Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
7 Contoh Penalaran Induktif beserta Pengertiannya dalam Matematika
3 Agustus 2023 15:24 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penalaran ini memainkan peran penting dalam pengembangan dan penerapan matematika. Sebagai fakta, penemuan matematika ada pula yang berawal dari suatu penarikan kesimpulan dengan menerapkan panalaran induktif.
Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran merupakan terjemahan dari kata reasoning yang memiliki pengertian berupa proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir berupa penarikan kesimpulan yang bersifat umum (berlaku untuk semua/ banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang diperoleh kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Dikutip dari buku Sosok Guru Impartiality dan Pembelajaran Matematika Inovatif oleh Karman La Nani (2022:63) penalaran induktif adalah proses penalaran dalam memperoleh kesimpulan umum yang didasarkan pada data empiris.
ADVERTISEMENT
Contoh Penalaran Induktif dalam Matematika
Penalaran induktif bersifat a posteriori yaitu kasus yang dijadikan premis merupakan hasil pengamatan inderawi. Contoh penalaran induktif dalam matematika yaitu sebagai berikut:
Premis 1: Hewan membutuhkan makanan
Premis 2: Tumbuhan membutuhkan makanan
Premis 3: Manusia membutuhkan makanan
Kesimpulan: Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan
Premis 1: Sapi mempunyai mata
Premis 2: Perkutut mempunyai mata
Premis 3: Ular mempunyai mata
Kesimpulan: Setiap hewan mempunyai mata.
Premis 1 : Jumlah sudut-sudut segitiga ke-1 yaitu 180 derajat
Premis 2 : Jumlah sudut-sudut segitiga ke-2 yaitu 180 derajat
Premis 3 : Jumlah sudut-sudut segitiga ke-3 yaitu 180 derajat
Kesimpulan: Jadi jumlah sudut-sudut setiap segitiga sama dengan 180 derajat.
ADVERTISEMENT
Premis 1: Di puncak hawanya dingin
Premis 2: Di daerah Batu hawanya dingin
Premis 3: Di Kawasan Lembang hawanya juga dingin
Kesimpulan: Daerah yang letaknya tinggi (dataran tinggi) hawanya akan dingin.
Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n2
Bukti:
Harus dibuktikan S(n) = 1 + 3 + 5 + … + 2n-1 = n2
(1) untuk n = 1, benar bahwa S(1) = n2 = (12) = 1
(2) Andaikan benar untuk n = k, yaitu
S(k) = 1 + 3 + 5 + … + 2k-1 = k2, maka akan dibuktikan benar pula untuk n = k+1, yaitu
S(k+1) = 1+ 3 + 5 + …+ 2k-1 + 2(k+1) – 1 = (k + 1)2.
ADVERTISEMENT
Sehingga 1+ 3 + 5 + …+ 2k-1 + [2(k+1) – 1] = k2 + 2(k+1) – 1
= k2 + 2k+ 1
= (k + 1)2 (terbukti benar)
Jadi, S(n) benar untuk semua bilangan asli.
Buktikan bahwa 1 + 3 + 5 + 7 + … + (2n – 1) = n². Untuk n bilangan asli.
Misalkan P(n) = 1 + 3 + 5 + 7 + … + (2n – 1) = 2²
Langkah 1:
P(n) = 2n – 1 = n²
Untuk n = 1, maka:2(1) – 1 = 1²1=1
Jadi, pernyataan benar untuk n = 1
Langkah 2:
Akan dibuktikan implikasi P(k) benar → P(k+1) benarP(k) = 1 + 3 + 5 + 7 + …. + (2k -1) k²
ADVERTISEMENT
Untuk P(k + 1) berlaku:
= 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2(k+1) – 1)
= 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2k + 2 – 1)
= 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2k + 1) = k² + (2k+1)
= k² + 2k + 1
Ingat: (a+1)² = a² + 2a + 1
Maka= k² + 2k + 1 = (k + 1)²
Jadi, berdasarkan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa P(n) benar untuk n bilangan asli.
Buktikan untuk setiap n bilangan positif berlaku 1+2+3+…+n = 1/2 n(n+1)
ADVERTISEMENT
Jawaban:
Misalkan p(n) = 1 + 2 + 3 + …. + n = 1/2 n(n+1)
Jadi, dengan mengikuti rumus induksi matematika jawabannya adalah sebagai berikut.
Ditunjukkan bahwa p(n) benar untuk n = 1, karena p(1) adalah 1=1/2 1(1+1) = 1, maka p(1) benar.
Diasumsikan bahwa p(n) benar untuk n = k.
Dengan kata lain, pernyataan 1 + 2 + 3 + …. + k = 1/2k (k+1) bernilai benar.
Di dalam contoh penalaran induktif , dapat disimpulkan bahwa penalaran ini menggunakan kasus bersifat khusus yang nantinya dijabarkan menjadi hal yang bersifat umum melalui pembuktian. (MRZ)