Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
6 Unsur Fisik Puisi beserta Contohnya yang Perlu Diketahui
4 Juni 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setiap bait puisi mempunyai kemampuan untuk menyampaikan pesan, perasaan, dan imajinasi penyair yang seolah-olah bernyawa. Oleh karena itu, penting untuk memahami unsur pembentuk puisi bagi siapa saja yang ingin menulisnya.
Mengenal Unsur Fisik Puisi dan Contohnya
Menurut Buku Seni Mengenal Puisi karya Agnes Pitaloka dan Melia Sundari (2020), puisi terbentuk atas dua unsur pokok, yakni fisik dan batin. Unsur fisik puisi adalah sarana yang digunakan penyair untuk mengungkapkan esensi puisi.
Sementara itu, unsur batin yaitu hakikat yang terdapat puisi itu sendiri. Unsur batin dalam puisi terdiri dari tema, rasa, nada, dan suasana puisi (tone), dan amanat.
Adapun unsur fisik dalam puisi meliputi diksi, imaji, majas, kata konkret, tipografi, dan rima. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai unsur-unsur tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam menciptakan puisi. Tujuannya yaitu untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran secara tepat. Maka dari itu, penyair perlu mempertimbangkan makna, rima, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi.
2. Imaji
Penyair menciptakan imaji dalam pikiran pembaca melalui penggunaan kata-kata yang merangsang panca indera. Imaji bertujuan untuk membuat pembaca seakan-akan mampu melihat, mendengar, dan merasakan apa yang pernah dialami penyair.
Sebagai contoh, dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar, terdapat imaji visual pada baris “Kuseret langkah menuju ke pintu-Mu”.
3. Majas
Majas mengacu pada penggunaan kata-kata kiasan untuk menyampaikan pesan. Penggunaan majas dalam puisi memberikan efek keindahan. Beberapa majas yang umum digunakan adalah metafora, personifikasi, dan hiperbola.
Misalnya, dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar, terdapat majas metafora pada baris “Aku ini binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang”.
ADVERTISEMENT
4. Kata Konkret
Sesuai dengan namanya, kata konkret merupakan kata-kata yang dapat ditangkap oleh panca indera sehingga menciptakan imaji. Penggunaan kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Kata konkret membantu penyair dalam menggambarkan situasi secara nyata, sehingga mempertegas pesan yang ingin disampaikan.
5. Tipografi
Tipografi merujuk pada penampilan visual puisi, termasuk panjang baris, penempatan kata, dan spasi. Penyair sering menggunakan tipografi untuk memperkuat makna puisi.
Contohnya, dalam puisi "Karawang-Bekasi" karya Chairil Anwar, penggunaan baris pendek dan jeda memberikan efek dramatis.
6. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi pada akhir kata dalam baris puisi yang memberikan kesan musikalitas.
Misalnya, dapat ditemukan dalam puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono pada baris "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: // Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu."
ADVERTISEMENT
Memahami enam unsur fisik puisi tidak hanya membantu dalam menciptakan karya sastra yang baik, tetapi juga memperkaya pengetahuan ketika membaca puisi. (ALF)
Baca juga: 2 Puisi Klasik Indonesia yang Terkenal