Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Faktor Penyebab Mass Wasting, Pengertian dan Upaya Pencegahannya
2 Februari 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mass Wasting merujuk pada peristiwa gerakan massa batuan, tanah, lumpur, atau material lapisan lainnya akibat pengaruh gravitasi. Umumnya, peristiwa ini terjadi di daratan maupun di lautan, terutama di lereng benua.
ADVERTISEMENT
Dalam geografi, peristiwa mass wasting dipandang sebagai fenomena alam. Fenomena ini kerap terjadi di Indonesia, sehingga sering mendapatkan perhatu khusus dari masyarakat maupun pemerintah.
Pengertian Mass Wasting
Salah satu peristiwa alam yang lumrah terjadi di kehidupan manusia adalah mass wasting. Mengutip dari buku Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta, Hartono (hal 71), pengertian mass wasting adalah proses perpindahan massa batuan dari tanah dalam volumenya besar karena pengaruh gravitasi.
Setiap zat di bumi akan terpengaruh oleh gaya gravitasi, maka dari itu peristiwa mass wasting dinamakan sebagai transfer gravitasi. Biasanya, fenomena alam tersebut kerap dijumpai di daerah lereng pegunungan. Proses terjadinya pun bisa secara cepat maupun lambat.
Faktor Penyebab Mass Wasting
Fenomena alam mass wasting sering dikenal dengan sebutan gerakan tanah. Peristiwa ini tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal. Berikut adalah beberapa penyebab mass wasting yang dapat diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Air
Dalam proses mass wasting, air memegang peranan sebagai pembantu. Pada batuan yang banyak mengandung air, gerakan massa batuan akan lebih cepat daripada pada batuan yang kering.
Maka dari itu, air pada peristiwa ini hanya menambah besar gerakan serta menambah beban untuk mempermudah gerakan.
2. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng menjadi salah satu faktor pemicu mass wasting. Semakin curam lereng maka akan semakin besar pula mass wasting.
Dengan demikian, memperbesar energi angkut aliran permukaan tanah dan jumlah partikel tanah yang terpencik oleh tumbuhan butir-butir hujan ke bagian bawah lereng akan semakin besar.
3. Gravitasi
Semakin besar derajat kemiringan lereng maka gaya gravitasi yang ditimbulkan merupakan semakin besar. Hal ini memperbesar potensi untuk timbulnya mass wasting.
ADVERTISEMENT
4. Curah Hujan
Tingginya intensitas curah hujan akan mendorong limpasan material beserta air dari lereng gunung semakin besar.
5. Gempa Bumi
Gempa bumi dengan intensitas getaran yang cukup keras bisa memicu material turun dan longsor ke tanah. Peristiwa mass wasting ini bisa menimbulkan kerusakan atau bahkan memakan korban jiwa.
6. Aktivitas Vulkanik
Gunung api yang meletus akan menyemburkan magma yang sangat panas. Magma yang turun bawah akan menyatu dengan tanah. Bersatunya magma dan tanah tersebut akan membentuk mass wasting.
7. Erosi
Peristiwa erosi bisa menjadi faktor penyebab mass wasting. Erosi bisa disebabkan karena pelapukan batuan. Terkikisnya batuan atau bahan lain yang berukuran besar menjadi lebih kecil bisa terjadi secara fisik, kimia, maupun biologis.
Jika pelapukan ini terjadi secara terus-menerus bisa mengakibatkan batuan kecil meluncur menuruni lereng bersamaan dengan air mengalir.
ADVERTISEMENT
8. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, sistem drainase yang kurang, dan kegiatan industri dan kegiatan konstruksi dapat memperbesar peristiwa mass wasting. Sebab, kegiatan manusia tersebut mengakibatkan perubahan kondisi vegetasi di sekitar lereng pegunungan.
Upaya Pencegahan Mass Wasting dalam Kehidupan Sehari-hari
Perpindahan massa atau puing-puing dan hancuran batuan secara besar-besaran ke bawah lereng dapat berdampak pada lingkungan maupun makhluk hidup. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pencegahan terhadap bencana alam tersebut.
Adapun upaya pencegahan mass wasting bisa dilakukan sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa faktor penyebab mass wasting. Terjadinya peristiwa ini tentu berdampak pada makhluk hidup dan lingkungan.(NTA)