Hipospadia: Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
1 September 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hipospadia. Sumber: Pixabay/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipospadia. Sumber: Pixabay/Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hipospadia adalah kondisi saluran kencing pada bayi laki-laki yang tidak berada pada posisi normalnya. Hipospadia berasal dari istilah Yunani yaitu hipo yang artinya di bawah dan spadon artinya celah.
ADVERTISEMENT
Hipospadia merupakan anomali kongenital pada laki-laki yang sering terjadi. Kongenital adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh adanya kegagalan dalam pembentukan organ saat fase organogenesis di trimester pertama kehamilan.

Gejala Hipospadia

Ilustrasi gejala hipospadia. Sumber: Pixabay/Smpratt90
Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Dikutip dalam buku Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah oleh Noordiati, SST., MPH. (2019:123) penderita yang mengalami hipospadia akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Akibat ciri-ciri di atas, bayi dengan hipospadia akan mengalami gejala seperti di bawah ini:
ADVERTISEMENT

Penyebab Hipospadia

Ilustrasi penyebab hipospadia. Sumber: Pixabay/Rmt
Dikutip dalam buku Asuhan Neonatus Dan Bayi Baru Lahir Dengan Kelainan Bawaan oleh Diaz Capriani Randa Kusuma, Ika Fitria Elmeida, Reni Nofita, dkk (2022:143) hipospadia berhubungan dengan kondisi keturunan yang diestimasikan mempengaruhi 57-77% kejadian hipospadia.
Meski penyebab hipospadia belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko bayi mengalami hipospadia. Beberapa faktor risiko hipospadia adalah:
ADVERTISEMENT

Cara Menangani Hipospadia

Ilustrasi cara menangani hipospadia. Sumber: Pixabay/Sasint
Penanganan medis yang diperlukan penderita hipospadia berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan yang dialami. Jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, tidak membutuhkan penanganan secara khusus.
Tetapi, jika lubang kencing berada jauh dari posisi normal, operasi perlu dilakukan. Operasi pemindahan uretra bertujuan untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang seharusnya.
Selain itu pada kasus penis yang melengkung ke bawah, operasi juga harus dilakukan untuk memperbaiki kelengkungan penis ke bentuk yang normal.
Pasien yang melewati proses operasi akan menggunakan kateter di penisnya sebagai saluran buatan dari plastik untuk membantu mengalirkan urin. Biasanya dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah operasi.
ADVERTISEMENT
Saat yang paling ideal untuk melakukan operasi adalah ketika anak berusia 6 bulan hingga 1,5 tahun. Operasi bisa dilangsungkan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat keparahannya.
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan yang terjadi pada bayi laki-laki. Kenali gejala dan penyebabnya. Jika terdapat gejala seperti uraian di atas, bawa segera ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. (MRZ)