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Platform digital seperti Zoom, Google Meet, dan berbagai LMS (Learning Management System) menjadi alat utama beraktivitas. Masyarakat dipaksa beradaptasi dengan teknologi, bahkan bagi kelompok usia atau wilayah yang sebelumnya belum terjangkau digitalisasi.
ADVERTISEMENT

5. Pergeseran Pola Konsumsi dan Transaksi Keuangan

Aktivitas belanja dan transaksi keuangan bergeser ke ranah digital. E-commerce, dompet digital (e-wallet), dan layanan pesan antar makanan meningkat drastis. Ini menjadi bentuk rekayasa sosial yang mendorong adopsi teknologi di bidang ekonomi, sekaligus mengurangi kontak fisik demi alasan kesehatan.
Berbagai bentuk rekayasa sosial yang terjadi selama pandemi Covid-19 membuka peluang baru menuju tatanan sosial yang lebih adaptif. Banyak dari perubahan tersebut yang masih terasa hingga sekarang, dan menjadi bentuk kebiasaan baru masyarakat pascapandemi. (DNR)