Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Bolehkah Tidur Saat Itikaf? Umat Islam Wajib Tahu Penjelasannya
23 Maret 2025 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bolehkah tidur saat itikaf? Iktikaf adalah praktik berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt., terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Selama iktikaf, seorang muslim menghabiskan waktu untuk beribadah. Misalnya, salat, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa.
Bolehkah Tidur Saat Itikaf? Ini Penjelasannya
Tidur adalah kebutuhan alami manusia untuk memulihkan energi dan menjaga kesehatan. Namun, bolehkah tidur saat itikaf?
Dikutip dari buku Rahasia Menjadi Anak Saleh, Yoli (2019: 14), iktikaf adalah rangkaian ibadah di masjid. Dalam konteks iktikaf, tidur tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga dianggap sebagai bagian dari ibadah jika disertai niat yang benar.
Rasulullah saw sendiri, ketika melakukan iktikaf juga tidur di masjid. Hal ini menunjukkan bahwa tidur saat iktikaf bukanlah hal yang terlarang. Namun, penting untuk menyeimbangkan waktu tidur dengan aktivitas ibadah.
Tujuan utama iktikaf adalah meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah Swt. Oleh karena itu, peserta iktikaf sebaiknya mengatur waktu tidur sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kesempatan untuk beribadah.
ADVERTISEMENT
Misalnya, tidur setelah salat Isya dan bangun sebelum salat Tahajud, sehingga tetap dapat melaksanakan ibadah malam dengan khusyuk. Selain itu, menjaga niat saat tidur juga penting.
Jika seseorang tidur dengan niat untuk memulihkan energi agar dapat beribadah dengan lebih baik setelah bangun, maka tidurnya dianggap sebagai ibadah.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, "Segala sesuatu tergantung pada niatnya." Dengan niat yang benar, aktivitas yang tampaknya biasa seperti tidur dapat bernilai ibadah. Namun, perlu dihindari tidur berlebihan.
Tidur yang berlebihan ini dapat mengurangi waktu untuk beribadah. Tidur yang berlebihan dapat membuat seseorang kehilangan momen-momen berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Terutama pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan yang diyakini memiliki keutamaan khusus. Dalam praktiknya, setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting bagi peserta iktikaf untuk mengenali kebutuhan tubuhnya dan mengatur jadwal tidur yang seimbang. Dengan demikian, seseorang dapat menjaga kesehatan fisik sekaligus memaksimalkan waktu untuk beribadah.
Bolehkah tidur saat itikaf dalam Islam? Tidur saat iktikaf diperbolehkan dan dapat dianggap sebagai bagian dari ibadah jika disertai niat yang benar dan tidak berlebihan. (Msr)