Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
9 Contoh Baju Adat Pulau Jawa beserta Penjelasannya
29 Oktober 2023 15:15 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, khususnya Pulau Jawa memiliki beragam suku dengan kekhasan masing-masing salah satunya yaitu baju adat. Contoh baju adat Pulau Jawa yaitu baju pangsi yang berasal dari Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Baju adat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Baju adat di setiap daerah contohnya di Pulau Jawa memiliki nilai filosofis dan sejarah tersendiri. Pakaian adat Jawa identik dengan kebaya, kain beludru hingga kain batik.
Contoh Baju Adat Pulau Jawa
Pakaian adat di Indonesia sangat beragam yang memiliki nilai-nilai budaya yang tidak ternilai harganya. Pakaian adat biasanya digunakan pada waktu-waktu tertentu seperti upacara perkawainan, kematian, kegiatan ritual, atau pada waktu menerima tamu kehormatan.
Dikutip dalam buku Seri Cerdas Tangkas - IPS Kelas 4 Semester 1 oleh X Kanopi (2013:50) pakaian adat adalah busana khusus yang menonjolkan identitas khusus suatu daerah. Adapun contoh baju adat Pulau Jawa di antaranya yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Baju Pangsi
Baju pangsi adalah pakaian sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat kelas bawah. Masyarakat kelas bawah ini biasanya berprofesi sebagai buruh tani dan lainnya.
Laki-laki masyarakat biasa menggunakan baju pangsi dengan sarung sederhana dan celana komprang. Selain itu juga mengenakan aksesoris di kepala seperti logen yang diikat.
Untuk perempuannya, biasanya menggunakan sarung kebat yang dipakai sampai betis. Bisa juga dilengkapi dengan selendang yang diikat di pinggang.
2. Pakaian Bedahan
Pakaian bedahan dipakai untuk masyarakat kalangan menengah Jawa Barat. Dari bentuk pakaiannya agak sedikit mirip dengan pakaian beludru, jas untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. Namun, untuk motif dan bahan tentunya berbeda dengan pakaian bangsawan.
Pakaian bedahan terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan pakaian beludru. Untuk laki-laki pakaian bedahan ini digunakan dengan kain kebat yang dipakai seperti sarung disertai aksesoris untuk kepala yang disebut bengker.
ADVERTISEMENT
Untuk perempuan, kebaya yang digunakan bisa berwarna warni, termasuk warna-warna yang terang. Untuk bawahannya menggunakan kain kebat yang dipakai seperti rok panjang dengan model rambut biasa disanggul dan ditambah kain selendang.
3. Baju Pesa’an
Baju pesa’an merupakan pakaian khas Madura. Baju ini bisa digunakan untuk siapa saja, tanpa memandang status sosial yang mengenakannya. Pakaian ini bisa digunakan pada acara adat dan juga sehari-hari.
Baju pesa’an memiliki motif belang-belang dengan warna merah dan putih. Warna merah dan putih merupakan sikap tegas yang menjadi ciri khas dari sifat orang-orang Madura.
Baju pesa’an digunakan dengan baju luar berwarna hitam yang longgar dan juga celana gombrong berwarna senada. Baju yang longgar ini menandakan bahwa orang Madura sangat terbuka dan menghargai kebebasan.
ADVERTISEMENT
4. Kebaya Rancongan
Kebaya roncongan juga berasal dari Madura yang digunakan oleh perempuan. Kebaya ini memiliki model yang sederhana dan mengikuti tubuh perempuan yang mengenakannya.
Kebaya rancongan dikenakan bersama dengan sarung dengan motif lasem atau storjan, namun bisa juga menggunakan motif batik yang berasal dari Jawa Timur. Biasanya perempuan madura menggunakan perhiasan seperti kalung, gelang, dan sisir cucuk untuk aksesorisnya.
5. Baju Mantenan
Baju mantenan merupakan baju pengantin khas Jawa Timur. Baju ini memiliki ciri khas warna hitam disertai corak berwarna merah keemasan. Baju mantenan dilengkapi aksesoris seperti penutup kepala untuk mempelai pria dan bunga melati yang dikalungkan.
Untuk mempelai wanita biasanya menggunakan sanggul yang panjang hingga menjuntai sampai ke lengannya. selain itu, sabuk emas, kalung emas, dan selendang juga digunakan sebagai pelengkap untuk mempelai wanita.
ADVERTISEMENT
6. Baju Gothil dan Celana Kombor
Baju gothil adalah pakaian laki-laki Ponorogo, Jawa Timur. Baju gothil adalah baju yang sangat sederhana, berwarna hitam polos dan memiliki bentuk khas Ponorogo.
Baju gothil berbentuk longgar dan lengan yang longgar juga. Baju ini dikenakan dengan celana yang gombrong yang disebut dengan celana kombor atau komprang. Celana ini dibuat dengan longgar untuk memberi kesan kegagahan dari pemakainya.
7. Beskap dan Kebaya
Pakaian beskap dan kebaya berasal dari Jawa Tengah yang hadir dalam beberapa jenis yaitu beskap gaya Yogya yang merujuk keraton kesultanan, beskap gaya Solo yang terinspirasi budaya Keraton Kasunanan dan beskap landung.
Pada zaman dulu, pakaian kebaya ini hanya digunakan untuk keluarga penting atau bangsawan. Namun, saat ini kebaya sudah dikenakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Beskap untuk laki-laki bentuknya seperti jas dengan warna gelap polos dan memiliki warna yang sangat beragam. Untuk perempuan menggunakan kebaya berwarna hitam keemasan serta bawahannya berupa kain batik atau jarik dan rambut yang ditata konde.
8. Jawi Jangkep
Jawi jangkep adalah pakaian untuk laki-laki jawa. Pakaian ini digunakan pada acara resmi dan sehari-hari. Untuk acara resmi, jawi jangkep berupa beskap dengan bagian belakang lebih pendek dibandingkan bagian depan dan bawahan berupa kain jarik.
Kain jarik yang digunakan memiliki motif batik khas Jawa Tengah. Selain itu, penggunaan jawi jangkep juga disertai dengan penutup kepala blangkon, stagen, keris yang disematkan di belakang punggung, ikat pinggang, dan alas kaki yang berbentuk selop
9. Kanigaran
Kanigaran adalah pakaian yang diperuntukkan untuk kalangan bangsawan atau keluarga keraton. Pakaian kanigaran ini terbuat dari beludru dan berwarna hitam. Kanigaran saat ini biasa digunakan untuk acara pernikahan adat Jawa.
ADVERTISEMENT
Dari ulasan contoh baju adat Pulau Jawa di atas dapat disimpulkan bahwa pakaian adat Pulau Jawa memiliki kemiripan di setiap daerahnya, baik itu Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur. (MRZ)