Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Hewan Khas Pulau Sulawesi yang Wajib Diketahui
1 Maret 2024 18:09 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hewan khas pulau Sulawesi yang menarik untuk diketahui salah satunya adalah anoa atau disebut juga sebagai kerbau kenit. Anoa terbagi menjadi dua jenis yaitu anoa dataran rendah dan anoa dataran tinggi (anoa gunung) yang memiliki ciri berbeda.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan, setiap pulau yang ada di Indonesia memiliki jenis hewan (fauna) khas dengan keunikan dan ciri tertentu asli Indonesia, misalnya pulau Sulawesi.
Hewan Khas Pulau Sulawesi
Dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial Geofraafi untuk SMP dan MTS Kelas VIII oleh Sri hayati, dkk (2007:8) hewan khas juga dapat disebut dengan hewan endemis. Hewan endemis adalah jenis hewan yang hanya hidup di daerah tertentu saja. Hewan jenis ini tidak ditemukan di wilayah lainnya.
Banyak hewan khas yang dapat ditemui di berbagai pulau di Indonesia salah satunya pulau Sulawesi. Berikut contoh hewan khas pulau Sulawesi yang menarik untuk diketahui.
1. Anoa (Bubalus sp)
Anoa adalah hewan endemik pulau Sulawesi yang paling besar di antara satwa lainnya. Ada dua jenis anoa yaitu anoa daratan rendah dan anoa gunung. Bentuk anoa mirip dengan kerbau, sehingga anoa juga sering disebut dengan kerbau kenit.
ADVERTISEMENT
Anoa dataram rendah relatif lebih besar dari anoa gunung. Anoa dataran rendah memiliki berat 300 kg, tinggi pundak 80-100 cm, panjang badan 170-188 cm. Sedangkan anoa darata tinggi memiliki berat 150 kg, tinggi pundak 60-75 cm, panjang badan 122-153 cm.
2. Babi Rusa (Babyrousa celebensis)
Babi rusa memiliki ciri khas moncong dan taring panjang yang melengkung di dekat mulutnya dengan bentuk tubuh seperti babi pada umumnya. Taring ini mirip seperti gading gajah namun ukurannya lebih kecil dan rapuh. Sehingga tidak dapat digunakan bertarung.
Babirusa memiliki panjang tubuh 85-105 cm, tinggi 65-80 cm, dan berat sekitar 90-100 kg. Seperti babi, babirusa juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm. Kulit babirusa hampir tidak berbulu, kasar, dan berwarna keabu-abuan.
ADVERTISEMENT
Babirusa adalah hewan omnivora. Babi ini mengonsumsi daun, akar, buah, hewan invertebrata, dan hewan kecil vertebrata. Habitat babirusa adalah hutan hujan tropis dataran rendah.
3. Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
Burung maleo biasanya ditemukan hidup di hutan tropis dataran rendah di kawasan Sulawesi Tengah dan Gorontalo, utamanya di Taman Nasional Lore Lindu. Burung maleo memiliki tinggi kurang dari 60 cm dan panjang sekitar 55 cm.
Burung Maleo memiliki tonjolan di kepalanya dengan sebagian besar bulunya berwarna hitam. Burung ini memiliki ciri fisik khas yaitu kulit wajahnya bercorak kekuningan, mempunyai paruh jingga, dan bulu di bagian bawahnya berwarna merah muda keputihan.
Burung maleo berkembangbiak dengan cara bertelur, namun tidak suka mengerami telurnya. Kebiasaan ini membuat telur burung maleo rawan diserang dan dimangsa predator seperti biawak dan kadal.
ADVERTISEMENT
4. Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra)
Monyet hitam atau disebut juga dengan Yaki banyak ditemukan di dekat daerah perairan di hampir seluruh wilayah pulau Sulawesi. Ciri-cirinya adalah berambut hitam kecuali di bagian punggung dan selangkangannya, dan berwarna merah di bagian pantatnya.
Kepalanya berjambul, memiliki panjang tubuh antara 44,5-60 cm, dengan panjang ekor hampir setengah panjang tubuhnya yaitu kisaran 20 cm dan bobot tubuhnya yang berkisar 15 kg.
Makanan sehari-hari yaki yaitu berbagai bagian tumbuhan, seperti daun, pucuk daun, biji, bunga, umbi, dan buah. Aktivitas harian monyet hitam Sulawesi paling tinggi adalah istirahat ( 34,22%), diikuti makan (32,89%), pindah (24,89%), dan lain-lain (8%).
5. Kuskus Beruang Sulawesi (Ailurops ursinus)
Kuskus beruang Sulawesi banyak ditemukan hidup di hutan tropis dataran rendah, seperti di Kepulauan Butung, Kepulauan Muna, dan Kepulauan Peleng. Ekor kuskus sering digunakan untuk bergelantungan di pohon ketika hewan ini sedang mencari makanan.
ADVERTISEMENT
Kuskus beruang memiliki berat 7 kg dan tinggi sekitar 1,2 m (untuk ukuran dewasa). Kuskus memiliki bulu yang tebal dan bermacam warna seperti coklat, hitam dan putih serta cakar yang panjang dan tajam yang membantu kuskus saat bergerak di sekitar pepohonan.
Baca juga: 7 Jenis Hewan Primata Asli Nusantara
Dengan mengetahui hewan khas pulau Sulawesi melalui penjelasan di atas, semoga dapat menambah wawasan pembaca akan keragaman fauna yang dimiliki oleh Indonesia dan turut serta dalam melesatarikannya. (MRZ)