Konten dari Pengguna

Bagaimana Kurangnya Penyuluhan dan Pelatihan Bisa Meningkatkan Kecelakan Kerja?

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
14 Mei 2025 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Foto hanya lustrasi. Sumber foto: Unsplash/Kelly
zoom-in-whitePerbesar
Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Foto hanya lustrasi. Sumber foto: Unsplash/Kelly
ADVERTISEMENT
Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja? Kurangnya penyuluhan dan pelatihan K3 merupakan salah satu faktor utama meningkatnya risiko kecelakaan di lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lebih dari 160.000 kasus kecelakaan kerja pada tahun 2024. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh minimnya pelatihan, pengawasan yang lemah, dan rendahnya kesadaran.

Bagaimana Kurangnya Penyuluhan dan Pelatihan yang Memadai Dapat Meningkatkan Risiko Kecelakan Kerja?

Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Foto hanya lustrasi. Sumber foto: Unsplash/Campaign
Dikutip dari buku Pengantar K3, Nannyk dkk (2025), dalam era Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia. Bidang bekerja di institusi maupun lokasi proyek.
Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja? Ketika pekerja tidak dibekali pelatihan yang memadai, ia cenderung tidak memahami prosedur kerja yang aman.
Para pekerja jga tidak mengetahui penggunaan alat pelindung diri (APD), serta cara mengenali dan menghindari potensi bahaya. Hal ini dapat menyebabkan tindakan tidak aman.
ADVERTISEMENT
Mulai dari mengoperasikan mesin tanpa prosedur yang benar atau mengabaikan protokol keselamatan, yang berujung pada kecelakaan kerja. Kurangnya pelatihan juga berdampak pada kesiapan pekerja dalam menghadapi situasi darurat.
Tanpa pemahaman yang cukup, ia mungkin tidak tahu langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau insiden lainnya. Sehingga memperparah dampak dari kejadian tersebut.
Penyuluhan dan pelatihan K3 yang berkelanjutan sangat penting untuk membentuk budaya keselamatan di tempat kerja. Melalui pelatihan yang efektif, pekerja dapat memahami pentingnya keselamatan dan mengenali potensi bahaya.
Para pekerja juga akan mampu menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Hal ini tidak hanya melindungi keselamatan individu, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya akibat kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan perlu menginvestasikan sumber daya dalam program pelatihan K3 yang komprehensif. Termasuk sesi praktis, simulasi, dan evaluasi berkala.
Selain itu, melibatkan pekerja dalam proses identifikasi risiko dan pengembangan prosedur keselamatan dapat meningkatkan keterlibatan dan kepatuhan terhadap standar K3.
Kurangnya penyuluhan dan pelatihan K3 meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif, perusahaan harus menjadikan pelatihan keselamatan sebagai prioritas utama.
Itulah jawaban atas pertanyaan, "Bagaimana kurangnya penyuluhan dan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja?" Keselamatan pekerja akan terjamin, serta keberlanjutan dan reputasi perusahaan dapat terjaga. (Msr)