Konten dari Pengguna

Bagaimana Penggunaan Bahasa Tubuh Saat Menyampaikan Pidato? Ini Penjelasannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
22 Mei 2025 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bagaimana Penggunaan Bahasa Tubuh Saat Menyampaikan Pidato? Sumber: Pexels/Diva Plavalaguna
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bagaimana Penggunaan Bahasa Tubuh Saat Menyampaikan Pidato? Sumber: Pexels/Diva Plavalaguna
ADVERTISEMENT
Pidato merupakan salah satu hal yang sering ditemui dan dilakukan di depan umum oleh beberapa orang. Salah satu hal yang diperhatikan saat berpidato adalah bahasa tubuh yang digunakan. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa tubuh saat menyampaikan pidato.
ADVERTISEMENT
Bahasa tubuh adalah bentuk komunikasi nonverbal yang menggunakan gerakan fisik, ekspresi wajah, postur tubuh, gerakan mata, dan gestur tangan untuk menyampaikan pesan, perasaan, atau sikap tanpa kata-kata. Komunikasi ini mencakup berbagai elemen, seperti isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, ataupun sentuhan.

Ketahui Bagaimana Penggunaan Bahasa Tubuh saat Menyampaikan Pidato

Ilustrasi Bagaimana Penggunaan Bahasa Tubuh Saat Menyampaikan Pidato? Sumber: Pexels/Pavel Danilyuk
Mengutip Buku Saku Pintar Bahasa Indonesia SD Kelas 4, 5 & 6, M. Irsan (2010:174), pidato adalah salah satu bentuk cara penyampaian pikiran secara lisan yang ditujukan kepada orang banyak. Lalu, bagaimana penggunaan bahasa tubuh saat menyampaikan pidato?
Penggunaan bahasa tubuh yang efektif saat menyampaikan pidato sangat penting untuk memperkuat pesan, membangun koneksi dengan audiens, dan meningkatkan percaya diri pembicara. Berikut ini beberapa panduan yang dapat diperhatikan saat menyampaikan pidato.
ADVERTISEMENT

1. Postur Tubuh Tegap dan Terbuka

Postur tubuh yang tegap mencerminkan kepercayaan diri dan kesiapan. Saat berdiri di depan audiens, jaga punggung tetap lurus, bahu rileks, dan dagu sejajar dengan lantai.
Hindari menyilangkan tangan atau membungkuk karena dapat memberi kesan tertutup dan kurang percaya diri. Postur terbuka memberi kesan positif dan membangun kesan profesional.

2. Kontak Mata yang Merata

Kontak mata membantu menciptakan kedekatan dengan audiens. Lakukan pandangan ke berbagai arah ruangan secara bergiliran agar tercipta kesan komunikasi dua arah.
Hindari menatap satu titik saja atau terlalu sering melihat catatan. Kontak mata yang merata menciptakan interaksi yang hangat dan meyakinkan.

3. Ekspresi Wajah yang Sesuai

Ekspresi wajah harus mencerminkan emosi dari isi pidato. Saat membahas topik serius, gunakan ekspresi tenang dan penuh perhatian.
ADVERTISEMENT
Untuk bagian yang ringan atau humoris, senyuman atau ekspresi ceria dapat menambah daya tarik. Ekspresi yang konsisten dengan isi pidato meningkatkan pemahaman dan keterlibatan audiens.

4. Gerakan Tangan yang Terkontrol

Gerakan tangan digunakan untuk menegaskan poin-poin penting. Gunakan gerakan seperti menunjuk, membuka telapak tangan, atau menandai jumlah untuk memperjelas pesan. Hindari gestur yang terlalu cepat atau tanpa arah karena dapat mengganggu perhatian. Gerakan yang alami memperkuat kejelasan pesan.

5. Gerakan Tubuh yang Dinamis

Pergerakan di atas panggung membantu menciptakan dinamika. Melangkah maju saat menekankan poin penting atau berpindah sisi untuk menjangkau audiens yang berbeda dapat meningkatkan keterlibatan.
Hindari mondar-mandir tanpa tujuan, karena menciptakan kesan tidak fokus. Gerakan yang terarah menambah energi dalam penyampaian.

6. Penggunaan Suara yang Variatif

Intonasi, volume, dan tempo bicara yang bervariasi membantu menekankan bagian penting dalam pidato. Suara yang monoton berisiko menurunkan perhatian audiens. Naikkan intonasi saat menyampaikan ajakan, perlambat bicara saat menjelaskan hal penting, dan berikan jeda untuk memberi waktu mencerna informasi.
ADVERTISEMENT

7. Atur Pernapasan untuk Menjaga Ketenangan

Pernapasan yang stabil menjaga ritme dan ketenangan selama berbicara. Tarikan napas dalam secara berkala membantu mengurangi ketegangan. Jeda pernapasan juga menjadi waktu untuk berpikir atau menekankan makna, sehingga pidato terasa lebih terstruktur dan meyakinkan.
Dengan memahami dan menerapkan bagaimana penggunaan bahasa tubuh saat menyampaikan pidato yang tepat, dapat meningkatkan kualitas pidato dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens. Latihan yang konsisten akan membantu dalam mengembangkan keterampilan public speaking. (BAI)