9 Fungsi Administrasi Pendidikan beserta Pengertiannya

Ilustrasi fungsi administrasi pendidikan beserta pengertiannya. Sumber: Pixabay/StockSnap

Fungsi administrasi pendidikan salah satunya, yaitu fungsi perencanaan. Perencanaan merupakan sarat mutlak bagi kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan, maka suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Selain terdapat fungsi perencanaan, dalam administrasi pendidikan juga terdapat fungsi lain, yaitu pengarahan, pelaporan, pengawasan, dan lain sebagainya. Administrasi pendidikan adalah bentuk upaya untuk mengintegrasikan kegiatan serta program yang ada.

Pengertian Administrasi Pendidikan

Ilustrasi pengertian administrasi pendidikan. Sumber: Pixabay/cloudhoreca

Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual, dan material yang bersangkut paut dengan tercapainya tujuan pendidikan.

Dikutip buku Administrasi Pendidikan, Endang Switri, M.Pd.I (2022:40), administrasi pendidikan merupkan suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan, dan pembiayaan.

Kegiatan ini juga menggunakan atau memanfaatkan failitas yang tersedia, baik personel, materil maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Fungsi Administrasi Pendidikan

Ilustrasi fungsi adminidtrasi pendidikan. Sumber: Pixabay/5317367

Dalam buku Administrasi Pendidikan, Dr. Juli Yani, M.Hum, dan Fitri Endang Srimulat, M.Pd ( 2023:26-16), fungsi administrasi pendidikan dapat dirangkum dari beberapa pendapat para ahli yang meliputi sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dan juga merupakan persiapan dalam kegiatan administrasi. Fungsi ini juga dianggap sebagai syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga baik perorangan maupun kelompok.

Perencanaan berkaitan dengan konsep masa depan, masalah-masalah yang membutuhkan imajinasi dan pilihan, pemikiran disengaja dengan melihat masa lampau, dan dicapai melalui rancangan. Dalam perencanaan meliputi beberapa tahapan, yaitu:

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan dan pembentukan hubungan kerja agar terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah diciptakan atau disusun.

Kelestarian suatu organisasi akan lebih terjamin apabila kerja sama yang terdapat di dalam pelaksanaan fungsi pengorganisasian (organizing) pada organisasi tersebut berjalan secara efektif dan efisien.

3. Penggerakkan (Actuating)

Pemimpin sesuai dengan kemampuannya menggerakkan baik tenaga pendidik, kependidikan, maupun penunjang dalam organisasi yang menangani pendidikan. Para manajer malalui perintah yang diberikan akan mengarahkan anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Pembagian pekerjaan sesuai bidang-bidang yang ada mengarahkan pengembangan kemampuan kerja khusus dari para anggota organisasi. Sehingga dapat memusatkan pikiran pada tugas-tugas tertentu yang bertujuan meningkakan poduktivitas dan efisiensi.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan menuntut kepada para atasan untuk menggunakan kewenangannya dalam rangka menjamin bahwa tindakan pekerja sesuai dengan tujuan dan aturan organisasi.

Di bidang pendidikan, pengawas merupakan individu atau personil pendidikan yang bertugas untuk menguji memeriksa, memverifikasi, dan memeriksa ulang segala aktivitas kependidikan dengan segala fasilitas penunjangnya.

5. Penyusun Pegawai (Staffing)

Seperti fungsi-fungsi lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Tetapi sedikit berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegitan.

Kegiatan yang dimaksud, yaitu kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian.

Aktivitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, dan membimbing SDM dengan menggunakan berbagai pendekatan atau seni pembinaan.

6. Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, bimbingan serta pertimbangan terhadap para personil pendidikan yang terlibat, baik yang berada dalam jabatan struktural ataupun fungsional.

Pengarahan dilakukan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar dan tidak menyimpang dari garis program yang telah ditetapkan.

7. Pengkoordinasian (Coordinating)

Pengkoordinasian adalah segenap kegiatan yang ditujukan untuk menghubungkan berbagai bagian-bagian pekerjaan dalam suatu organisasi.

Dengan adanya pengkoordinasian, maka dapat dihindari kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi, persaingan yang tidak sehat, dan kesimpangsiuran informasi yang dapat membingungkan para pegawai.

Pengkoordinasian dalam suatu organisasi, termasuk dalam organisasi pendidikan, dapat dilakukan melalui berbagai cara di antaranya seperti:

8. Pelaporan (Reporting)

Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanaan hingga pengawasan. Bahkan pemberian umpan balik tidak memiliki arti jika tidak dicatat secara baik. Fungsi pelaporan biasanya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatausahaan.

Fungsi pelaporan biasanya disertai oleh fungsi pencatatan akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efisien. Pelaporan berkaitan dengan pemberian informasi kepada atasan, sehingga dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja.

9. Pendanaan atau Anggaran (Budgeting)

Pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dibuat dalam suatu organisasi diperlukan pendanaan. Sehingga, organisasi sudah harus menetapkan dari mana sumber keuangannya, akan dipergunakan untuk kegiatan apa saja, bagaimana pengalokasian dan perhitungannya.

Perhitungan terhadap berbagai biaya yang dikeluarkan, dilakukan agar segala pengeluaran tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh para pengelola organisasi terkait.

Baca juga: 4 Fungsi Administrasi Keuangan beserta Jenis Administrasi Lainnya

Itu tadi 9 fungsi administrasi pendidikan beserta pengertian. Jika fungsi ini tersendat, maka manajemen lembaga pendidikan akan tumbang. Sehingga hasil peserta didik juga akan berantakan karena disebabkan kurang maksimalnya ilmu yang telah diberikan. (MRZ)