Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Hakikat Pembelajaran IPA di SD yang Penting untuk Diketahui
7 Juli 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu hakikat pembelajaran IPA di SD adalah mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Ketahui hakikat lainnya di sini. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) memiliki peran penting dalam membentuk dasar pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran ini juga meningkatkan pemahaman siswa tentang dunia sekitar. Pendidikan IPA bukan hanya tentang menghafal fakta, tetapi juga tentang memahami konsep dasar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan menumbuhkan rasa ingin tahu.
Hakikat Pembelajaran IPA di SD
Dengan memahami hakikat pembelajaran IPA di SD, guru dapat merancang dan melaksanakan strategi pengajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran IPA yang baik tidak hanya menghasilkan pengetahuan.
Dikutip dari buku Pembelajaran IPA, Asih dkk (2022: 28), keterampilan dan sikap positif terhadap sains akan bermanfaat sepanjang hidup siswa. Berikut penjelasannya.
1. Mengembangkan Pemahaman Konsep Dasar
Pembelajaran IPA di SD fokus pada pengenalan konsep dasar seperti sifat-sifat benda, energi, makhluk hidup, dan lingkungan. Konsep-konsep ini menjadi landasan untuk pemahaman yang lebih mendalam di jenjang pendidikan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
2. Mendorong Keterampilan Berpikir Kritis
Pembelajaran IPA di SD juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Siswa diajak untuk mengamati, mengajukan pertanyaan, melakukan eksperimen sederhana, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ada.
3. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu adalah salah satu pendorong utama dalam pembelajaran IPA. Dengan menggali rasa ingin tahu alami anak-anak, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan.
Melalui eksperimen dan eksplorasi, siswa didorong untuk mencari tahu lebih banyak tentang dunia di sekitar. Pada gilirannya hal ini dapat memperkuat minat siswa terhadap sains dan teknologi.
4. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran IPA di SD harus bersifat kontekstual, artinya terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan mengaitkan konsep-konsep IPA dengan pengalaman nyata yang dialami siswa.
Para siswa akan lebih mudah memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Misalnya, mengajarkan tentang energi melalui kegiatan sehari-hari seperti memasak atau menggunakan alat listrik di rumah.
ADVERTISEMENT
5. Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif
Pembelajaran IPA yang efektif di SD melibatkan siswa dalam kegiatan aktif dan kolaboratif. Melalui kerja kelompok dan diskusi, siswa dapat berbagi ide, belajar dari satu sama lain, dan mengembangkan keterampilan sosial.
Metode pembelajaran ini juga memfasilitasi pengembangan keterampilan komunikasi. Pembelajaran ini juga mengajarkan kerjasama yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan karir di masa depan.
6. Penggunaan Media dan Teknologi
Penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran IPA dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif. Video, simulasi, dan alat peraga digital dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang kompleks dengan lebih mudah.
7. Evaluasi Berbasis Proses
Evaluasi dalam pembelajaran IPA di SD sebaiknya tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar. Guru perlu mengamati dan menilai bagaimana siswa mengamati, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, dan menarik kesimpulan.
ADVERTISEMENT
Evaluasi berbasis proses ini membantu guru memahami kemajuan siswa secara lebih menyeluruh. Serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perbaikan.
Demikianlah hakikat pembelajaran IPA di SD yang perlu diketahui oleh pendidik atau peserta didik. (Msr)