Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Cara Museum Beradaptasi di Era Digital agar Tetap Menarik bagi Generasi Muda
22 April 2025 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Museum adalah salah satu tempat seseorang bisa belajar tentang sejarah, seni, hingga budaya. Sayangnya, kini berkunjung ke museum jadi aktivitas yang jarang dilakukan. Lantas, bagaimana cara museum beradaptasi di era digital agar tetap menarik bagi generasi muda?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan ini memang sering kali muncul di benak para pengurus museum. Pasalnya, kini eksistensi mereka semakin tergeserkan dengan banyaknya tempat hits dan instagramable yang dirasa lebih menarik.
Bagaimana Cara Museum Beradaptasi di Era Digital agar Tetap Menarik bagi Generasi Muda?
Mengutip dari buku Menyelisik Museum Istana Kepresidenan Jakarta, Kukuh Pamuji (2020:15), pengertian museum di Indonesia tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa museum adalah lembaga tempat menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana cara museum beradaptasi di era digital agar tetap menarik bagi generasi muda? Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Penggunaan Teknologi Interaktif (AR/VR)
AR dan VR bisa menjadi solusi untuk menghidupkan koleksi museum. Contohnya, seperti Museum Nasional Indonesia yang menggunakan AR untuk menampilkan cerita di balik artefak. Sedangkan teknologi VR memungkinkan pengunjung "berjalan" di situs bersejarah.
Teknologi seperti inilah yang akan membuat pengalaman edukasi jadi lebih imersif dan menyenangkan bagi generasi muda.
2. Virtual Tour dan Koleksi Digital
Saat ini sudah banyak museum di dunia yang menyediakan tur virtual melalui platform Google Arts & Culture. Contohnya, seperti Museum Louvre dan British Museum.
Fitur ini memungkinkan anak muda menjelajahi museum dari rumah. Tidak hanya itu saja, digitalisasi koleksi dalam bentuk gambar resolusi tinggi atau 3D juga memudahkan akses pembelajaran tanpa batas waktu dan lokasi.
ADVERTISEMENT
3. Kolaborasi dengan Platform Digital dan Komunitas
Terakhir, pengelola museum bisa melakukan kemitraan dengan startup teknologi, game developer, atau komunitas kreatif agar bisa memperluas audiens. Contohnya, seperti pameran kolaboratif dengan seniman digital atau integrasi koleksi museum ke dalam game populer.
Itu dia ulasan singkat tentang bagaimana cara museum beradaptasi di era digital agar tetap menarik bagi generasi muda. (Anne)