Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cerita Hikayat Raja-Raja Pasai dan Nilai-nilai yang Terkandung di Dalamnya
28 Oktober 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Naskah teks hikayat tersebut ditulis dalam bahasa Melayu. Adanya hikayat ini dapat dijadikan bukti siapa saja tokoh-tokoh yang pernah menjadi raja pada Kerajaan Pasai.
Pengertian Hikayat
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan.
Dikutip dari buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA Rangkuman Bahasa Indonesia SMA MA SBMPTN oleh Tomi Rianto (2019:31) teks hikayat merupakan salah satu karya sastra lama berbentuk prosa yang didalamnya mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan, atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian, ataupun kepahlawanannya.
Cerita hikayat ini hampir sama halnya dengan sebuah cerita sejarah. Namun, di dalamnya membuat cerita yang tidak masuk akal dan mengandung unsur keajaiban.
ADVERTISEMENT
Ringkasan Cerita Hikayat Raja-Raja Pasai
Pada dasarnya Hikayat Raja -Raja Pasai ditulis dalam bahasa Melayu Malaka berhuruf Jawi (Arab Melayu). Hikayat ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tahun 1250 sampai 1350 Masehi.
Awal mula hikayat ini ada dua orang Raja bernama Ahmad dan Muhammad. Keduanya menjalin persahabatan. Suatu ketika, kedua sahabat tersebut berpisah. Raja Muhammad bertemu dengan seorang putri dengan nama Putri Betung.
Sementara itu, Raja Ahmad bertemu dengan orang tua di sebuah surau. Orang tua tersebut memberikan Raja seorang anak laki-laki yang diasuh oleh seekor gajah.
Anak tersebut kemudian diberi nama Merah Gajah. Seiring berjalannya waktu, Merah Gajah telah dewasa. Ia kemudian dinikahkan dengan Putri Betung.
ADVERTISEMENT
Dari pernikahan keduanya, Merah Gajah dan Putri Betung mendapatkan dua putra yang diberi nama Merah Silu dan Merah Hasun.
Suatu ketika, Merah Silu mimpi bertemu Nabi Muhammad yang kemudian mengislamkannya. Dalam mimpinya, Nabi memberikan nama kepada Merah Silu, yaitu Malik al-Saleh.
Nabi juga berpesan kepadanya bahwa dalam masa 40 hari akan datang sebuah kapal dari Mekah. Selang 40 hari sejak mimpi tersebut mendatangi Merah Silu, ada sebuah kapal berlabuh di pelabuhan Samudera. Kapal tersebut dari Mekah dan membawa seorang ulama bernama Syeikh Ismail.
Syeikh Ismail kemudian mengislamkan Merah Silu dan seluruh rakyat Samudera. Merah Silu akhirnya merubah namanya menjadi Malik al-Saleh menikah dengan Putri Ganggang Sari. Putri Ganggang Sari merupakan seorang putri dari Kerajaan Perlak.
ADVERTISEMENT
Pasangan Malik al-Saleh dan Putri Ganggang Saridan memiliki putra bernama Malikul Thahir. Setelah menikah, Malikul Thahir memiliki dua putra yang bernama Malik al-Mahmud dan Malik al-Mansyur. Merah Silu dan keturunannya inilah yang pada akhirnya menjadi Raja di Kerajaan Pasai.
Nilai-Nilai Hikayat Raja-Raja Pasai
Dalam hikayat Raja-Raja Pasai terdapat beberapa nilai yang dapai diambil di antaranya:
Demikianlah ringkasan cerita Hikayat Raja Raja Pasai dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi pembaca. (NTA)
ADVERTISEMENT